Flora, dari bahasa Latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam jenis tanaman atau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan nama geografis. Misalnya, nabatah Jawa, nabatah Asia atau nabatah Australia.

Nabatah

Untuk hewan hal ini disebut fauna/alam hewan. Alam tumbuhan dan hewan berarti semua khazanah kehidupan tanpa mikroba.

Persebaran Flora di Dunia

Pada tahun 1889, Clinton Hart Merriam, seorang peneliti biologi alam berpendapat bahwa tipe tumbuhan pada suatu daerah di pengaruhi oleh suhu. Kemudian dapat dibuktikan adanya faktor kelembaban ternyata lebih berperan daripada faktor suhu. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman besar. Sebaliknya, semakin kita bergerak ke daerah dengan curah hujan rendah tumbuhan akan didominasi oleh tumbuhan kecil, padang rumput dan akhirnya kaktus atau tanaman padang pasir. Komunitas flora secara umum di dunia dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

Setiap jenis komunitas tumbuhan tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa jenis komunitas. Berikut ini adalah macam-macam komunitas organisme tumbuhan berdasarkan perubahan naik garis lintang (yang berarti pola penurunan suhunya) dalam pembagian zona menurut suhu.

Di daerah hutan basah tropika terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan, yang mungkin berbeda dengan yang lain. Hutan-hutan basah tropika di seluruh dunia mempunyai persamaan. Sepanjang tahun hutan cukup mendapatkan air dan keadaan alamnya memungkinkan terjaginya pertumbuhan yang lama sehingga komunitas hutan tersebut kompleks. Misalnya, terdapat di daerah tropika dan subtropika yang ada di Indonesia, daerah Australia bagian utara, Papua, Afrika Tengah dan Amerika Tengah. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 meter dengan cabang-cabangnya yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung yang mengakibatkan hutan menjadi gelap. Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutantersebut secara langsung. Kelembaban selalu tinggi dan tetap dengan rata-rata 25°C. Pada hutan bawah tropika selain pepohonan yang tinggi, terdapat tumbuhan yang khas yaitu liana dan epifit. Rotan adalah jenis liana, sedangkan anggrek adalah jenis epifit.[1]

Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta adanya musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan penyesuaian yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
  • Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.
  • Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di hutan gugur, jarak antara pohon-pohonnya tidak terlalu padat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10-20 spesies.[2]

Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika. Curah hujan pada umumnya antara 250-500 mm per tahun. Hujan yang tidak teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti yang terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai 3 meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses. Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Contohnya adalah rumput buffalo grasses dan rumput grama. Padang rumput terdiri dari beberapa macam seperti berikut:

  • Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujan rendah. Jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil
  • Praire (padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang bengan musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di bandingkan dengan rumput tundra.
  • Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
  • Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban rendah.[3]

Daerah gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput. Keadaan alam dari padang rumput kearah gurun biasanya makin jauh makin gersang. Curah hujan rendah yaitu sekitar 250 mm per tahun atau kurang. Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan terjadi penguapan tinggi sehingga suhu siang hari sangat panas. Pada musim panas, suhu dapat lebih dari 40°C. Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar. Tumbuhan yang dapat hidup menahun di gurun adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan air dan penguapan yang cepat. Pada umumnya, tumbuhan tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun. Tumbuhan tersebut berakar panjang sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon. Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga dan berbuah dengan cepat. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari saja setelah hujan, tetapi sempat menghasilkan biji untuk berkembang lagi pada musim berikutnya.[4]

Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutama pohon picia, alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara (Siberia Utara, Rusia, Amerika Tengah dan utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.[5]

Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan kebanyakan di daerah lingkungan kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang dan gelap dan musim panas yang panjang dan serta terang terus menerus. Daerah tundra di kutub dapat ini dapat mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23½°LU/LS. Di daerah ini tidak ada pohon yang tinggi, kalau ada pohon maka pohon itu terlihat pendek seperti semak. Di daerah tundra ini banyak terdapat lumut terutama sphagnum dan lichens (lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek sehingga pada musim pertumbuhan, pemandangannya sangat indah. Tumbuhan di daerah ini dapat beradaptasi terhadap keadaan yang dingin sehingga akan tetap hidup meskipun dalam keadaan beku.[6]

Persebaran Flora Di Indonesia

Hutan musim terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.<ref>Persebaran Flora di Indonesia<ref>

Hutan ini terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia, hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.<ref>Persebaran Flora di Indonesia<ref>

Sabana terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.<ref>Persebaran Flora di Indonesia<ref>

Stepa adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur. Stepa sangat cocok untuk peternakan.<ref>Persebaran Flora di Indonesia<ref>

=== Hutan Bakau atau Mangrove Hutan bakau tumbuh di dekat pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.<ref>Persebaran Flora di Indonesia<ref>

Referensi