U-Boot
U-Boot (dalam bahasa Inggris disebut sebagai U-boat) singkatan dari Unterseeboot adalah sebutan dari kapal selam Jerman yang menjadi lawan mematikan bagi kapal-kapal sekutu selama Perang Dunia I dan II. Pada PD II tercatat pertempuran laut antara U-Boot melawan kapal-kapal sekutu banyak terjadi di Samudera Atlantik.
Dalam bahasa Jerman sendiri, istilah U-Boot berlaku pada semua kapal selam militer, tidak terbatas pada kapal selam militer Jerman saja. Untuk kapal selam non-militer istilah Tauchboot yang digunakan.
Perang Dunia Pertama
Aksi U-Boot yang terkenal pada perang dunia pertama adalah aksi penyerangan terhadap kapal RMS Lusitania oleh kapal selam U-20 pada tahun 1915 yang menewaskan 1198 orang[1], 123 sampai 128 orang di antaranya merupakan warga negara Amerika, sehingga Amerika memutuskan untuk ikut berperang di pihak sekutu.
Setelah perang dunia pertama di bawah Perjanjian Versailles, angkatan laut Jerman dibatasi. Di masa ini, terutama di Belanda dan Inggris, teknologi kapal selam mengalami kemajuan yang pesat.
Perang Dunia Kedua
Pada awal perang dunia kedua, kapal selam Jerman meraih keberhasilan yang besar walaupun kapal selam yang ada hanya berjumlah 53 unit dengan keterbatasan teknis dan logistik. Keberhasilan ini menyakinkan Hitler yang semula skpetis untuk menyetujui program pembangunan kapal selam yang lebih kuat. Panglima teertinggi armada kapal selam AL Jerman (Kriegsmarine) Admiral Karl Donitz. Kenapa Jerman pada waktu meletusnya PDII hanya memiliki 53 unit. Kesalahan tak sepenuhnya ada di Kregsmarine, karena program pembangunan kekuatan bawah permukaan Nazi dilakukan menurut "buku putih" rencana pengembangan armada yg mengasumsikan konflik senjata berskala besar tak akan terjadi sampai pertengahan 1940, kenyataannya pemimpin tertinggi Nazi Adolf Hitler terlalu cepat menabuh genderang perang. Total U-Boot yg dibuat selama perang dunia kedua adalah 1.100 unit, sekitar 16 type. Dari jumlah itu 458 unit tenggelam dalm pertempuran di Samudra Atlantik. Korban kapal tenggelam di pihak sekutu akibat serangan u-boot di seluruh penjuru dunia mencapai lebih dari 10 juta ton. Berdasar pengalaman pada perang dunia pertama, kapal selam dirancang untuk penyerangan malam di atas permukaan dan masih dilengkapai dengan baterei berkapasitas rendah menyebabkan kapal selam tidak dapat melaju dengan cukup cepat di bawah permukaan air. U-Boot Tipe XXI adalah kapal selam pertama yang dirancang untuk melaju lebih cepat di bawah permukaan air daripada di atas permukaan dan, dengan snorkel serta kemampuan untuk melaju dengan sunyi (Schleichfahrt), dapat menyelam lebih lama.
U-Boot mencapai masa kejayaannya antara tahun 1939-1942 dengan menenggelamkan banyak sekali kapal sekutu sehingga angkatan laut Inggris sempat diambang kekalahan pada tahun 1942. Baru setelah ditemukannya radar dan dipecahkannya kode Enigma oleh para ilmuwan sekutu, U-Boot mengalami kemunduran bahkan terbalik dari pemburu bawah laut menjadi yang diburu oleh pesawat anti kapal selam dan kapal perang sekutu. Hampir seluruh U-Boot akhirnya berhasil dikirim ke dasar laut oleh sekutu pada akhir Perang Dunia II.
Komandan U-Boot yang melegenda selama Perang Dunia II
Dianggap sebagai komandan U-Boot paling sukses dengan menenggelamkan 47 kapal milik sekutu dengan total tonase 274.333 ton dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun (September 1939- Maret 1941). Sepanjang kariernya Kretschmer memimpin tiga kapal selam U-Boot, yaitu U-35, U-23, dan U-99. Dijuluki „Otto den Schweigsamen“ atau Silent Otto (karena kepiawaiannya menjalankan U-Boot nyaris tanpa suara) dan mendapat medali khusus Ritterkreuz zum Eisernen Kreuz mit Eichenlaub und Schwertern dari Kriegsmarine.
Otto Kretschmer meninggal dunia pada tanggal 5 Agustus 1998 karena kecelakaan kapal saat merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-50.
Dalam 17 Operasi selama 609 hari di laut dengan U 9, U 138, U 43 dan U 181 menenggelamkan 47 kapal dengan tonase bobot mati 225.755. Bersama Albrecht Brandi menjadi komandan U-Boot yang dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwertern und Brillanten.
Dengan U-Boot 47 nya (U-47), sukses menenggelamkan kapal perang Inggris HMS Royal Oak di pangkalan Scapa Flow pada tanggal 14 Oktober 1939. Hasil ini dianggap sangat brilian karena berhasil menerobos masuk ke dermaga yang sangat dijaga ketat oleh Angkatan Laut Inggris, kemudian kembali dengan selamat ke Jerman. Dilaporkan Hitler sendiri yang menyematkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada Günther Prien. Total ia telah menenggelamkan lebih dari 30 kapal milik sekutu dengan total tonase sekitar 200.000.
U-47 dinyatakan hilang pada tanggal 7 Maret 1941 dan sampai dengan hari ini, tidak penjelasan yang rinci tentang apa yang terjadi pada U-47 beserta 45 orang awaknya.
Total 34 kapal dengan tonase bobot mati 200.000 yang berhasil ditenggelamkan. Mendapatkan penganugerahan Ritterkreuz zum Eisernen Kreuz mit Eichenlaub und Schwertern.
Dianugrahi penghargaan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, adalah kapten U-100. Selama perang menenggelamkan 37 kapal sekutu dgn bobot lebih dari 130.000 ton, sayang keberuntungan kurang berpihak padanya. Pada pertengahan Maret 1941 di wilayah perairan islandia dua destroyer AL lnggris HMS Vanoc dan HMS Walker berhasil memaksa muncul U-100 ke permukaan, dan entah sengaja atau tidak HMS Vanoc menabrak U-100 menyebabkan sang Kapitänleutnant yg berada di anjungan terjepit dan tenggelam bersama U-100.
Catatan kaki
- ^ Robert Ballard, Exploring the Lusitania. Angka ini dikutip, kemungkinan untuk memasukkan dalam hitugan mata-mata Jerman yang ditahan di dek bawah. Cunard Steamship Company mengumumkan angka resmi korban jiwa sebanyak 1.195 orang pada 11 Maret 1916.
Rujukan
- The Nazi's War Machines, Majalah Angkasa Edisi Januari 2006
- P.K Ojong, Perang Eropa Jilid I, Gramedia Pustaka Utama