Telur asin

variasi makanan khas Tiongkok
Revisi sejak 5 Maret 2007 20.31 oleh Jagawana (bicara | kontrib) ({{pindah/wikibooks}})

Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Masa kadaluwarsa telur asin bisa mencapai satu bulan (30 hari). Telur asin dapat dipadukan dengan berbagai masakan misalnya nasi jamblang, dan nasi lengko. Atau dapat pula dimakan tanpa nasi. Masyarakat nelayan membawa telur asin untuk bekal di saat mereka menangkap ikan.

Bahan-bahan

  1. Telur asin
  2. Garam
  3. Air
  4. Tanah (serbuk batu-bata)

Cara pembuatan

  • Siapkan telur asin mentah yang ingin diasinkan
  • Masukkan serbuk batu-bata pada wadah pengadonan
  • Berilah air secukupnya
  • Taburkan garam secukupnya, sesuai selera. Semakin banyak garam, telur akan lebih awet.
  • Aduklah hingga rata, jangan terlalu kental atau cair
  • Setelah adonan selesai, bungkuslah satu persatu telur asin dengan adonan tersebut, lalu masukkan ke tempat penyimpanan
  • Setelah disimpan selama 7 hari, kupaslah secara perlahan serbuk batu-bata yang menempel pada telur. Jangan lupa telur asin dicuci terlebih dahulu
  • Rebuslah telur asin hingga matang
  • Telur asin siap disajikan
  • Jika hendak diedarkan ke para pelanggan, telur asin perlu dikemas dengan rapi. Pelabelan telur asin dengan cap tidak mempengaruhi rasa yang terkandung.

Sentra telur asin

Di Indonesia, daerah yang dikenal sebagai sentra penghasil telur asin terbanyak adalah Kabupaten Brebes, {Jawa Tengah) dan sekitarnya. Produksi telur asin di daerah itu untuk memenuhi permintaan dari berbagai kota antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan lain-lain. Maka tak mengherankan, wirausaha peternakan itik di wilayan itu sangat banyak, bahkan mendapat perhatian khusus dari pemerintah.