Perpustakaan Proklamator Bung Hatta
Perpustakaan Proklamator Bung Hatta merupakan salah satu Perpustakaan Nasional Indonesia yang terletak di Gulai Bancah, tepatnya di komplek Gedung Walikota Bukittinggi, Sumatera Barat [1]. Gedung perpustakaan ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 21 September 2006. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan terbesar di Provinsi Sumatera Barat, dan letaknya juga sangat strategis, karena selain jauh dari kebisingan kota, perpustakaan ini terletak di daerah ketinggian, tepatnya di bukit Gulai Bancah, dimana kita bisa melihat pemandangan indah Kota Bukittinggi.
Sejarah
Awalnya, pada tanggal 12 Agustus 1976 didirikanlah Perpustakaan Umum Mohammad Hatta yang terletak di Jln. A. Riva’I, tepatnya di sebelah Rumah Sakit Umum Daerah DR. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi. Perpustakaan ini diresmikan oleh Bung Hatta sendiri yang merupakan putra Minangkabau sekaligus Pahlawan Proklamator Republik Indonesia [2].
Dalam perkembangannya, perpustakaan ini telah mengalami pergantian nama beberapa kali. Setelah bernama Perpustakaan Umum Mohammad Hatta, perpustakaan ini sempat diganti namanya menjadi Perpustakaan Proklamator Mohammad Hatta [3].
Sejak didirikannya Perpustakaan Proklamator Mohammad Hatta, masyarakat diberikan pelayanan secara cuma-cuma. Setiap tahunnya pelayanan yang diberikan mengalami peningkatan terus menerus. Begitu pula dengan penggunanya yang semakin hari juga semakin bertambah. Tidak hanya dari masyarakat Bukittinggi sendiri, namun juga dari masyarakat luar Kota Bukittinggi. Akibatnya gedung perpustakaan yang berlantai dua ini terasa semakin sempit. Kemudian Pemerintah Kota Bukittinggi berencana untuk membangun gedung perpustakaan baru yang lebih luas dibanding gedung perpustakaan sebelumnya [4].
Pada tahun 2000-an, pemerintah berencana untuk membangun perpustakaan kembar, yaitu perpustakaan yang akan dibangun di daerah kelahiran dua orang Pahlawan Proklamator Republik Indonesia. Kemudian rencana tersebut pun berhasil diwujudkan pada tahun 2003, yaitu dengan dibangunnya Perpustakaan Soekarno di Kota Blitar, dan diikuti dengan pembangunan Perpustakaan Proklamator Mohammad Hatta di lokasi yang lebih luas dan berdampingan dengan Kantor Walikota Bukittinggi yang baru. Kemudian Perpustakaan Proklamator Mohammad Hatta ini mengalami pergantian nama menjadi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta [5].
Fasilitas
Ruang Baca
Seperti perpustakaan pada umumnya, Perpustakaan Proklamator Bung Hatta juga memiliki ruang baca.
Ruang Internet
Di perpustakaan ini juga terdapat ruang internet yang dapat digunakan oleh semua pengunjung, dan dijaga oleh 2 orang petugas [6].
Ruang Auditorium
Ruang auditorium ini sangat representatif untuk kegiatan seminar, wisuda, atau acara “baralek gadang”, karena ruangan ini mampu menampung sekitar 1000 orang [7].
Ruang Miniteater
Ruang teater ini ukurannya tidak begitu besar, sehingga lebih dikenal dengan ruang miniteater. Ruangan ini terdiri dari 54 tempat duduk [8].
Ruang Fotokopi
Di perpustakaan ini, juga terdapat ruang fotokopi yang bisa digunakan oleh semua pengunjung [9].
Ruang Rapat
Digunakan untuk kegiatan rapat, dan berkapasitas sekitar 70 orang [10].
Musala
Perpustakaan ini juga menyediakan musala bagi umat Islam yang hendak menunaikan ibadah.
Museum Bawah Tanah (Musabata)
Museum Bawah Tanah atau yang sering dikenal dengan istilah “Musabata” ini mengoleksi berbagai macam benda-benda kuno tempo dulu [11], seperti batu-batuan, tulang, dan lain sebagainya.
Selain fasilitas yang sudah disebutkan diatas, Perpustakaan Proklamator Bung Hatta juga memiliki perpustakaan keliling yang tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan informasi, terutama bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan. Pada dasarnya, fungsi dari perpustakaan keliling ini sebenarnya sama dengan perpustakaan umum, karena perpustakaan keliling merupakan kepanjangan layanan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta.
Fungsi
Sesuai dengan mottonya, yaitu Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial, Perpustakaan Proklamator Bung Hatta ini menjadikan masyarakat bebas dari kebodohan, dan buta huruf, serta meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, terutama masyarakat Kota Bukittinggi sendiri.
Selain itu sebagai agen perubahan sosial, Perpustakaan Proklamator Bung Hatta harus mampu mewujudkan masyarakat yang memiliki wawasan yang luas serta kaya akan informasi. Oleh karena itu, perpustakaan ini harus bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai pemenuhan rasa ingin tahu mereka, sehingga masyarakat bisa mengetahui berbagai informasi terbaru (up to date)[12].
Selain fungsi yang sudah dijelaskan di atas, ada 4 fungsi perpustakaan pada umumnya [13], yaitu:
1. Sebagai Fungsi Pendidikan
Perpustakaan memberikan kesempatan kepada penggunanya untuk menambah pengetahuan mereka.
2. Sebagai Fungsi Rekreasi
Selain menyediakan buku-buku pengetahuan, perpustakaan juga menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan), sehingga dapat digunakan oleh para pembaca dalam mengisi waktu senggang.
3. Sebagai Fungsi Penelitian
Perpustakaan juga menyediakan bahan bacaan yang bisa dijadikan sumber / obyek penelitian.
4. Sebagai Fungsi Informasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perpustakaan menyediakan berbagai bahan bacaan yang terdiri dari berbagai informasi yang bermutu dan up to date yang disusun secara teratur dan sistematis.
Referensi
- ^ Jurnal UNP Fakultas Bahasa dan Sastra oleh Ade Darma Putra dan Marlini, diakses pada 28 Maret 2013 pukul 14:22 WIB
- ^ Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial suatu Tantangan Terwujudnya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menuju UPT Perpustakaan Nasional oleh Resty Jayanti Fakhlina, diakses pada 28 Maret 2013 pukul 14:30 WIB
- ^ Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial suatu Tantangan Terwujudnya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menuju UPT Perpustakaan Nasional oleh Resty Jayanti Fakhlina, diakses pada 28 Maret 2013 pukul 14:30 WIB
- ^ Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial suatu Tantangan Terwujudnya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menuju UPT Perpustakaan Nasional oleh Resty Jayanti Fakhlina, diakses pada 28 Maret 2013 pukul 14:30 WIB
- ^ Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial suatu Tantangan Terwujudnya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menuju UPT Perpustakaan Nasional oleh Resty Jayanti Fakhlina, diakses pada 28 Maret 2013 pukul 14:30 WIB
- ^ Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial suatu Tantangan Terwujudnya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menuju UPT Perpustakaan Nasional oleh Resty Jayanti Fakhlina, diakses pada 28 Maret 2013 pukul 14:30 WIB
- ^ Bagus, Kunjungan Pelajar dan Masyarakat ke Perpustakaan Bung Hatta oleh Dino, diakses pada 31 Maret 2013 pukul 15:25
- ^ Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Butuh Banyak Sumbangan Koleksi Buku oleh Muhammad Subhan, diakses pada 31 Maret pukul 15:38
- ^ Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial suatu Tantangan Terwujudnya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menuju UPT Perpustakaan Nasional oleh Resty Jayanti Fakhlina, diakses pada 28 Maret 2013 pukul 14:30 WIB
- ^ Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Butuh Banyak Sumbangan Koleksi Buku oleh Muhammad Subhan, diakses pada 31 Maret pukul 15:38
- ^ Bagus, Kunjungan Pelajar dan Masyarakat ke Perpustakaan Bung Hatta oleh Dino, diakses pada 31 Maret 2013 pukul 15:25
- ^ Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial suatu Tantangan Terwujudnya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menuju UPT Perpustakaan Nasional oleh Resty Jayanti Fakhlina, diakses pada 28 Maret 2013 pukul 14:30 WIB
- ^ Profesi Keguruan, hal:200 oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M. Sc, Penerbit: Rineka Cipta