Universitas Katolik Leuven
Universitas Katolik Leuven adalah sebuah universitas di Belgia. Didirikan di Leuven pada tahun 1425 oleh Paus Martinus V, universitas ini merupakan universitas Katolik tertua yang masih aktif. Pada tahun 1968, universitas ini dibagi menjadi dua: Katholieke Universiteit Leuven berpusat di Leuven dan menggunakan bahasa Belanda, serta Université catholique de Louvain berlokasi di Louvain-la-Neuve dan menggunakan bahasa Perancis.
Catholic University of Leuven Katholieke Universiteit Leuven | |
---|---|
bahasa Latin: Universitas Catholica Lovaniensis
Informasi | |
Moto | Sedes Sapientiae (Latin) |
Moto dalam bahasa Inggris | "Seat of Wisdom", or "Seat of Knowledge" |
Jenis | Independent/Free catholic university |
Didirikan | 1424 / 1834 / 1970 |
Dana abadi | 950 juta Euro |
Rektor | Mark Waer (2009–sekarang) |
Staf administrasi | 8,871 |
Jumlah mahasiswa | 36,923 |
Doktor | 3,677 |
Lokasi | , |
Kampus | Leuven Kortrijk |
Afiliasi | Coimbra Group LERU |
Situs web | www.kuleuven.be |
Data hingga 2009[update] |
Sejarah
Pada abad ke-15, kota Leuven meminta agar didirikan sebuah universitas dan Jan IV, Adipati Brabant mendukung permintaan ini. Dengan sebuah bula kepausan yang ditandatangani oleh Paus Martinus V pada 9 Desember 1425 Universitas Louvain didirikan sebagai sebuah Studium Generale. Karena itu, ia merupakan universitas Katolik tertua di dunia yang masih beroperasi sekarang. Pada tahun-tahun awalnya, universitas ini meniru universitas Paris, Köln dan Wina. Universitas ini berkembang pada abad ke-16 karena kehadiran sejumlah ilmuwan dan profesor terkemuka, seperti Adriaan Florenszoon Boeyens (Paus Adrianus VI), Desiderius Erasmus, Joan Lluís Vives, Andreas Vesalius dan Gerardus Mercator.
Namun pada 1797 universitas yang lama ditutup di bawah pemerintahan Republik Perancis, karena wilayah ini dianeksasi oleh Perancis pada Perang Revolusi Perancis. Ketika wilayah ini menjadi bagian dari Uni Kerajaan Belanda (1815-1830), Willem I dari Belanda mendirikan sebuah universitas baru pada 1816 di Leuven sebagai sebuah Rijksuniversiteit (Universitas negeri). Belgia menjadi merdeka pada 1830, dan para uskup Belgia mendirikan sebuah universitas Katolik yang baru pada 1834, di Mechelen, namun pada 1835, universitas Katolik ini dikembalikan ke Leuven, karena Rijksuniversiteit di situ telah ditutup.
Alumni terkemuka
- Jan Standonck (1454 - 1504) - pastor dan pembaharu, Master Collège de Montaigu di Paris.
- Adriaan Florisz. Boeyens (1459 - 1523), belakangan Paus Adrianus VI.
- Desiderius Erasmus (1466 - 1536), humanis.
- Gerard Mercator (1512 - 1594), kartograf (pembuat peta)
- Andreas Vesalius (1514 - 1564), bapak anatomi modern.
- Rembert Dodoens (1517 - 1585), botanis.
- Justus Lipsius (1547 - 1606), humanis.
- Cornelius Otto Jansen (1585 - 1638), bapak gerakan Jansenis.
- Charles Nerinckx (1761-1824), pendiri Ordo Saudari-saudari Loretto.
- Albrecht Rodenbach (1856-1880), penyair
- Georges Lemaître (1894 - 1966), astronom dan pencetus teori Dentuman Besar (Big Bang).
- Otto von Habsburg (1912 - ), pemimpin Dinasti Habsburg sekarang ini.
- Malachi Martin (1921 - 1999), pengarang Irlandia
- Charles Jean de la Vallée-Poussin, matematikawan yang membuktikan teorem bilangan prima
- Christian de Duve, penerima Penghargaan Nobel dalam Kedokteran 1974, karena penemuannya mengenai organisasi struktural dan fungsional dari sel
- Geza Vermes, ahli sejarah agama dan penerjemah Naskah Laut Mati ke dalam bahasa Inggris
- Camilo Torres Restrepo, pastor dan gerilyawan Kolombia.
- Léon Degrelle, pendiri Rexisme, kolaborator dalam Perang Dunia II dan pahlawan perang bagi Negara-negara Poros.
- Gustavo Gutierrez, teolog Dominikan Peru, pencetus Teologi Pembebasan.
- Rudi Pauwels, farmakologiwan, ikut mendirikan Tibotec dan Virco
- Abdul Qadeer Khan, pendiri program nuklir Pakistan
- Afif Safieh, diplomat Palestina
- Herman Van Breda, pendiri Arsip Husserl
- Weng Wenhao, pendiri geografi Tiongkok modern
- Nguza Karl-i-Bond, politikus Zaire terkemuka[1]
- F.X. Arif Adimoelja, androlog pertama Indonesia
- Kees Bertens, etikawan dan filsuf asal Belanda yang berkarya di Indonesia
Catatan
- ^ Jeffrey M. Elliot and Mervyn M. Dymally, eds., Voices of Zaire: Rhetoric or Reality, h. 53