Tigerair Mandala

perusahaan asal Singapura

Mandala Airlines adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Pada saat ini Mandala Airlines memiliki bandar udara penghubung di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan Bandar Udara Internasional Juanda.

Mandala Airlines
Berkas:Tiger Mandala logo.jpeg
IATA ICAO Kode panggil
RI MDL MANDALA
Didirikan17 April 1969
PenghubungBandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
Bandar Udara Internasional Juanda
Armada7 (+18 dipesan)
Tujuan10 (7 domestik, 3 internasional)
Perusahaan indukSaratoga Investama Sedaya
Kantor pusat

Wisma Soewarna Unit 1C-1G
Soewarna Business Park Kav. E1-2
Soekarno-Hatta International Airport
Cengkareng 19110, Indonesia

Tokoh utamaPaul Rombeek (Presiden Direktur)
Brata Rafly (Direktur Komersial)
Andry Irwan (Direktur Keuangan)
Situs webwww.mandalaair.com
www.tigerairways.com
Logo Mandala sebelum 4 April 2012

Sejarah singkat

Mandala adalah maskapai nasional berumur 40 tahun yang telah dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International di tahun 2006. Pembelian Mandala didasarkan pada pertimbangan bahwa potensi yang bisa diraih terkait dengan peluang pertumbuhan bisnis penerbangan di dunia ketiga, setelah China dan India. Dengan pasar domestik yang lebih besar dari India, investasi melalui Mandala, memberi peluang bagi Mandala untuk memanfaatkan jaringan rute penerbangan yang luas dengan brand nasional yang kuat serta memungkinkan menjadikan Mandala sebagai maskapai penerbangan modern yang menawarkan keamanan, dapat diandalkan, dengan harga terjangkau.

Pada 2007, Mandala telah memesan 30 pesawat airbus baru senilai 2,3 miliar dolar AS, Mandala dikelola jajaran manajemen berpengalaman internasional. Mandala juga telah menghentikan penggunaan semua Pesawat Boeingnya dan menjalin kerja sama dengan Singapore Airlines Engineering Company untuk perawatan pesawat.

Mandala kini menawarkan jaringan pelayanan yang luas untuk 17 tujuan penerbangan, dengan menggunakan pesawat yang aman dan armada Airbus A320 dan A319 dengan ketepatan jadwal, kebersihan pesawat terjaga serta penawaran harga yang sangat terjangkau.

Prioritas utama Mandala adalah menjadi maskapai penerbangan dengan standar keselamatan penerbangan internasional. Untuk mencapai itu, Mandala telah menjalani audit guna mendapatkan sertifikasi IOSA dari IATA. Selain itu, Mandala juga telah menjalani audit dari Airbus, Boeing dan sejumlah perusahaan di bidang perminyakan yang telah memberikan persetujuan untuk terbang bersama Mandala. Karena masalah utang, maskapai ini berhenti beroperasi pada tanggal 12 Januari 2011 ini [1]. Maskapai ini kemudian meminta penjadwalan ulang pembayaran utangnya ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat [2].Utang Mandala saat itu sebesar 800 milyar rupiah kepada 271 kreditur, terutama kepada penyewa (lessor) pesawat-pesawatnya.[3] Akhir Februari 2011, para kreditur menyetujui untuk merestrukturisasi utang Mandala menjadi saham. 70.58 persen kreditur menyetujui merestrukurisasi utang maskapai ini sebesar 2.4 triliun rupiah.

Pada April 2011, tim kurator menyatakan bahwa Mandala akan menjalankan operasinya kembali pada bulan Mei 2011[4]. Maskapai ini kemudian memastikan diri kembali beroperasi pada bulan Juni 2011.[5]. Sebagai bagian restrukturisasinya, maskapai ini pun mengalami pergantian kepemilikan saham. Pemegang saham mayoritas adalah PT Saratoga Investment Group sebesar 51%, diikuti oleh Tiger Airways dari Singapura sebesar 33%, dan 16% sisanya dimiliki oleh pemegang saham lama dan para kreditor[6].

Armada

 
Airbus A319-100 dengan warna baru Mandala

Mandala menerapkan one-single aircraft policy (kebijakan pengoperasian satu jenis pesawat), yaitu hanya dengan mengoperasikan armada Airbus. Pada 16 Januari 2009, Mandala meng-ground seluruh armada Boeing nya dan mulai menerapkan kebijakan pengoperasian satu jenis pesawat tersebut.

 
Boeing 737-200

Saat ini, Mandala mengoperasikan jenis pesawat Airbus A320 dengan kapasitas kursi 180 dan pesawat A319 dengan kapasitas 144 kursi. Selain pesawatnya yang canggih, Mandala memilih Airbus karena teknologinya yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Armada

Mandala Airlines
Pesawat Dalam armada [7] Dipesan [8] Penumpang Catatan
Airbus A320-232 7[9] 43[10] 180
Total 7 43

Mandala sebelumnya juga mengoperasikan armada seperti:

Jalur penerbangan

Sebelum mengajukan restrukturasi perusahaan, Mandala sangat kuat di rute-rute bagian Barat. Di akhir tahun 2008, Mandala memiliki 17 rute dan berkonstrasi pada jalur penerbangan utama seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam,Pangkalpinang,Jambi,Bengkulu Semarang, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Kupang, Yogyakarta, dan Tarakan.

Setelah restrukturasi perusahaan, Mandala untuk tahap awal menerbangi jalur penerbangan utama seperti Medan,Kuala Lumpur,Singapura,Denpasar.

Tujuan

Berikut ini adalah daftar bandar udara tujuan Mandala Airlines.

Jawa dan Bali

Sumatera

Catatan lain

Langkah restrukturisasi Mandala Airlines, yaitu merestrukturisasi utang menjadi sahan oleh para kreditur serta pemegang saham, merupakan pengulangan dari apa yang terjadi kepada maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, yang mengalami krisis keuangan akibat krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997.

Referensi

Pranala luar