Bahasa Melayu Maluku Utara

bahasa Melayu pasar yang dituturkan terutama di Maluku Utara

Bahasa Melayu Maluku Utara atau Bahasa Melayu Ternate adalah suatu dialek bahasa Melayu yang dituturkan di hampir seluruh wilayah propinsi Maluku Utara, Indonesia. Di wilayah Kepulauan Sula, masyarakat di sana biasanya menggunakan Bahasa Melayu Sula (bahasanya mirip Bahasa Melayu Ambon, tetapi strukturnya masih mengikuti bahasa-bahasa di Maluku Utara), sedangkan di Bacan, Mandioli, dan wilayah di sekitar Bacan menggunakan Bahasa Melayu Bacan, meskipun penuturnya sekarang jumlahnya masih lebih sedikit daripada masyarakat yang menggunakan bahasa Melayu Maluku Utara. Tetapi jika orang Sula dan Bacan bertemu dengan orang Maluku Utara yang lain, mereka akan menggunakan bahasa Melayu Maluku Utara sebagai bahasa persatuan masyarakat Maluku Utara. Oleh sebab itu, Maluku Utara mempunyai tiga bahasa pasaran, tetapi hanya Melayu Maluku Utara yang digunakan sebagai bahasa persatuan.

Bahasa Melayu Maluku Utara (Bahasa Melayu Ternate)
Dituturkan diIndonesia
WilayahMaluku Utara (Indonesia)
Penutur
700.000
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
  • Austronesia Lihat butir Wikidata
    • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
      • Melayu-Sumbawa atau Kalimantan Utara Raya (diperdebatkan)
Kode bahasa
ISO 639-3max
Glottolognort2828[1]
IETFmax
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC3 Wider communication
Bahasa Melayu Maluku Utara dikategorikan sebagai C3 Wider Communication menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di wilayah yang cukup luas maupun dipertuturkan cukup luas, misalnya beberapa kota
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 0°46′48″N 127°22′12″E / 0.78000°N 127.37000°E / 0.78000; 127.37000 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Di Maluku Utara sendiri, namanya dikenal oleh masyarakat di sana sebagai Bahasa Pasar. Nama ini diambil karena bahasa ini adalah percakapan sehari-hari masyarakat Maluku Utara. Bahasa ini mempunyai pengucapan yang cepat dan nadanya yang datar serta intonasinya yang agak kasar (ini sesuai dengan percakapan masyarakat Maluku Utara di pasar), sehingga masyarakat di sebelah barat Indonesia kebanyakan akan tidak mengerti bahasa ini, terkecuali orang-orang yang pernah menetap di Maluku Utara. Bahasa ini juga dikenal sebagai bahasa Melayu Ternate, karena basis bahasa ini terletak di Ternate. Sebagian masyarakat Indonesia salah kaprah dengan menyebut bahasa ini sebagai bahasa Ternate (ada pula yang menyebut bahasa ini sebagai bahasa Maluku), padahal bahasa Ternate sangat berbeda dengan bahasa Melayu Ternate, terkecuali dalam hal struktur bahasanya ada yang relatif sama. Bahkan ada pula yang salah kaprah dengan menyebut bahasa ini sebagai bahasa Manado (Bahasa Melayu Manado) karena banyak persamaan kata, tetapi dalam hal intonasi, pengucapan, dan nada, kedua bahasa tersebut berbeda.

Kata ganti

Ada beberapa jenis kata ganti di dalam bahasa ini.

Kata ganti orang

Kata ganti orang dalam bahasa ini hampir sama dengan bahasa Melayu Manado, antara lain:

  • kita (aku), saya (saya); kita sering disingkat menjadi ta, sedangkan saya tidak
  • ngana (kamu); sering disingkat menjadi nga, ini merupakan kata asli bahasa Ternate.
  • torang (kami, kita); berasal dari kita orang/kitorang, sering disingkat menjadi tong
  • ngoni (kalian); sering disingkat menjadi ngo, ini merupakan kata asli bahasa Ternate
  • dia (dia); kadang-kadang disingkat de
  • dorang (mereka); berasal dari dia orang, sering disingkat dong
  • paitua (beliau laki-laki)
  • maitua (beliau perempuan)

Kata ganti kepemilikan

Seperti bahasa Melayu Manado, bahasa ini menggunakan kata pe (bahasa Ambon dan Kupang menggunakan kata pung) untuk menunjukkan kepemilikan. Aturannya sama dengan bahasa-bahasa di Eropa dan bahasa-bahasa lain di Nusantara bagian timur, di mana partikel pe diletakkan di antara subjek (kata ganti orang) dan objek (kata benda). Susunannya sebagai berikut: S + pe + O, setara dengan fungsi N (noun) + S di dalam bahasa Indonesia.

  • kita pe pena (penaku)
  • ngana pe buku (bukumu)
  • torang pe bola (bola kami)
  • torang pe baju bola (seragam bola kita)
  • ngoni pe skola (sekolah kalian)
  • dia pe gitar (gitarnya)
  • dorang pe ana (anak mereka)
  • paitua pe roko (rokok pria itu)
  • maitua pe tas plastik (kantong wanita itu)

Kata depan

Dalam bahasa ini ada kata depan. Untuk kata depan yang satu ini aturannya lumayan menyimpang dari bahasa Indonesia. Jadi saya akan mengulasnya secara rinci.

Penunjuk seseorang berada

Untuk menunjukkan tempat di mana seseorang berada atau menunjukkan arah, digunakan di atau pe. Aturannya, untuk menunjukkan nama tempat secara geografis, maka hanya di yang dapat dipakai. Sedangkan untuk menunjukkan nama pemilik bangunan, maka di dan pe dapat dipakai. Contohnya ada di bawah ini.

  • Kita ada di Sulamadaha (pante) ni, ngana di mana?

(Sekarang aku di pantai Sulamadaha, kamu di mana?)

  • Ada pesta di lao ni. Ngana tara iko?

(Sekarang di arah laut sedang digelar pesta. (Apakah) kamu tidak ikut?)

  • Ngana di mana? Kita ada di Rudi (pe ruma) ni.

(Kamu di mana? Aku sekarang di rumah-nya Rudi.)

  • Ngana ada pe sapa (pe ruma)? Kita cari ngana me tara dapa-dapa dari tadi.

(Sekarang kamu di rumah milik siapa? Aku mencarimu tetapi (aku) tak menemukanmu sejak tadi.)

Menyatakan menuju

Untuk menyatakan menuju ke suatu tempat, maka kata ganti ke, di, atau pe bisa digunakan, bahkan bisa dihilangkan. Aturannya, untuk menunjukkan nama tempat secara geografis, digunakan di (terlalu aneh menurut bahasa Indonesia), atau dihilangkan. Untuk menunjukkan nama pemilik bangunan, digunakan di dan pe. Sedangkan untuk menunjukkan arah, digunakan ka dan di. Di hanya bisa digunakan jika sebelumnya ada kata pigi. Sedangkan ka bisa digunakan secara mandiri atau didahului dengan pigi. Contohnya ada di bawah ini.

  • Kalmaring kita ada pigi di Sulamadaha me tara lia ngana.

(Kemarin aku sempat ke Sulamadaha tetapi aku tidak melihatmu.)

  • Kita ada pigi Bastiong kong dapa lia ada orang bakulae di muka jalang.

(Aku melihat perkelahian di depan jalan ketika aku sedang pergi ke Bastiong.)

  • Torang ada di Yana pe ruma ni, ngana tara iko?

(Kami sekarang ada di rumah milik Yana, (apakah) kamu tidak ikut?)

  • Torang mu pigi pe Sarifa, mu biking tugas deng dia.

(Kami akan ke rumah milik Sarifa, dalam rangka mengerjakan tugas bersamanya.)

  • Tong ka dara mari! Ada bola di dara ni.

(Mari kita (pergi) ke arah gunung! Sekarang ada pertandingan sepak bola di sana.)

  • Ngana mu pigi deng sapa? Pigi deng kita da, la tong dua pigi ka lao sama-sama.

(Kamu ingin pergi dengan siapa? Pergilah denganku, supaya kita sama-sama pergi ke arah laut.

  • Kita mu pigi di dara deng tamang me tako tara jadi.

(Aku ingin pergi ke arah gunung bersama temanku tetapi aku takut (jika sampai rencana ini) tidak jadi.)

Penunjuk asal

Untuk menunjuk asal dari suatu tempat, arah, atau kata ganti pemilik bangunan, digunakan dari. Tetapi untuk menunjukkan asal daerah, bisa digunakan orang, ana (bahasa gaya remaja), atau dari. Berikut ini adalah contohnya.

  • Kalmaring kita lia Hera pulang deng cowo dari Sulamadaha.

(Kemarin aku melihat Hera pulang bersama pacarnya dari Sulamadaha.)

  • Kalo ngana tara sanang deng kita capat pigi dari sini! Kita stres lia ngana pe sifat mudel bagini!

(Jika kamu tidak senang denganku cepat pergi dari sini! Aku muak dengan sifatmu (yang) seperti ini!)

  • Kita baru mu pulang dari tamang ni, ajus telfon bilang jang dulu pulang.

(Ketika aku akan baru pulang dari rumah temanku, ibuku meneleponku agar jangan pulang (dahulu ke rumahku).)

  • Ngana me orang Tidore lagi? Kita sangka ngana orang Jawa tu.

(Ternyata kamu orang Tidore juga? Aku kira kamu orang Jawa.)

  • Kita ana Tobelo, ngana ana mana?

(Aku orang Tobelo, kamu orang mana?)

  • Kita (pe asal) dari Obi. Ngana (pe asal) dari mana?

(Aku berasal dari Obi. Kamu berasal dari mana?)

  1. ^ a b Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Maluku Utara (Bahasa Melayu Ternate)". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Melayu Maluku Utara". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.