Singosari, Malang

kecamatan di Malang, Jawa Timur
Revisi sejak 14 Desember 2012 00.17 oleh Ilham Jenor (bicara | kontrib)

Singosari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini berada di sebelah utara Kota Malang, dan dilintasi jalur utama Surabaya-Malang. Terletak pada ketinggian 400-700 meter dpl, Singosari beriklim sejuk. Daerah yang lebih tinggi berada di sebelah barat di kaki Gunung Arjuno dimana sebagian besar wilayahnya diperuntukkan bagi perkebunan (kopi), kehutanan (mahoni) dan peternakan (ayam) sehingga populasi penduduknya jarang.

Singosari
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenMalang
Pemerintahan
 • CamatSuroto, SH.MM-
Populasi
 • Total119,737 (2.000) jiwa
Kode Kemendagri35.07.24 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3507280 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan17
Peta
PetaKoordinat: 7°53′32.64″S 112°39′56.88″E / 7.8924000°S 112.6658000°E / -7.8924000; 112.6658000
Gunung Arjuno dilihat dari arah Singosari

Sejarah

Nama Singosari berasal dari Singhasari, sebuah kerajaan besar pada abad ke 10 yang ibukotanya berada di wilayah kecamatan ini dengan rajanya yang terkenal bernama Kertanegara. Keturunan dari Kertanegara adalah Wijaya yang menjadi pendiri Kerajaan Majapahit. Salah satu peninggalan kerajaan tersebut yang kini menjadi salah satu tempat wisata andalan adalah Candi Singosari dan patung Dwarapala yang merupakan patung terbesar di Indonesia. Selain itu juga terdapat sebuah candi Budha atau tepatnya stupa di desa Sumberawan dan diberi nama sesuai nama desa itu yaitu Candi Sumberawan. Candi Sumberawan sering dipakai umat Budha sebagai pusat perayaan Hari Raya Waisak di Kabupaten Malang.

Kultur Punk di Singosari

Singosari juga ikut merasakan dampak globalisasi yang merubah gaya hidup anak mudanya. Dulu Singosari adalah kota santri, namun sekarang juga tumbuh paradigma bahwa Singosari adalah kota punk yang terkenal di Indonesia. Perkembangan punk Singosari mempengaruhi kota Malang. Dimana muncul band seperti Begundal Lowokwaru, Skatoopid, Pencet Dadi Pelem, dll. Dengan terbentuknya gerakan anak-anak muda seperti itu tidak diiringi oleh kemampuan berkreatifitas yang tinggi oleh anak mudanya. Yang memberikan kesan Singosari selalu buntut ke Malang.

Pertanian dan perkebunan

Meskipun sudah menjadi daerah industri namun budaya agraris masih kental di daerah ini. Hal ini bisa dilihat di pasar Singosari dimana dengan mudah dijumpai toko-toko yang menjual alat-alat pertanian tradisional seperti cangkul, sabit, lempak, bajak sapi dll, begitu juga dengan toko-toko yang menjual pupuk, pestisida dan benih unggul. Khusus untuk hari Senin dan Jumat akan ada pasar hewan dimana para penjualnya (blantik) dapat dikenali dengan mudah karena kebanyakan dari mereka memakai topi koboi. Hasil pertanian yang utama adalah padi disusul dengan palawija dan buah-buahan seperti duku, mangga dan sawo. Kebanyakan buah-buahan tersebut ditanam secara sporadis di pekarangan rumah atau kebun. Beberapa daerah yang mengandalkan irigasi tadah hujan ditanami tebu selama musim penghujan seperti Dengkol, Watugede, Baturetno dan Banjar Arum. Selain itu terdapat Balai Inseminasi Buatan di Desa Sumberawan dan Balai Benih Induk Palawija di Desa Songsong.

Perindustrian

Pesatnya perkembangan Kota Malang serta letak Kecamatan Singosari yang berbatasan langsung dengannya menjadikan seolah-olah Kecamatan Singosari menyatu dengan Kota Malang terutama di sepanjang poros jalan raya Malang-Surabaya. Karena lokasinya yang strategis, beberapa industri besar dan menengah membangun pabriknya di Singosari, antara lain :

  • PT. Bentoel
  • PT. Sido Bangun
  • PT. Beiersdorf Indonesia
  • PT. Morodadi Prima
  • PT. Phillip Morris
  • PT. Indomarine, dan lain-lain.

Markas militer

Sejak masa penjajahan Belanda, wilayah Malang merupakan markas dari beberapa institusi militer dan hal itu berlanjut sampai Republik Indonesia berdiri. Beberapa institusi militer yang bermarkas di Singosari antara lain, Batalyon Artileri Medan 1, Batalyon Kavaleri 3/Serbu, Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Pendidikan

Beberapa institusi pendidikan yang ada di Singosari antara lain:


Selain itu Singosari juga terkenal dengan julukan "Kota Santri[1]" dikarenakan banyaknya Pondok Pesantren yang didirikan dan berkembang di wilayah Singosari, diantaranya adalah:

Transpotasi

Berkas:TLSingosari.gif
Suasana pengaturan lalu lintas oleh Polisi di Traffic Light di kawasan Garuda, Singosari

Dengan beroperasinya penerbangan sipil dari Bandara Abdul Rachman Saleh maka Singosari kini terhubung malalui transportasi udara ke Jakarta . Maskapai yang melayani rute-rute tersebut adalah Sriwijaya Air, Garuda Indonesia dan Batavia Air. Jarak bandara dari Singosari + 8 km.

Karena letaknya yang berada pada jalan poros Surabaya-Malang maka semua trayek bus dari dan ke kota Malang pasti melewati Singosari. Berbagai rute angkot (angkutan perkotaan) maupun angkudes (angkutan pedesaaan) juga tersedia untuk menunjang mobilitas penduduk intra kecamatan maupun antar kecamatan, Diantaranya :

  • LA : Lawang-Arjosari

Menghubungkan Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari dan Kota Malang (Terminal Arjosari)

  • SKL : Singosari-Ketangi-Landungsari

Menghubungkan Kecamatan Singosari (Purwoasri, Tunjungtirto), Kecamatan Karangploso (Ngijo, Ketangi), Kota Batu (Pendem), Kecamatan Dau (Sengkaling) dan Kota Malang (Terminal Landungsari)

  • GLA : Glugur-Langlang-Arjosari

Menghubungkan Kecamatan Karangploso (Glugur), Kecamatan Singosari (Langlang) dan Kota Malang (Terminal Arjosari)

  • ST : Singosari-Tlogowaru

Menghubungkan Kecamatan Singosari (Banjar Arum), Kecamatan Pakis (Wendit) dan Kota Malang (Tlogowaru)

  • SK : Singosari-Karangploso

Menghubungkan Kecamatan Singosari dengan Kecamatan Karangploso

  • SP : Singosari-Purwoasri
  • SD : Singosari-Dengkol
  • SK : Singosari-Klampok
  • SS : Singosari-Sekarpuro
  • SL : Singosari-Langlang

Stasiun Singosari melayani penumpang kereta api kelas ekonomi jurusan Surabaya (Penataran). Sementara kereta api jurusan Jakarta (Matarmaja dan Kereta api Gajayana) tidak melewati Singosari karena lewat jalur selatan.

Desa/Kelurahan

  1. Ardimulyo
  2. Banjararum
  3. Baturetno
  4. Dengkol
  5. Gunungrejo
  6. Klampok
  7. Langlang
  8. Purwoasri
  9. Randuagung
  10. Tamanharjo
  11. Toyomarto
  12. Tunjungtirto
  13. Watugede
  14. Wonorejo
  15. Losari (kelurahan)
  16. Pagentan (kelurahan)
  17. Candirenggo (kelurahan)


Referensi

  1. ^ http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=9

Lihat pula

Pranala luar