Haurgeulis, Indramayu
Haurgeulis adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Haurgeulis | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Indramayu | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Drs.H. Prawoto | ||||
Populasi | |||||
• Total | 93,509 jiwa (sensus penduduk tahun 2.010)[1] jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 32.12.01 | ||||
Kode BPS | 3212010 | ||||
Luas | 56,05 km² | ||||
Kepadatan | 1.661 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 10 desa/kelurahan | ||||
|
Kecamatan ini berada di ujung barat wilayah kabupaten Indramayu, berbatasan langsung dengan Kabupaten Subang melalui Sungai Cipunagara, dan juga dilalui jalur kereta api. Haurgeulis juga terkenal sebagai kota akses utama menuju Pondok Pesantren Ma'had Al-Zaytun, yang merupakan ponpes terbesar di Asia Tenggara.
Saat ini, Haurgeulis terbagi menjadi 10 desa. Sebelumnya, kecamatan ini memiliki 16 desa. Namun pada tahun 2002, 6 desa (Baleraja, Bantarwaru, Gantar, Mekarjaya, Sanca dan Situraja) memisahkan diri dan dimekarkan menjadi kecamatan Gantar (berdasarkan ketentuan Perda Kabupaten Indramayu No. 19 tahun 2002 tentang Penataan dan Pembentukan Lembaga Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu). Desa-desa yang ada di kecamatan Haurgeulis yaitu Cipancuh, Haurgeulis, Haurkolot, Karangtumaritis, Kertanegara, Mekarjati, Sidadadi, Sukajati, Sumbermulya dan Wanakaya.
Sejarah
Nama Haurgeulis berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Sunda, yaitu Haur dan Geulis. Haur berarti bambu, sedangkan geulis berarti cantik. Jadi, nama Haurgeulis mempunyai arti Bambu Cantik atau Pring Ayu dalam bahasa Jawa. Hali ini konon dikarenakan wilayah kecamatan ini pada masa lampau banyak ditumbuhi oleh tumbuhan-tumbuhan bambu yang mempunyai bentuk unik dan mempunyai manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.
Pada masa perawalan abad ke-16, wilayah Haurgeulis (termasuk Gantar, Anjatan, Sukra, serta sebagian Kandanghaur dan Terisi) termasuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedang Larang[2]. Sempat terjadi polemik antara penguasa Indramayu dengan penguasa Sumedang mengenai status wilayah ini.
Menurut legenda, penguasa Indramayu (lewat Nyi Endang Dharma) menyiapkan strategi khusus untuk bisa mendapatkan hak kekuasaan wilayah tersebut dari Kerajaan Sumedang Larang. Nyi Endang Dharma (yang konon awalnya adalah seorang lelaki sakti) mengubah wujud aslinya menjadi seorang wanita yang cantik jelita. Kecantikannya membuat penguasa Sumedang saat itu, Pangeran Aria Soeriadiwangsa I dari Ratu Harisbaya (istri kedua Prabu Geusan Ulun Adji Putih), jatuh cinta dan berniat menikahi Nyi Endang Dharma. Prabu Geusan tak mengetahui bahwa wanita cantik tersebut sebenarnya adalah musuhnya. Nyi Endang Dharma pun menerima tawaran dari Pangeran Aria Soeriadiwangsa, namun dengan ketentuan Sang Pangeran mau memberikan untuknya wilayah yang kelak akan dijadikan tempat tinggalnya. Tanpa berpikir panjang, Prabu Geusan yang sudah terjebak oleh kelicikan Nyi Endang Dharma, langsung mengabulkan permintaannya demi cintanya.
Namun setelah Prabu Geusan mengikrarkan janjinya, tiba-tiba ia pun sadar bahwa Nyi Endang yang dicintainya adalah musuh besarnya dari pesisir utara. Semua wilayah yang ia berikan tadipun lenyap dan jatuh ke tangan Indramayu. Wilayah itulah yang kini menjadi daerah Haurgeulis (termasuk Gantar, Anjatan, Sukra, serta sebagian Kandanghaur dan Terisi).
Letak Geografis
Haurgeulis merupakan kecamatan yang berada di ujung barat kabupaten Indramayu. Kecamatan ini tidak berada pada Jalur Pantura. Adapun batas-batas wilayah Haurgeulis adalah :
- Sebelah Utara : Kecamatan Anjatan
- Sebelah Timur : Kecamatan Kroya
- Sebelah Selatan : Kecamatan Gantar
- Sebelah Barat : Kecamatan Compreng dan Cipunagara (Kabupaten Subang)
Wilayah kecamatan Haurgeulis sebagian besar adalah area persawahan. Area persawahan terluas terletak di desa Sumbermulya, Cipancuh dan Kertanegara, yang mana sabelah barat dari ketiga desa tersebut adalah hamparan sawah yang membentang hingga ke wilayah perbatasan kabupaten Subang.
Demografi
Kecamatan Haurgeulis merupakan salah satu kecamatan yang memiliki karakteristik / kultur masyarakat yang heterogen. Letak geografisnya yang strategis membawa pengaruh pada pola hidup keseharian masyarakatnya. Suku Jawa masih merupakan golongan yang dominan di Haurgeulis, diikuti Sunda, Cina, Minang dan Arab. Sebagian besar dari orang-orang Cina, Arab dan Minang adalah orang-orang pendatang dan perantauan yang membuka usaha di Haurgeulis.
Bahasa yang digunakan di Haurgeulis sebagian besar adalah bahasa Jawa. Namun, tak semua bahasa Jawa yang ada di Haurgeulis memiliki dialek yang sama. Ada 3 dialek Jawa yang digunakan di Haurgeulis, yakni dialek Dermayon, dialek Cirebon dan dialek Tegal. Masyarakat di desa Kertanegara, Karangtumaritis dan Wanakaya sebagian besar menggunakan dialek Cirebonan. Dialek Tegalan biasa dipakai oleh masyarakat di desa Sidadadi, Sumbermulya, blok Cipedang Bunder (desa Mekarjati), Lebak (desa Sukajati) dan sebagian wilayah timur desa Haurgeulis. Sementara dialek Dermayon digunakan oleh penduduk di desa Cipancuh, Mekarjati, Haurgeulis, Sukajati dan sebagian Sumbermulya.
Bahasa Sunda sendiri juga termasuk bahasa yang masih sering digunakan oleh masyarakat. Hal ini normal karena meskipun termasuk dalam wilayah Indramayu (yang notabene adalah Jawa), Haurgeulis pada awalnya adalah wilayah kekuasaan dari Sumedang. Bahasa Sunda yang digunakan di Haurgeulis umumnya adalah bahasa Sunda kasar. Wilayah yang penduduknya menggunakan bahasa Sunda antara lain desa Haurkolot, Cipancuh (blok Sumur Bandung / Karanganyar), Mekarjati (blok Babakan Jati II, III), Kertanegara (blok 18, 19, 22), Wanakaya (blok Maja) dan Karangtumaritis (blok Karang Sambung).
Sementara sebagian kecil lagi dari masyarakat adalah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu yang digunakan. Wilayah yang menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari adalah daerah sekitar desa Haurgeulis (blok Pasar dan Babakan Negla) dan Sukajati (blok Masjid Al-Hanan, Warung Jambu dan sebagian Manggungan)
Mata pencaharian masyarakat Haurgeulis sebagian besar adalah berniaga (berdagang) dan bertani, diikuti sebagai karyawan pertokoan dan instansi serta wiraswasta. Intensitas perdagangan di Haurgeulis meruapakan salah satu yang terbesar di Kabupaten Indramayu, bersama Jatibarang.
Galeria
-
Masjid Al Furqon
-
Papan nama kantor kecamatan
-
Kantor Camat Haurgeulis
-
Jl. Alun-Alun Timur
Kelurahan/desa
- Cipancuh
- Haurgeulis
- Haurkolot
- Karangtumaritis
- Kertanegara
- Mekarjati
- Sidadadi
- Sukajati
- Sumbermulya
- Wanakaya
Referensi