Masalah induksi

Revisi sejak 14 Februari 2013 00.15 oleh Danu Widjajanto (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Masalah induksi''' adalah pertanyaan filosofis mengenai apakah penalaran induktif akan membawa kita ke pengetahuan dalam arti filosofis...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Masalah induksi adalah pertanyaan filosofis mengenai apakah penalaran induktif akan membawa kita ke pengetahuan dalam arti filosofis klasik,[1] karena masalah ini berpusat kepada kurangnya justifikasi dalam:

  1. Menggeneralisasi properti kelas objek yang didasarkan dari pengamatan beberapa benda dari kelas tersebut (misalnya, pernyataan bahwa "semua angsa yang terlihat berwarna hitam, dan maka semua angsa hitam" sebelum penemuan angsa hitam), atau
  2. Menduga bahwa serangkaian peristiwa pada masa depan akan terjadi sama seperti pada masa lalu (misalnya keberlangsungan hukum fisika). Hume menyebutnya Prinsip Keseragaman Alam.[2]

Masalah ini mempertanyakan semua klaim empiris dalam kehidupan sehari-hari dan sains dan maka dari itu C. D. Broad menyatakan bahwa "induksi adalah kejayaan bagi sains dan skandal bagi filsafat." Meskipun masalah ini sudah dikemukakan dalam filsafat kuno Pironisme, David Hume mengemukakannya pada abad ke-18, dengan tanggapan yang paling penting diungkapkan oleh Karl Popper dua abad kemudian.

Pranala luar

  1. ^ Vickers, John, "Can induction be justified?", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Fall 2011 Edition), Edward N. Zalta (ed.)
  2. ^ David Hume. An Enquiry Concerning Human Understanding. EBook #9662: Most recently updated in October 16, 2007. Footnote 19.