Musik tegalan
Musik Tegalan adalah musik khas daerah Jawa Tengah, yang berpusat di Kota Tegal sebagai pionir munculnya jenis musik ini. Jenis musik ini diciptakan pada era 80an sebagai guna promosi pariwisata yang sedang digalakkan oleh pemerintah daerah setempat. Pencetusnya adalah Lanang Setiawan, Dhimas Riyanto, Najeeb Balapulang, dan Tri Widarti sebagai pelantun lagu-lagu tegalan generasi pertama.
Musik Tegalan | |
---|---|
Sumber aliran | Dangdut Campursari Tarling |
Sumber kebudayaan | Awal tahun 1980-an di Brebes dan Tegal |
Alat musik yang biasa digunakan | Kendang, Suling, Gitar, Kibor |
Bentuk turunan | Rock Tegalan - Pop Tegalan - Gending Tegalan |
Subgenre | |
Rap Tegalan - Tarling Tegalan - Reggae Tegalan - Jaipongan Tegalan - Metal Tegalan - Marawis Jawa - Intrumental - Keroncong Pantura - Paduan Suara - Jazz Rock - Northcoast Sounds - Grunge Ngapak - Koplo Banyumasan - Langgam Jawa - Rock n' Roll Banyumasan -Indie Tegalan - Akustik Tegalan - Pop Daerah - Dangdut Mainstream - Reggae Rock - Tarling Dermayonan - Disco Tegalan - Teen Pop - Koplo Jawa Timuran - Easy Listening - Techno Kontemporer - Beat Box - Orkestra | |
Genre campuran (fusion) | |
Hip Hop Tegal - Melayu Tegalan - India Tegalan - Mandarin Tegalan | |
Versi regional | |
Musik Tegalan Brebes - Musik Tegalan Pemalang - Musik Tegalan Bumiayu - Musik Tegalan Asli | |
Topik lainnya | |
Keroncong - Gambus - Techno - Musisi - Musisi terkenal - Pengaruh sosial |
Awal Mula
Jenis musik yang satu ini dulunya dianggap musik bajakan oleh pendengarnya, terutama saat musik tegalan dipopulerkan oleh Najeeb Balapulang dengan single andalannya yang berjudul "Man Droup Tukang Becak". Sebenarnya lagu "Man Droup Tukang Becak" ini adalah versi bajakan dari Lagu India yang populer di era 70an, padahal lagu ini menjadi tonggak sejarah awal musik tegalan. Salah satu biangnya adalah Lanang Setiawan, ia adalah sahabat karib Najeeb Balapulang yang kebetulan punya orkes melayu dan bekerjasama dengan stasiun radio AM pada masa itu. Kebetulan Kota Tegal sedang merumuskan "Gerakan Tegal Pertiwi" sebagai ajang untuk memperoleh pendapatan daerah lewat pariwisata. Maka dari itu, untuk memuluskan niat baik pemerintah, Lanang Setiawan beserta Najeeb Balapulang mengadakan sesi rekaman di salah satu studio musik yang kebetulan milik stasiun radio setempat. Dalam pembuatannya mereka menyewa studiorekaman yang biasa dipakai untuk mengisi suara iklan radio. Tak disangka prosesnya berjalan lancar dan lagu "Man Droup Tukang Becak" siap dirilis dan diputar di stasiun radio yang satu-satunya di Tegal yakni Radio Raka 1440 AM.
Perkembangan
Musik Tegalan mulai populer pasca melejitnya Najeeb Balapulang sebagai penyanyi musik tegalan pertama dalam sejarah. Selanjutnya tak hanya Najeeb yang sering menyanyikan lagu tegalan, tetapi rekannya yang bernama Tri Widarti turut serta bernyanyi lewat lagu "Ketemu Maning" yang direkam pada tahun 1983. Lalu disusul dengan lagu "Man Pian Bakul Bakso", "Jaran Lumping", "Ketagihan", "Teh Poci Gula Batu", "Ayu Ayu Bisu", "Kembang Pitutur", "Alun Alun Tegal" dan lain-lain.
Kemunduran
Musik Tegalan sempat mengalami kemunduran di era pertengahan 90an, dikarenakan krisis ekonomi dan mahalnya biaya sewa studio rekaman. Ironisnya, selera orang pada masa itu berpindah ke jenis musik lainnya. Misalnya rock, pop dan alternative yang mulai digandrungi kawula muda di seantero tegal. Walaupun pada masa itu sekitar tahun 1995 ada penyanyi musik tegalan yang bernama Soni Mukson, rupanya kehadiran musisi muda yang satu ini belum bisa mengangkat derajat musik tegalan yang sedang terpuruk. Lewat kedua singlenya yang berjudul "Ana Crita Ana Kanda" dan "Nyong Cinta Padamu", ternyata belum memaksimalkan perfoma musik yang satu ini ke orbit yang semestinya. Apalagi krisis moneter yang terjadi di Indonesia membuat beberapa orang seniman di tanah air harus merasakan imbasnya termasuk Musik Tegalan.
Kebangkitan
Akhir era 90an menjadi keadaan yang menguntungkan bagi Musik Tegalan, pasalnya seusai krisis ekonomi yang melanda Indonesia' para seniman kembali beraksi dengan berbagai macam gebrakan ampuh. Seorang dalang wayang kulit dari desa Bengle, Talang, Tegal, Ki Enthus Susmono dengan berani menciptakan album bergenre Campursari dengan lirik Bahasa Tegal yang berjudul "Topeng Monyet". Bersama grup musiknya, Sanggar Satria Laras ia membuat perubahan dan gebrakan unik dalam percaturan musik tegalan. Apalagi musik tegalan yang Ki Enthus Susmono sajikan berbeda dengan musik tegalan di era sebelumnya, beliau memadukan musik reggae, rock, dangdut dan jaipongan dalam satu lagu. Hal semacam itu dimanfaatkan dengan baik sehingga Industri musik tegalan kembali bangkit dan berjalan hingga kini.
Kemajuan
Tidak sampai disini saja, musik tegalan kerap menghadirkan lagu-lagu baru yang terkesan lebih lucu, lebih segar dan lebih merakyat. Di awal era 2000an saja ada beberapa penyanyi musik tegalan yang terbilang baru, kebanyakan mereka masih ada yang duduk di bangku sekolah atau menganggur sama sekali. Misalnya saja Amar Rindu, seorang penganggur dari pedalaman Kabupaten Tegal ini berhasil sukses lewa lagu "Poma Rong Poma" yang ia bawakan pada tahu 2001. Selanjutnya ada lagu-lagu yang genre musiknya dipengaruhi musik disco yang sempat menjadi hits di awal era 2000an diantaranya "Kondangan Wurung", "Aja Onggrongan", "Gadis Slawi", "Rika Tega Nyong Tega" dan "Man Droup Tukang Becak" versi disco remix.
Disamping itu muncul penyanyi-penyanyi Musik tegalan generasi baru, seperti Santi Sartika dari Brebes, Agus Jambrong dari Kota Tegal, Mega Novia Arifiani dari Tembok Kidul, Adiwerna, Tegal, Teguh Herdys dari Tarub, Tegal, Fetty Kombor dari Dampyak, Kramat, Tegal, Yani Asmara dari Slawi, Tegal dan Mantan Bupati Tegal, H. Agus Riyanto.
Dan musik tegalan saat ini bisa didownload di intenet dan menjadi musik yang perlu dilestarikan sejak dini. Terlebih lagi ada kabar menghebohkan tentang lagu ciptaan Imam Joend yang berjudul "Man Warso". Lagu tersebut di upload oleh seseorang yang jahil telah mencuri lagunya, anehnya lagu ini telah terdownload sebanyak 3,262 kali.
Disusul dengan lagu lainnya seperti "Tegal Banyumas" sebanyak 1,983 kali, kemudian "Cinta Tiba Tangi" sebanyak 1,225 dan "2 Q Yem" dengan jumlah download sebanyak 1,173 kali. Ini merupakan rekor yang belum pernah diraih dalam sejarah penyedia layanan simpan unduh.