Kacang parang
Kara pedang | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | C. ensiformis
|
Nama binomial | |
Canavalia ensiformis | |
Sinonim | |
|
Kara pedang (Canavalia ensiformis) adalah suatu jenis polong-polongan yang ditanam sebagai bahan pangan. Biji tumbuhan ini cukup banyak mengandung protein, namun demikian jumlahnya belum sebanyak kedelai.[4]
Di Indonesia, kara pedang dikenal dengan sebutan kara kaji,[4] kacang parang (Melayu), kara bedog, kacang mekah, kacang prasman (Sunda), koro bendo, koro pedang, krandang (Jawa), kara ortel, dan juga kara wedung (Madura).[2][3]
Ada yang membuat dage dari bijinya yang sudah tua, namun biji tersebut harus dimasak 2 kali selama berjam-jam untuk menghilangkan racunnya.[4] Biji kara pedang juga dapat diolah untuk dijadikan tempe non-kedelai.[5]
Referensi
- ^ "Canavalia ensiformis (L.) DC". Germplasm Resources Information Network. United States Department of Agriculture. 2005-12-22. Diakses tanggal 2009-03-26.
- ^ a b "Canavalia ensiformis (L.) DC" (PDF). Departemen Kesehatan. 15 November 2001. Diakses tanggal 26 April 2013.
- ^ a b "Canavalia ensiformis DC". Prohati. Diakses tanggal 26 April 2013.
- ^ a b c Sastrapradja, Setijati; Lubis, Siti Harti Aminah; Djajasukma, Eddy; Soetarno, Hadi; Lubis, Ischak (1981). Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi:Sayur-Sayuran 6. Jakarta: LIPI bekerja sama dengan Balai Pustaka. hal. 47. OCLC 66307472.
- ^ Syarief, R. (1999). Wacana Tempe Indonesia. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala. hlm. 4–7. ISBN 979-8142-16-0.