Yoas atau sering disebut Yoas bin Ahazia adalah raja ke-8 Kerajaan Yehuda yang memerintah selama 40 (empat puluh) tahun lamanya yaitu sekitar tahun 836 SM.[1] Ia adalah anak dari Ahazia. Yoas diberi penilaian bahwa ia melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan.[2] Ia dinobatkan menjadi raja ketika baru berumur 7 tahun, setelah selamat dari aksi pembunuhan terhadap seluruh keluarga keturunan Daud. Di bawah kepedulian Imam Besar Yoyada yang waspada, Yoas memperbarui perjanjian dengan Yahweh dan membasmi Baalisme. Ia dipaksa menyerahkan banyak perbendaharaan Bait Allah kepada penguasa Siria. Pada akhirnya ia dibunuh dalam persengkongkolan keluarga. Cerita ini kemudian ditinjau kembali oleh Kitab Tawarikh. Dikatakan bahwa Yoas melakukan hal-hal yang baik hanyalah selama Yoyada hidup saja dan begitu Yoyada meninggal murtadlah ia. Dengan demikian, datanglah penghukuman atas diri dan kerajaannya. Penulis Kitab Tawarikh juga menjelaskan bahwa Yoas dibunuh karena Yoas secara memerintahkan agar Zakharia dirajam. Kejahatan ini juga lah yang dirujuk dalam Lukas 11:51.

Yoas bin Ahazia
Raja Yehuda
AyahAhazia
IbuZibya

Masa kecil

Pada tahun Yoas dilahirkan, Ahazia ayahnya mati dibunuh oleh Yehu pada waktu mengunjungi Kerajaan Israel Utara. Yehu melakukan penghukuman atas keluarga Ahab, pada waktu ia menjumpai pembesar-pembesar Yehuda dan anak-anak saudara-saudara Ahazia, yang melayani Ahazia. Juga mereka dibunuhnya, sehingga dari keluarga Ahazia tidak ada lagi yang sanggup memerintah.[3] Ketika nenek Yoas, Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba (juga disebut Yosabat), anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Yoseba adalah istri imam Yoyada. Maka tinggallah Yoas 6 tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri.[4]

Menjadi raja

Persepakatan oleh Yoyada

Dalam tahun ke-7 Yoyada memberanikan diri dan ia mengadakan persepakatan dengan para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu., yakni: Azarya bin Yeroham, Ismael bin Yohanan, Azarya bin Obed. Maaseya bin Adaya, dan Elisafat bin Zikhri. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Maka mereka mengelilingi Yehuda dan mengumpulkan orang-orang Lewi dari semua kota di Yehuda serta kepala-kepala puak orang Israel, dan mereka semua datang ke Yerusalem. Lalu seluruh jemaah itu mengikat perjanjian dengan raja di rumah Allah. Sesudah itu Yoyada berkata kepada mereka: "Lihatlah, anak raja! Biarlah ia memerintah, seperti yang telah difirmankan TUHAN tentang anak-anak Daud! Inilah yang harus kamu lakukan: sepertiga dari kamu, yakni yang selesai bertugas pada hari Sabat di sini, baik imam maupun orang Lewi, haruslah menjadi penunggu pintu, sepertiga lagi ada di pintu gerbang Sur (= pintu gerbang Dasar) dan sepertiga pula di pintu gerbang di belakang para bentara penunggu--haruslah mengawal di istana; sedang seluruh rakyat haruslah berada di pelataran rumah TUHAN. Dan kedua regu dari pada kamu, yakni semua orang yang bertugas di sini pada hari Sabat dan mengawal di rumah TUHAN, haruslah mengelilingi raja dari segala penjuru, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, dan siapa yang mendatangi barisan haruslah mati dibunuh. Dan baiklah kamu menyertai raja setiap kali ia keluar atau masuk. Siapapun tidak boleh memasuki rumah TUHAN selain dari pada para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas. Mereka boleh masuk, karena mereka kudus, tetapi seluruh rakyat haruslah mentaati peraturan TUHAN. Dalam pada itu orang-orang Lewi haruslah mengelilingi raja dari segala penjuru, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, dan siapa yang memasuki rumah itu haruslah dibunuh."[5]

Penobatan di Bait Allah

Para kepala pasukan seratus itu, orang-orang Lewi dan seluruh Yehuda melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada, karena imam Yoyada tidak membebaskan rombongan-rombongan itu. Lalu imam Yoyada memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak, utar-utar dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Yoyada menempatkan seluruh rakyat, masing-masing dengan lembing di tangannya, di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada dan anak-anaknya membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, lalu sambil bertepuk tangan berserulah rakyat: "Hiduplah raja!"[6]

Atalya dibunuh

Ketika Atalya mendengar pekik rakyat yang berlari-lari menyambut raja dan memuji-muji dia, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiangnya pada jalan masuk menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri, sedang para penyanyi dengan alat-alat musik mereka, memimpin nyanyian puji-pujian. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berkata: "Khianat, khianat!" Tetapi imam Yoyada menyuruh keluar para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari antara barisan! Siapa yang memihak kepadanya harus dibunuh dengan pedang!" Sebab imam itu telah berkata tadinya: "Jangan kamu membunuhnya di rumah TUHAN!" Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia sampai ke jalan masuk istana raja pada pintu gerbang Kuda, dibunuhlah ia di situ.[7]

Duduk di atas tahta

Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara dia dengan segenap rakyat dan raja, bahwa mereka menjadi umat TUHAN. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan mezbah-mezbahnya dan patung-patungnya dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Yoyada menyerahkan pengawasan atas rumah TUHAN kepada imam-imam dan orang-orang Lewi, yang telah dibagi-bagi dalam rombongan oleh Daud untuk bertugas di dalam rumah TUHAN, yakni untuk mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN--seperti tertulis di dalam Taurat Musa--dengan sukaria dan dengan nyanyian menurut petunjuk Daud. Juga ditempatkannya penunggu-penunggu pintu pada pintu-pintu gerbang rumah TUHAN, supaya dalam hal apapun juga jangan masuk seseorang yang najis. Sesudah itu ia mengajak para kepala pasukan seratus orang-orang Kari dan para bentara penunggu dan seluruh rakyat negeri, lalu mereka membawa raja turun dari rumah TUHAN; mereka masuk ke istana raja melalui pintu gerbang para bentara; kemudian duduklah raja di atas takhta kerajaan. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.[8]

Referensi

  1. ^ Yoas, W.R.F. Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 495.
  2. ^ C. Barth. 2008, Theologia Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 118.
  3. ^ 2 Tawarikh 22:7–9
  4. ^ 2 Raja–raja 11:1–3; 2 Tawarikh 22:10–12
  5. ^ 2 Raja–raja 11:4–8; 2 Tawarikh 23:1–7
  6. ^ 2 Raja–raja 11:9–12; 2 Tawarikh 23:8–11
  7. ^ 2 Raja–raja 11:13–16; 2 Tawarikh 23:12–15
  8. ^ 2 Raja–raja 11:17–20; 2 Tawarikh 23:16–21

Lihat pula