Toko kelontong
Toko kelontong (Bahasa Inggris: grocery store) adalah suatu toko kecil yang umumnya mudah diakses umum atau bersifat lokal. Toko semacam ini umumnya berlokasi di jalan yang ramai, stasiun pengisian bahan bakar (SPBU), atau stasiun kereta api. Toko kelontong sering ditemukan di lokasi perumahan padat di perkotaan. Kebanyakan toko kelontong masih bersifat tradisional dan konvensional, dimana pembeli tidak bisa mengambil barangnya sendiri, karena rak toko yang belum modern dan menjadi pembatas antara penjual dan pembeli. Contoh toko kelontong modern yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain adalah Circle K, Indomaret, Alfamart, dan 7-Eleven.
Sejarah
Kata kelontong memiliki sejarah yang cukup tua. Kata ini merujuk kepada alat bunyi-bunyian yang selalu dibawa oleh pedagang keliling Tionghoa pada saat menjajakan barang dagangannya tempo dulu. Kelontong ini berbentuk tambur (rebana) mini bertangkai dan di kedua sisinya diberi tali pendek dengan biji bulat di ujungnya. Tambur mini ini bisa terbuat dari kaleng, kulit samak, atau kertas semen. Dengan digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan pada tangkainya, maka biji bulat ini akan "menabuh" tambur ini dengan suara kelontong-kelontong. Orang di dalam rumah akan segera tahu bahwa penjaja barang keliling sedang lewat di rumahnya mendengar suara kelontong yang khas ini. Pada zaman itu sang penjaja disebut dengan Tjina klontong.
Menurut negara
Amerika Serikat
Jaringan toko kelontong pertama di Amerika Serikat dibuka di Dallas, Texas pada tahun 1927 oleh Southland Ice Company yang nantinya berkembang sebagai jaringan toko kelontong terbesar di dunia 7-Eleven.[1] Pada tahun 1939,[2] seorang pemilik pengolahan susu bernama J.J. Lawson membuka sebuah toko susu di pabrik susu miliknya di dekat Akron, Ohio. Lawson's Milk Company berkembang sebagai jaringan toko kelontong di negara bagian Ohio.[2] Jaringan toko kelontong lainnya, Circle K didirikan pada tahun 1951. Barang dagangan mereka cenderung sama, meski merek tokonya berbeda-beda. Barang dagangan yang umum dijual oleh toko kelontong di Amerika Serikat, misalnya: susu, roti, minuman ringan, rokok, kartu telepon prabayar, kopi, es serut slushee, cokelat batangan, Twinkies, Slim Jims, hot dog, es krim, permen, permen karet, lip balm, keripik, pretzel, berondong jagung, beef jerky, donat, peta, majalah, surat kabar, mainan anak, perlengkapan mobil, pembalut wanita, makanan kucing, makanan anjing, dan kertas toilet. Kadang-kadang toko seperti ini juga menyediakan roti lapis, pizza, dan makanan beku. Hampir semua toko menyediakan ATM dan menjual lotre negara bagian.
Jepang
Di Jepang terdapat lebih dari 40.000 toko kelontong[3] yang populer dengan sebutan konbini (コンビニ ) (singkatan untuk convenience stores). Toko-toko seperti ini di Jepang umumnya berukuran sedang, bersih, dan terang benderang.[4] Sebagian besar konbini berada di permukiman atau kawasan ramai, buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Jaringan toko kelontong terbesar di Jepang adalah 7-Eleven, FamilyMart, dan Lawson. Toko-toko seperti ini tidak hanya memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja, melainkan juga menyediakan layanan pembayaran rekening serta pemesanan tiket.
Menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, convenience store adalah toko swalayan penjual makanan dan minuman yang beroperasi lebih dari 13 jam per hari, dan memiliki lantai berdagang yang luasnya lebih dari 30 m2 namun tidak lebih dari 250 m2.[5] Pada mulanya, konbini populer di kalangan dewasa muda dan para pelaju. Namun sekarang ini konbini telah menjadi "pusat gaya hidup" untuk konsumen Jepang muda, mobilitasnya tinggi, dan senang belanja.[4] Bagi konsumen usia muda dan lajang (dan sebagian konsumen lainnya), konbini adalah satu-satunya toko makanan untuk mereka.[4]
Makanan yang dipajang di rak-rak, misalnya: mi instan, makanan kaleng, makanan ringan seperti keripik dan senbei, permen, cokelat, dan roti. Makanan hangat seperti ayam goreng, yakitori, bakpau (nikuman), dan oden disediakan di konter kasir. Makanan yang dijajakan di rak pendingin, misalnya: sushi, roti lapis, bento, onigiri, yakisoba, dan pasta. Makanan dingin setelah dibeli dapat dipanaskan dengan oven microwave yang terdapat di kasir. Onigiri adalah barang dagangan penting di konbini. Isi onigiri di konbini, misalnya: umeboshi, konbu, tuna mayones, mentaiko, dan salmon. Pada tahun 2010, 7-Eleven menjual 1,5 miliar onigiri, atau kira-kira 12 onigiri untuk setiap penduduk Jepang, laki-laki, perempuan, dan anak-anak.[6]
Referensi
- ^ "7-Eleven world's largest chain store". Japan News Review. July 12, 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 January 2009. Diakses tanggal 16 January 2009.
- ^ a b Dairy Mart Uncovers Piece of History. Originally published in Convenience Store News, 16 April 2002. Diakses dari AllBusiness.com, 19 Desember 2007.
- ^ "Convenience Stores". Japan-Guide.com. Diakses tanggal 2013-05-16.
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaWilk
- ^ "競争と協働の中で 社会と共に進化するコンビニ" (PDF). METI. 2009. Diakses tanggal 2013-05-16.
- ^ "Vol. 01 年間15億個も売り上げる大ヒット商品とは?". Diakses tanggal 2013-05-16.