Park Geun-hye
Park Geun-hye (Hangul: 박근혜; Hanja: 朴槿惠, Pengucapan Korea: [pak ɡɯn hɛː]) (lahir 2 Februari 1952) adalah Presiden Korea Selatan yang mulai menjabat sejak 25 Februari 2013. Ia pernah menjabat sebagai ketua dari Grand National Party atau disingkat GNP antara tahun 2004 dan 2006 dan dari tahun 2011 dan 2012. Pada bulan Februari 2012, partai GNP berubah nama menjadi Saenuri Party.
Park Geun-hye | |
---|---|
박근혜 朴槿惠 | |
Presiden Korea Selatan | |
Mulai menjabat 25 Februari 2013 | |
Perdana Menteri | Jung Hong-won |
Pengganti Petahana | |
Pemimpin Partai Saenuri (periode ke-2) | |
Masa jabatan 17 Desember 2011 – 15 Mei 2012 | |
Pengganti Hwang Woo-yea | |
Masa jabatan 23 Maret 2004 – 10 Juli 2006 | |
Pendahulu Choe Byeong-ryeol | |
Ibu Negara Korea Selatan | |
Masa jabatan 16 Agustus 1974 – 26 Oktober 1979 | |
Presiden | Park Chung-hee |
Pengganti Hong Gi | |
Anggota Majelis Nasional | |
Masa jabatan 30 Mei 2012 – 10 Desember 2012 | |
Daerah pemilihan | Representasi Proporsional No. 11 |
Masa jabatan 3 April 1998 – 29 Mei 2012 | |
Pendahulu Kim Suk-won Pengganti Lee Jong-jin | |
Daerah pemilihan | Dalseong |
Informasi pribadi | |
Lahir | 2 Februari 1952 Daegu, Korea Selatan |
Partai politik | Partai Saenuri (2012-sekarang) |
Afiliasi politik lainnya | Grand National Party (1998-2012) |
Almamater | Universitas Sogang Universitas Grenoble |
Tanda tangan | |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Park Geun-hye | |
Hangul | 박근혜 |
---|---|
Hanja | |
Alih Aksara | Bak Geunhye |
McCune–Reischauer | Pak Kŭnhye |
Nama dharma | |
Hanja | |
Alih Aksara | Seondeokhwa |
McCune–Reischauer | Sŏndŏkhwa |
Ayahnya adalah Park Chung-hee, presiden Korea Selatan yang berkuasa antara 1963-1979.
Pada 19 Desember 2012, Park Geun-hye memenangkan pemilihan umum dan menjadi wanita pertama yang menjabat Presiden Korea Selatan.[1]
Biografi
Park Geun-hye lahir pada tanggal 2 Februari 1952, di Samdeok-dong Jung-gu, Daegu, sebagai anak pertama dari pasangan Presiden Park Chung-hee dan Young-soo Yuk. Dia memiliki saudara laki-laki, Park Ji-man, dan seorang saudari, Park Seoyeong.
Walaupun umurnya lebih dari 60 tahun, Park Geun-hye belum pernah menikah. Semasa dewasa, ia menamatkan pendidikan dari Sekolah Tinggi Seongsim Seoul pada tahun 1970, dan kemudian menerima gelar sarjana di bidang teknik listrik dari Sogang University pada tahun 1974. Dia juga belajar di Universitas Grenoble di Perancis, tetapi tidak sampai selesai. Hal ini terjadi lantaran kematian ibunya, hingga ia harus kembali ke Korea Selatan. Nona Park juga pernah menerima beberapa gelar doktor kehormatan, diantaranya dari Chinese Culture University di Taiwan pada tahun 1987, Pukyong National University dan KAIST pada tahun 2008, serta dari Sogang University pada tahun 2010.
Ibunya meninggal karena terbunuh di Teater Nasional Korea pada tanggal 15 Agustus 1974. Pembunuhnya adalah Mun Se-gwang, merupakan seorang keturunan Jepang Korea, yang diperintahkan oleh pemerintah Korea Utara.
Sejak kematian ibunya, Park Geun-hye menjadi Ibu Negara mengambil alih peran ibunya, sampai selama ayahnya masih berkuasa sampai tahun 1979. Ayahnya kemudian tewas karena pembunuhan yang dilakukan oleh kepala intelijen sendiri, Gim Jaegyu, pada tanggal 26 Oktober 1979.
Kritik pedas
Park Geun-hye mendapatkan banyak kritikan terutama saat ia mencalonkan diri menjadi presiden. Salah satunya adalah "putri diktator," isu yang dihembuskan oleh lawan politik dari sayap kiri Korea dan ia dianggap juga tidak aktif mendukung pemerintahan Lee Myung-bak. Namun Sebuah jajak pendapat tingkat nasional dilakukan oleh sebuah surat kabar konservatif pada bulan Juli 2012 melaporkan bahwa 59,2% dari responden tidak percaya Park adalah "putri diktator", sementara 35,5% menjawab setuju.
Beberapa kritik pedas lainnya adalah "Notebook Princess", sebuah julukan diberikan pada seseorang yang tumbuh sebagai anak istimewa dalam keluarga presiden dan terlalu pendiam, yang biasanya hanya bisa berpidato secara terbuka dari naskah yang telah disiapkan. Beberapa surat kabar juga memberinya julukan sebagai "Putri Es" karna sikap dan tindakannya yang dianggap dingin.
Pada sebuah sesi wawancara dengan stasiun siaran Cheongju, Park berkomentar tentang kudeta ayahnya yang mendapatkan kekuasaan melalui tindakan paksa pada 16 Mei 1961. Namun ia berkilah tindakan ayahnya lebih tepat disebut dengan revolusi untuk menyelamatkan negara.
Dalam debat calon presiden disponsori oleh Daylian, moderator sempat bertanya tentang berapa tarif per jam minimum untuk pekerja paruh waktu pada 2012. Pada kesempatan itu, Park menjawab "Saya pikir lebih dari 5.000 won." Jawabannya menjadi bahan olok-olokan dari Konfederasi Serikat Pekerja Korea, karna upah minimum terendah adalah 4580 won. Alasannya, mereka kecewa jika seseorang ingin jadi presiden namun tidak tahu besarnya upah minimum di negara itu.
Lihat pula
Referensi
- ^ Guray, Geoffrey Lou (December 19, 2012 at 12:18 PM EDT). "South Korea Elects First Female President -- Who Is She?". PBS NewsHour. Diakses tanggal 19 December 2012.
Pranala luar