Sejarah transportasi rel di Indonesia
Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1876 di Semarang (Kemijen-Tanggung yang berjarak 26 km), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
Perkembangan Jalur Kereta Api di Indonesia 1876-1925
Sejak tahun 1876 hingga 1925 telah dibangun jalur rel sebagi berikut [1]
Jalur Pertama 1876
- Kemijen - Tanggung 26 km (Semarang)
Posisi hingga Tahun 1888
- Batavia - Buittenzorg - Sukabumi - Bandung
- Batavia - Tanjung Priok dan Batavia - Bekasi
- Cilacap - Kutoarjo - Yogya - Solo - Madiun - Sidoarjo - Surabaya
- Kertosono - Kediri - Blitar
- Sidoarjo - Malang dan Bangil - Pasuruan - Probolinggo
- Solo - Purwodadi - Semarang dan Semarang - Rembang
- Tegal - Balapulang
Posisi hingga Tahun 1899
- Batavia - Rangkasbitung
- Bekasi - Krawang
- Cicalengka - Cibatu (Garut) - Tasikmalaya - Maos - Banjarnegara
- Cirebon - Semarang dan Semarang - Blora
- Yogya - Magelang
- Blitar - Malang dan Krian - Surabaya
- Sebagian jalur Madura
Posisi hingga Tahun 1913
- Rangkasbitung - Labuan dan Rangkasbitung - Anyer
- Krawang - Cirebon dan Cikampek - Bandung
- Pasuruan - Banyuwangi
- Seluruh jaringan Madura
- Blora - Bojonegoro - Surabaya
Posisi hingga Tahun 1925
- Sisa jalur Pulau Jawa
- Elektrifikasi Jatinegara - Tanjung Priok
- Elektrifikasi Batavia - Bogor:
- Sumatra Selatan: Panjang - Palembang dan
- Sumatera Barat: sekitar Sawahlunto dan Padang
- Sumatera Utara: Tanjung Balai - Medan - Pematangsiantar; dan Medan - Belawan - Pangkalansusu.
- Sulawesi: Makasar - Takalar dan rencana Makasar - Maros - Sinkang
- Sulawesi Utara: rencana Manado - Amurang
- Kalimantan: rencana Banjarmasin - Amuntai; dan rencana Pontianak - Sambas
Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.
Kereta Listrik di Indonesia tahun 1925
Kereta listrik baru dikenal pada tahun 1916 di Amerika Serikat (Milwaukee - Chicago) dan di Indonesia baru dimulai tahun 1921 untuk jalur Batavia - Bogor bahkan sampai Sukabumi.Kemudian direncanakan Jatinegara - Pasar Senen - Tanjung Priok; Tanjung Priok - Kota; Kota - Pasar Senan; dan Kota - Manggarai - Jatinegara. Selanjutnya Manggarai - Bogor.
Berbagai Lokomotif Uap di Indonesia
Di Indonesia pernah ada lokomotif uap dari berbagai jenis, antara lain:
- Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol
- Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham
- Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester
- Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester
- Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig
Di Indonesia tidak ada lokomotif super besar sepert Big Boy, Challenger, atau Northern. Namun ada lokomotif bergigi di Ambarawa dan Sumatera Barat,
Kereta Api pada Rel Bergigi di Sumatera Barat dan Ambarawa
Di Indonesia pernah beroperasi kereta api pada rel bergigi di Sumatera Barat dan Ambarawa, yatiu beroperasi di daerah pegunungan dengan kemiringan lintas rel sebesar 6% (lintas kereta umumnya hanya sampai 1% saja). Kini kereta api tersebut masih dioperasikan untuk kepentingan pariwisata di Sumatera Barat dan Ambarawa.
Depo Lokomotif Uap di Madiun
Pada mulanya depo lokomotif uap ada di beberapa stasiun seperti Manggarai Jakarta, Bandung, Purwokerto, Kutoarjo, Pengok (Yogyakarta), Madiun, dan Gubeng (Surabaya), namun sejak pemerintah mengimpor lokomotif diesel, maka Madiun telah ditetapkan menjadi depo lokomotif uap. Sekarang lokasi di Madiun dipakai untuk PT. Industri Kereta Api (PT. Inka).
Kereta Api Uap terakhir di Indonesia
Pada tahun 1955 Indonesia mengimpor lokomotif uap yang terakhir yaitu model D dari pabrik Krupp Jerman. Lokomotif ini sangat kuat dan dipakai di berbagai kebutuhan untuk penumpang, barang maupun batu bara. Setelah beroperasi 40 tahun, maka berakhirlah pada tahun 1995 pengoperasian lokomotif uap ini.
Museum Kereta Api
Bagi generasi muda atau para penggemar kereta api uap, yang tidak sempat melihat sendiri pada masa jaya kereta uap tersebut antara tahun-tahun 1875 hingga setelah sekitar tahun 1955, dapat melihat berbagai kereta api uap masa lalu di museum kereta api di seluruh dunia, dan di Indonesia dapat dilihat di Museum Kereta Api Ambarawa, di Museum Kereta Taman Mini Jakarta, atau di Museum Kereta Api Sawahlunto Sumatera Barat.
Referensi
- ^ GEDENKBOEK, Staatsspoor en Tremwegen in Nederlandsch Indie 1875-1925