Angkatan Darat Kekaisaran Jepang

Revisi sejak 5 April 2013 11.54 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 28 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q276535)

Angkatan Darat Kekaisaran Jepang (Kyūjitai: 大日本帝國陸軍, Shinjitai: 大日本帝国陸軍, Romaji: Dai-Nippon Teikoku Rikugun) adalah angkatan darat Kekaisaran Jepang dari tahun 1867 sampai 1945 di bawah kendali Staf Gabungan Angkatan Darat (参謀本部, Sanbō Honbu) dan Kementerian Angkatan Darat (陸軍省, Rikugunshō), yang kedua-duanya berada di bawah Kaisar Jepang sebagai panglima tertinggi angkatan darat dan angkatan laut. Kemudian Inspektorat Jenderal Penerbang Angkatan Darat menjadi institusi ketiga yang mengawasi. Selama masa perang atau keadaan darurat nasional, fungsi komando Kaisar secara tertulis terpusat pada Markas Besar Kekaisaran (大本営, Daihonei), suatu badan ad-hoc yang terdiri atas Kepala Staf dan Wakil dari Staf Gabungan Angkatan Darat dan Staf Gabungan Angkatan Laut, menteri perang dan Inspektur Jenderal Pelatihan Militer.

Bendera Angkatan Darat Kekaisaran Jepang

Sejarah

Pendirian

 
Pelatihan pasukan keshogunan oleh tentara Perancis tahun 1867.

Semasa Restorasi Meiji, tentara-tentara yang setia kepada Kaisar Meiji adalah samurai terutama samurai dari Satsuma dan Chōshū. Setelah jatuhnya Tokugawa (bakufu) dan pendirian pemerintahan Meiji, militer yang setia terhadap pemerintahan pusat dianggap sesuatu yang diperlukan untuk menjamin kemerdekaan Jepang atas imperialisme barat.

Angkatan darat yang terpusat ini, Angkatan Darat Kekaisaran Jepang, menjadi lebih penting setelah penghapusan wilayah-wilayah feodal (, han) pada tahun 1871. Dalam rangka reformasi militer, pemerintah memerintahkan wajib militer di seluruh negeri untuk semua laki-laki di atas 20 tahun bertugas dalam angkatan bersenjata selama tiga tahun. Semua laki-laki berhak memegang senjata, sebelumnya hanya golongan samurai saja yang berhak membawa senjata.

Bantuan luar negeri

Pada awalnya Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dibangun dengan bantuan penasihat-penasihat Perancis. Tetapi setelah kemenangan Jerman dalam Perang Perancis-Prusia (1870-1871), pemerintah Jepang memandang Prusia sebagai contoh untuk angkatan darat mereka dan menyewa penasihat militer Jerman Mayor Jakob Meckel, digantikan von Wildenbrück dan Kapten von Blankenbourg pada 1888 untuk melatih staf gabungan angkatan bersenjata Jepang antara tahun 1886 sampai April 1890. Staf Gabungan Angkatan Darat Jepang, dibangun berdasarkan Generalstab Prusia berada langsung di bawah Kaisar dan diberikan kekuatan yang besar dalam rencana dan siasat militer.

Pada tahun 1874, Angkatan bersenjata Jepang menyerang Taiwan dan merupakan penyerangan luar negeri pertama mereka.

Konsultan militer asing lainnya adalah Mayor Pompeo Grillo dari Italia yang bekerja di peleburan logam Osaka antara tahun 1884 sampai 1888, kemudian Mayor Quaratezi antara tahun 1889-1890, dan Kapten Schermbeck dari Belanda yang bekerja memperbaiki pertahanan pantai antara tahun 1883-1886. Jepang tidak mempekerjakan penasihat militer asing antara 1890-1918 sampai Komandan Jacques Faure dari Perancis diminta untuk membantu pengembangan penerbangan Jepang.