Lockheed Martin F-22 Raptor

Pesawat Tempur Siluman
Revisi sejak 23 Maret 2007 16.11 oleh Dragunova (bicara | kontrib) (tambahkan karakteristik, avionik, dan spek dr en)

F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan perawatan dan pilot.

Lockheed Martin F-22 Raptor
F-22 mendarat di pangkalan udara Langley.
TipePesawat tempur siluman
ProdusenLockheed Martin Aeronautics
Boeing Integrated Defense Systems
Terbang perdana19 November 1990
Diperkenalkan15 Desember 2005
StatusAktif
Pengguna utamaAmerika Serikat
Harga satuanUS$120 juta (2006)[1]
VarianX-44 MANTA
FB-22

Sejarah

 
Dua F-22 Raptor. F-22 atas merupakan versi pengembangan, Raptor 01.

Advanced Tactical Fighter (ATF) merupakan kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara untuk menghadapi ancaman dari luar Amerika Serikat, termasuk dikembangkannya pesawat kelas Su-27 era Soviet.

Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yang direncanakan untuk menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman.

Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics dan Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang akhirnya menghasilkan dua prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.

Pesawat ini direncanakan untuk menjadi pesawat Amerika Serikat paling canggih pada awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan pesawat paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau US$361 juta per unit bila ditambahkan dengan biaya pengembangan.[1] Pada April 2005, total biaya pengembangan program ini adalah US$70 miliar, menyebabkan jumlah pesawat yang direncanakan akan dibuat turun menjadi 438, lalu 381, dan sekarang 180, dari rencana awal 750 pesawat.[2] Salah satu faktor penyebab pengurangan ini adalah karena F-35 Lightning II memiliki teknologi yang sama dengan F-22, tapi dengan harga satuan yang lebih murah.

YF-22 'Lightning II'

 
Bagian dalam kokpit YF-22.

YF-22 merupakan pesawat pengembangan yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22 versi produksi. Namun, ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya, yaitu perubahan posisi kokpit, perubahan struktur, dan banyak perubahan kecil lainnya.[3] Kedua pesawat ini sering tertukar pada foto-foto, umumnya pada sudut pandang yang sulit untuk melihat fitur-fitur tertentu. YF-22 diberikan julukan "Lighting II" oleh Lockheed, nama ini bertahan sampai pertengahan 1990-an. Untuk beberapa waktu, pesawat ini juga sempat diberi julukan "SuperStar" and "Rapier".[4] Namun F-35 kemudian secara resmi mendapat nama Lighting II pada 7 Juli 2006.[5]

YF-22 mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan YF-23 buatan Northrop-McDonnell-Douglas. Pada April 2002, pada saat pengetesan, prototip pertama YF-22 jatuh ketika mendarat di Pangkalan Udara Edwards di California. Sang tes pilot, Tom Morgenfeld, tidak terluka. Penyebab jatuh ini adalah kesalahan pada perangkat lunak.[6]

Produksi

F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.[7]

Pergantian nama

 
Dua F-22A Skuadron Penempur ke-94 menuju ke Pangkalan Udara Langley.

Versi produksi pesawat ini diberi nama F-22 Raptor ketika pertama kali dimunculkan pada tanggal 9 April 1997 di Lockheed-Georgia Co., Marietta, Georgia.

Pada September 2002, petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat merubah nama Raptor menjadi F/A-22. Penamaan ini, yang mirip dengan penamaan F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat, bertujuan untuk mendorong citra Raptor sebagai pesawat tempur sekaligus pesawat serang darat, dikarenakan oleh perdebatan yang terjadi di pemerintahan AS tentang pentingnya pesawat tempur superioritas udara yang sangat mahal. Nama ini kemudian dikembalikan lagi menjadi F-22 saja pada 12 Desember 2005, dan kemudian pada 15 Desember 2005 F-22A secara resmi mulai dipakai.[8]

Karakteristik

 
F-22 Raptor memperlihatkan mesin F119-PW-100 dengan afterburner.

Mesin turbofan ganda Pratt & Whitney F119-PW-100 F-22 memiliki kemampuan pengarah daya dorong. Pengarah ini bisa mengatur perputaran axis pitch sampai sekitar 20°. Daya dorong maksimum mesin ini masih dirahasiakan, namun diperkirakan sekitar 35.000 lbf (156 kN) per turbofan. Kecepatan maksimum pesawat ini diperkirakan sekitar Mach 1,2 ketika dalam supercruise tanpa senjata eksternal. Dengan afterburner, menurut Lockheed Martin, kecepatannya "lebih dari Mach 2,0" (2.120 km/jam).

F-22 juga bisa bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan supersonik maupun subsonik. Penggunaan pengarah daya dorong membuatnya bisa berbelok secara tajam, dan melakukan manuver ekstrim seperti Manuver Herbst, Pugachev's Cobra,[9] dan Kulbit. F-22 juga bisa mempertahankan sudut menyerang konstan yang lebih besar dari 60°.[9][10] Ketinggian terbang juga mempengaruhi serangan. Dalam latihan militer di Alaska pada Juni 2006, para pilot F-22 menyebut bahwa kemampuan terbang pada ketinggian yang lebih tinggi dari pesawat lain merupakan salah satu faktor penentu kemenangan mutlak F-22 pada latihan tersebut.[11]

Avionik

Berkas:APG-77-1A.jpg
Radar APG-77-1A yang dipakai oleh F-22.

F-22 menggunakan radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan, menggunakan apertur aktif, dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam cuaca apapun. AN/APG-77 mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik, membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar ini juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan, membuat pesawat lawan mengalami gangguan.

Informasi pada radar ini diproses oleh dua prosesor Raytheon, yang masing-masing dapat melakukan 10,5 miliar operasi per detik, dan memiliki memori 300 megabyte. Perangkat lunak pada F-22 terdiri dari 1,7 juta baris koding, yang sebagian besar memproses data yang ditangkap radar.[12] Radar ini memiliki jarak jangkau sekitar 125-150 mil, dan direncanakan untuk dimutakhirkan dengan jarak maksimum sekitar 250 mil.[11]

F-22 juga memiliki beberapa fungsi yang unik untuk pesawat seukurannya. Antara lain, pesawat ini memiliki kemampuan deteksi dan identifikasi musuh yang hampir setara dengan RC-135 Rivet Joint.[11] Kemampuan "mini-AWACS" ini membuat F-22 sangat berguna di garis depan. Pesawat ini bisa menandakan target untuk pesawat F-15 dan F-16, dan bahkan dapat mengetahui pesawat apa yang pesawat lain sedang targetkan, jadi bisa membuat agar pesawat lain tidak mengejar target yang sama.[9][11]

Bus data yang digunakan pesawat ini diberi nama MIL-STD-1394B, yang dirancang khusus untuk F-22. Sistem bus ini dikembangkan dari sistem komersial FireWire (IEEE-1394),[13] yang diciptakan oleh Apple dan sering ditemukan pada komputer Apple Macintosh. Sistem bus data ini juga akan digunakan pada pesawat tempur F-35 Lightning II.[13]

Spesifikasi (F-22 Raptor)

 
Gambar teknis F-22.

Data dari USAF,[14] situs Tim F-22 Raptor,[15] dan Aviation Week & Space Technology[11]

Ciri-ciri umum

Kinerja

  • Laju maksimum:Mach 2,42 (2.575 km/jam) at high altitude[16]
  • Laju jelajah: Mach 1,72[15] (1.825 km/h) at high altitude
  • Jangkauan feri: 2.000 mi (1.738 nm, 3.219 km)
  • Langit-langit batas: 65.000 ft
  • Laju tanjak: classified
  • Beban sayap: 66 lb/ft²
  • Dorongan/berat: 1,26
  • Maximum g-load: −3/+9 g

Persenjataan

  • Guns: 1× 20 mm (0.787 in) M61A2 Vulcan gatling gun in starboard wing root, 480 rounds
  • Air to air loadout:
  • Air to ground loadout:
  • Avionik

    • Radar: 125-150 mil (200-240 km) terhadap target 1 m² (perkiraan)[11]

    Referensi

    1. ^ a b "FY 2007 Budget Estimates." Angkatan Udara Amerika Serikat. Februari 2006.
    2. ^ "Air Force Campaigns to Save Jet Fighter." Wayne, L. The New York Times. 13 Januari, 2005.
    3. ^ "YF-22/F-22A comparison diagram". GlobalSecurity.org.
    4. ^ Military Aircraft Names
    5. ^ "Lockheed Martin Joint Strike Fighter Officially Named 'Lightning II.'" Official Joint Strike Fighter program office press release. 7 Juli 2006.
    6. ^ F-22 Timeline
    7. ^ "F-22 Raptor Flight Test." Pike, J. GlobalSecurity.org.
    8. ^ "U.S. To Declare F-22 Fighter Operational." Agence France-Presse. 15 Desember 2005.
    9. ^ a b c "Turn and Burn." Fulghum, D. A.; Fabey, M. J. Aviation Week & Space Technology. January 8, 2007.
    10. ^ "F-22 Initial High Angle-of-Attack Flight Results." Peron, L. R. Air Force Flight Test Center. (Abstract)
    11. ^ a b c d e f "F-22: Unseen and Lethal." Fulghum, D. A.; Fabey, M. J. Aviation Week & Space Technology. January 8, 2007. Note: Titled "Raptor Scores in Alaskan Exercise" in online edition.
    12. ^ "F-22 Avionics." Pike, J. GlobalSecurity.org.
    13. ^ a b "The Electric Jet." Philips, E. H. Aviation Week & Space Technology. February 5 2007.
    14. ^ "Factsheets: F-22A Raptor". Air Force Link. United States Air Force. 2005. Diakses tanggal 2006-04-18. 
    15. ^ a b "Flight Test Data". F-22 Raptor Team Website. 2006. Diakses tanggal 2006-04-18. 
    16. ^ The Mach 2.42 figure is cited by test pilot Paul Metz. The Air Force merely says "Mach 2 class"—meaning something greater than Mach 2.

    Lihat juga

    Pengembangan yang berhubungan
    Pesawat sebanding dalam peran, konfigurasi, dan era

    Pranala luar