Adrian Sutil

Pembalap mobil profesional asal Jerman
Revisi sejak 31 Januari 2013 19.33 oleh Makecat-bot (bicara | kontrib) (r2.7.3) (bot Menambah: ro:Adrian Sutil)

Adrian Sutil (lahir 11 Januari 1983) adalah seorang pembalap Formula 1 asal Jerman yang kini memperkuat tim Force India F1 bersama Paul di Resta. Sutil memulai debut F1-nya pada musim 2007 bersama tim Spyker. Sebelumnya Sutil juga sempat memperkuat tim A1GP Jerman dalam tiga balapan di musim 2005-06 yaitu di Portugal, Australia, dan Dubai.

Adrian Sutil
Adrian Sutil di Italia 2011
Lahir11 Januari 1983 (umur 41)
Jerman Grafelfing, Jerman
Karier Kejuaraan Dunia Formula Satu
Kebangsaan Jerman
Jumlah lomba90
Juara Dunia0
Menang0
Podium0
Total poin95
Posisi pole0
Lap tercepat1
Lomba pertamaGrand Prix Australia 2007
Lomba terakhirGrand Prix Kota Meksiko 2024
Klasemen 2011Posisi 9 (42 pts)

Profil

Adrian Sutil yang lahir di Jerman sebenarnya bukanlah 100% asli Jerman. Ayahnya, Jorge adalah seorang imigran asal Uruguay, yang menjadi pemain biola di Munich Philharmonic Orchestra. Sementara ibunya, Monika adalah asli orang Jerman. Sutil merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, dua kakak Sutil bernama Daniel dan Raphael. Sutil lantas memilih untuk menjadi warga negara Jerman (sebuah pilihan yang bijak) ketimbang menjadi warga negara Uruguay.

Sejak kecil, dunia musik akrab ditelinga Sutil. Ia jago bermain piano dan biola. Ia juga sangat cinta dengan musik klasik, dan jazz. Sutil sewaktu kecil juga disekolahkan musik oleh kedua orang tuanya. Namun rupanya kehendak orang tuanya berbeda dengan takdir Tuhan untuk Sutil. Pada usia 16 tahun, Sutil malah melenceng menjadi seorang pembalap amatir, tepatnya diajang gokart.

Sutil termasuk salah satu pembalap yang handal dalam berbahasa. Ia fasih berbicara dalam bahasa Jerman, Inggris, Spanyol, dan sedikit Italia. Ia merupakan sahabat dekat dari Lewis Hamilton, dan juga Nico Rosberg.

Karier awal

Ketika Sutil beralih ke Formula BMW ADAC dari gokart di 2003, ia mampu berada di P6 klasemen akhir, tanpa kemenangan. Di musim tersebut juga ia pindah ke ajang Formula 3 Euroseries bersama tim balap milik Colin Kolles. Ia hanya mampu finish dua kali selama musim berjalan. Hubungan dekatnya dengan Colin Kolles membawanya ke tim papan atas, ASM di balapan terakhir musim tersebut. Sutil kemudian bertahan di ASM sampai 2005, dimana ia kemudian bergabung bersama Lewis Hamilton. Duet Sutil-Hamilton menjadi duet maut F3 Euroseries di 2005, dimana hanya mereka berdualah yang menguasai secara rutin balapan demi balapan, walaupun di bagian akhir, Hammy-lah yang menjadi juara umum.

Sutil lantas melewati dua ronde terakhir balapan F3 Euroseries 2005, setelah ia diajak bergabung ke tim A1GP Jerman. Ia membalap di A1 untuk tiga balapan di Portugal, Australia, dan Dubai. Posisi terbaiknya adalah dua kali finish ke-13 di antara tiga balapan tersebut.

Pada 2006 Sutil pergi ke Jepang, dan ia kemudian menjadi juara umum di Formula 3 Jepang. Ia juga berhasil finish ketiga di Formula 3 Macau Grand Prix, dan sekali tampil dalam Super GT Jepang.

Formula 1

Midland F1

2006 merupakan tahun dimana Sutil mencicipi mobil F1 untuk pertama kalinya. Pada Januari diumumkan bahwa ia akan menjadi test driver untuk tim Midland MF1 Racing bersama Markus Winkelhock dan Giorgio Mondini. Masuknya Sutil ke MF1 tidak terlepas dari hubungan baiknya dengan Colin Kolles, sang bos tim.

Sutil lantas tampil sebagai pembalap tes hari Jumat di GP Eropa, Perancis, dan Jepang. Di Jepang diumumkan bahwa tim MF1 akan diambil alih oleh pabrikan mobil Belanda, Spyker. Dan pada akhir 2006 diumumkan pula bahwa Sutil akan menjadi pembalap tetap tim untuk turun di musim 2007, bersama rekan setimnya yang baru asal Belanda, Christijan Albers.

Spyker F1

Sutil memulai debut F1-nya di tim Spyker yang sangat jauh dari mumpuni. Ia hanya mampu meraih satu poin sepanjang 2007, yaitu saat di GP Jepang, dimana aslinya posisi poin yang Sutil raih adalah milik Vitantonio Liuzzi, namun karena Liuzzi ketahuan menyalip Sutil saat bendera kuning berkibar, akhirnya steward menghukum Liuzzi dengan penalty 25 detik seusai finish.

Pada bulan November 2007, secara pribadi Lewis Hamilton sempat menginginkan agar tim McLaren merekrut Sutil sebagai rekan setimnya untuk musim 2008 menyusul kepergian Fernando Alonso. Namun ternyata yang muncul adalah Heikki Kovalainen. Baik Lewis ataupun Sutil (yang menginginkan agar kerjasama seperti di F3 Euroseries terulang lagi) kecewa.

Force India

2008-2009

Musim 2008, Adrian Sutil mendapat suntikan moral baru dengan masuknya jutawan asal India (Vijjay Mallya) ke tim Spyker. Sehingga nama tim pun berubah menjadi Force India. Ia kemudian mendapatkan rekan setim yang berpengalaman, Giancarlo Fisichella. Walaupun tampil apik sepanjang musim, dan dengan didukung oleh kekuatan mesin Ferrari, tim Force India sayangnya gagal meraih satu poin pun sepanjang 2008, padahal dengan mesin yang sama (diluar kekuatan aerodinamika karya Adrian Newey), tim Scuderia Toro Rosso mampu mencuri kemenangan di GP Italia 2008.. Sutil sebenarnya berpeluang besar meraih poin di GP Monaco saat ia berada di P4 sampai empat lap sebelum finish, ketika secara tiba-tiba Kimi Raikkonen menabraknya dari belakang akibat masalah pada rem di mobil F2008-nya. Sutil tersingkir, dan kemudian terlihat oleh kamera ia menangis di garasi Force India. Sehabis lomba, Kimi kemudian datang meminta maaf kepada Sutil atas kejadian tersebut. Nama Sutil kemudian kian tertinggal kala ia melihat rekan senegaranya, Sebastian Vettel memenangi lomba di Italia, namun Sutil tidak patah arang, ia yakin suatu hari nanti dengan kekuatan yang baru dan faktor keberuntungan, ia bisa meraih apa yang telah Vettel raih. Akhir 2008 Vijay Mallya memutuskan, Sutil dan Fisichella tetap akan dipertahankan untuk musim 2009.

Di paruh musim pertama 2009, tim Force India masih belum bisa menunjukan penampilan terbaiknya. Walaupun begitu, Sutil sempat mencatatkan posisi start ketujuh di Jerman, dan bahkan nyaris saja meraih poin kalau saja tidak (lagi-lagi) disundul oleh Kimi Raikkonen. Perbaikan mulai dilakukan oleh tim di paruh musim kedua, dimana hasilnya mulai terasa di Belgia saat Giancarlo Fisichella berhasil meraih pole position. Di GP Italia, Sutil berhasil mencatat posisi start kedua, dan saat balapan ia finish keempat. Kemudian di Singapura, Sutil terlibat insiden dengan Nick Heidfeld yang menyebabkan ia terkena denda 20.000 dollar AS. Di Jepang, Sutil nyaris saja akan start dari P4, sebelum akhirnya dimundurkan ke P8 setelah secara tidak sengaja menyalip saat bendera kuning berkibar di kualifikasi akibat kecelakaan yang dialami Sebastien Buemi. Sutil berhasil finish di P17 klasemen dengan raihan 5 poin. Posisinya di tim Force India masih dipertahankan hingga akhir 2010.

2010-2011

Sutil masih bersama Force India untuk musim 2010. Ia meraih poin perdana musim 2010 saat finish P5 di Malaysia. Setelah itu ia secara berurutan mampu finish meraih poin di Spanyol, Monako, Turki, Kanada, Valencia, dan Inggris. Poin lainnya berhasil Sutil catatkan saat finish di P5 di Belgia dan P9 di Singapura. Posisi klasemen Sutil adalah P11 dengan 47 poin.

Musim 2011 Sutil masih bertahan bersama tim Force India dan bergabung bersama mantan juara DTM Paul di Resta. Ia langsung meraih angka saat finish di P9 di Australia. Kemudian hasil finish terbaik ia dapatkan di Monako saat finish ketujuh. Setelah gagal finish di Kanada akibat menabrak tembok pembatas, Sutil kembali beraksi dengan finish P9 di Eropa. Di balapan kandangnya sendiri di Jerman Sutil berhasil finis P6 melalui sebuah keputusan gila yaitu menggunakan stategi dua kali pitstop. Sutil kemudian mencatat poin lainnya di Singapura saat ia bertarung ketat dengan Felipe Massa yang dilanjutkan di Abu Dhabi dan Brasil. Sutil mengakhiri musim 2011 dengan berada di posisi 9 klasemen dengan 42 poin.

Insiden perkelahian

Malam hari menjelang GP Cina 2011 Adrian Sutil sempat terlibat insiden perkelahian dengan salah satu petinggi Genii Capital, Eric Lux di sebuah klub malam di kota Shanghai. Saat itu Lux mengaku terprovokasi perkataan Lewis Hamilton yang kemungkinan sedang mabuk, dan Lux mencoba memukul Hamilton sebelum secara tiba-tiba ia dilempar gelas champagne oleh Sutil yang kebetulan datang ke klub malam bersama sahabatnya tersebut (Hamilton). Leher Lux kemudian terluka terkena pecahan gelas dan kemudian Sutil bersama Hamilton diamankan oleh satpam setempat dan Lux yang segera pergi ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Pada 16 Mei 2011, Lux kemudian menuntut Sutil ke pengadilan atas ulahnya tersebut dengan Lewis Hamilton sebagai saksi. Bos Force India, Vijay Mallya kemudian membela penuh anak asuhnya tersebut atas gugatan Lux, dan mengatakan bahwa insiden tersebut mungkin tidak sengaja terjadi karena kondisi (Sutil yang juga mabuk saat itu). Sutil lantas meminta maaf atas insiden tersebut dan mengatakan bahwa kejadian tersebut murni tidak disengaja.

Statistik

Biodata

Nama lengkap: Adrian Sutil
TTL: Grafelfing, Jerman, 11 Januari 1983
Status: Single
Tinggi: 183 cm
Berat: 75 kg
Debut: Australia 2007 (bersama Spyker)

Musim ke musim

  • 2002, Swiss Formula Ford 1800 (SSPT Racing) – juara umum
  • 2003, German Formula BMW (HBR Motorsport) – posisi 6 dengan 86 poin
  • 2004, Formula 3 Euroseries (Team Kolles/ASM Formule 3) – posisi 17 dengan 9 poin
  • 2005, Formula 3 Euroseries (ASM Formule 3) – runner-up dengan 94 poin
  • 2006, All-Japan Formula 3 (TOM'S) – juara umum dengan 212 poin
  • 2007, Formula 1 (Spyker F1) – 1 poin
  • 2008, Formula 1 (Force India) – 0 poin
  • 2009, Formula 1 (Force India) – 5 pts (posisi 17 klasemen)
  • 2010, Formula 1 (Force India) – 47 pts (posisi 11 klasemen)
  • 2011, Formula 1 (Force India) – 42 pts (posisi 9 klasemen)

Pranala luar