Kategori:Rintisan umum
Wikipedia:Kereta Api Solo-Wonogiri
Kereta Api Solo Wonogiri
Kereta Api Bengawan Wonogiri sering disebut kereta Feeder. Kereta Feeder adalah satu-satunya pemakai jalur antara Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri. Setiap harinya kereta ini hanya membawa 2 gerbong, karena jumlah penumpang yang sangat minim. Jalur kereta api Solo-Wonogiri melintasi jalan protokol Jl. Slamet Riyadi, Solo. Setiap hari kereta ini melayani penumpang yang berangkat dari Stasiun Purwosari. Jam keberangkatan kereta ini tidak tetap karena harus menunggu kereta api Senja Bengawan dari Jakarta. Biasanya kereta Feeder berangkat dari Stasiun Purwosari antara pukul 08.00-09.30. Laju kecepatan kereta ini juga dibatasi. Ketika berada di dalam kota antara Stasiun Purwosari sampai Stasiun Solo Kota batas maksimum adalah 20 km/jam. Ketika sudah keluar dari Stasiun Solo Kota kecepatan mulai dinaikkan, tetapi kecepatan kereta ini tidak bisa diharapkan sampai 60 km/jam karena rel yang digunakan bukan rel jenis 40 (yang digunakan di jalur Jakarta-Surabaya. Kereta feeder ini sering kecelakaan. Banyak penyebab kecelakaan ini karena kurangnya disiplin lalu lintas. Banyak kendaraan yang meremehkan kereta ini yang berakhir dengan tabrakan. Pada tahun 2006 terjadi 2 kali kecelakaan kereta. Pertama terjadi di dekat Solo Grand Mall. Sebuah mobil ingin mendahului kereta ini yang sedang berjalan, kemudian yang kedua di dekat Polwil Surakarta. Kereta Feeder berhenti di Stasiun Purwosari, Stasiun Solo Kota, Stasiun Sukoharjo, Stasiun Pasar Nguter-Sukoharjo, dan Stasiun Wonogiri.
Pada mulanya kereta ini sempat eksis ketika melayani rute dari Stasiun Purwosari hingga Baturetno. Namun jalur rel kereta api dari Wonogiri hingga Baturetno dibongkar karena jalur tersebut digunakan untuk pembangunan Waduk Gajah Mungkur. Pada pertengahan tahun 2006 sempat ada konsep untuk mengaktifkan kembali jalur kereta ini, dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan dalam kota Solo. Dalam konsep tersebut digagas pengadaan gerbong KRD yang dapat melayani transportasi umum dalam kota yang semakin padat. Jalur ini hingga saat ini masih terhubung dengan Jalur rel kereta api Jakarta-Surabaya yang juga melintasi Stasiun Purwosari. Bila kita naik kereta api seperti Prambanan Ekspres tujuan Jogja-Solo, ketika berangkat dari Stasiun Purwosari menuju Stasiun Solo Balapan, di sebelah kanan akan terlihat jalur rel yang menuju Wonogiri.
Sempat dalam perjalanan waktu, jalur kereta ini mendapat keluhan dari pengguna jalan yang merasa kurang nyaman dengan keberadaan jalur kereta api dalam kota. Ketidaknyamanan pengguna jalan diantaranya ketika melintas di perlintasan "rel bengkong" (Rel membelok ke kanan) ketika musim hujan banyak pengguna sepeda motor ketika melintas tidak mematuhi cara atau aturan yang ada sehingga terjatuh ketika melintasi rel. Korban dari rel membelok ke kanan ini sudah tidak bisa dihitung lagi. Beberapa kali ada pihak-pihak yang ingin mengupayakan agar rel dalam kota yang ini ditimbun alias ditutup. Namun dengan adanya penolakan keberadaan kereta dalam kota ini semakin membuat jalur kereta dalam kota Solo ini semakin eksis. Keberadaan rel kereta api yang melintas di jalan raya utama di Indonesia mungkin hanya Solo saja yang memiliki jalur tersebut. Semakin padatnya arus lalu lintas di jalan raya, dalam masa mendatang jalur kereta api dalam kota maupun luar kota sangat dibutuhkan. --Lili soc 03:49, 13 Januari 2007 (UTC)
Subkategori
62 subkategori di kategori ini ditampilkan berikut ini. Terdapat 62 subkategori seluruhnya dalam kategori ini.
2
- Rintisan umum Februari 2015 (kosong)
- Rintisan umum Mei 2019 (kosong)
- Rintisan umum Januari 2020 (kosong)
- Rintisan umum Februari 2020 (kosong)
- Rintisan umum Maret 2020 (kosong)
- Rintisan umum April 2020 (kosong)
- Rintisan umum Mei 2020 (kosong)
- Rintisan umum Juni 2020 (9 H)
- Rintisan umum Juli 2020 (4 H)
- Rintisan umum Agustus 2020 (kosong)
- Rintisan umum September 2020 (kosong)
- Rintisan umum Oktober 2020 (kosong)
- Rintisan umum November 2020 (kosong)
- Rintisan umum Desember 2020 (kosong)
- Rintisan umum Januari 2021 (kosong)
- Rintisan umum Maret 2021 (8 H)
- Rintisan umum April 2021 (3 H)
- Rintisan umum Mei 2021 (11 H)
- Rintisan umum Juni 2021 (4 H)
- Rintisan umum Juli 2021 (5 H)
- Rintisan umum Agustus 2021 (13 H)
- Rintisan umum Oktober 2021 (kosong)
- Rintisan umum November 2021 (kosong)
- Rintisan umum Januari 2022 (10 H)
- Rintisan umum Maret 2022 (6 H)
- Rintisan umum April 2022 (kosong)
- Rintisan umum Mei 2022 (1 H)
- Rintisan umum Juni 2022 (4 H)
- Rintisan umum Juli 2022 (3 H)
- Rintisan umum Oktober 2022 (11 H)
- Rintisan umum November 2022 (41 H)
- Rintisan umum Desember 2022 (253 H)
- Rintisan umum Januari 2023 (511 H)
- Rintisan umum Februari 2023 (593 H)
- Rintisan umum Maret 2023 (52 H)
- Rintisan umum April 2023 (10 H)
- Rintisan umum Mei 2023 (21 H)
- Rintisan umum Juni 2023 (34 H)
- Rintisan umum Juli 2023 (63 H)
- Rintisan umum Agustus 2023 (45 H)
- Rintisan umum September 2023 (42 H)
- Rintisan umum Oktober 2023 (28 H)
- Rintisan umum November 2023 (172 H)
- Rintisan umum Desember 2023 (132 H)
- Rintisan umum Januari 2024 (47 H)
- Rintisan umum Februari 2024 (29 H)
- Rintisan umum Maret 2024 (36 H)
- Rintisan umum April 2024 (81 H)
- Rintisan umum Mei 2024 (65 H)
- Rintisan umum Juni 2024 (38 H)
- Rintisan umum Juli 2024 (47 H)
- Rintisan umum Agustus 2024 (65 H)
- Rintisan umum September 2024 (48 H)
- Rintisan umum Oktober 2024 (94 H)
- Rintisan umum November 2024 (15 H)
- Rintisan umum Desember 2024 (kosong)