Kota Pangkalpinang
Kota Pangkalpinang adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Secara astronomis, Kota Pangkalpinang terletak antara 20,4’ sampai dengan 20,10’ Lintang Selatan dan antara 106,04’ sampai dengan 106,07’ Bujur Timur. Kota ini terletak di bagian timur Pulau Bangka. Kota Pangkalpinang terbagi dalam 7 kecamatan dan memiliki 42 kelurahan.
Kota Pangkalpinang | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawi | ڤڠكل ڤينڠ |
Julukan: Kota Beribu Senyuman [1] | |
Motto: Pangkal kemenangan | |
Koordinat: 2°06′S 106°06′E / 2.1°S 106.1°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kepulauan Bangka Belitung |
Tanggal berdiri | 4 Juli 1959[2] |
Dasar hukum | UU No. 29 Tahun 2024[2] |
Hari jadi | 17 September 1757 |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Budi Utama (Pj.) |
• Wakil Wali Kota | lowong |
• Sekretaris Daerah | Mie Go |
Luas | |
• Total | 104,405 km2 (40,311 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 239.730 |
• Kepadatan | 2,300/km2 (5,900/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 83,77% Kristen 7,08% - Protestan 3,90% - Katolik 3,18% Buddha 5,54% Konghucu 3,57% Hindu 0,03% Kepercayaan 0,01%[4] |
• IPM | 78,57 (2021) Tinggi[5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 33111 - 33149 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 717 |
Pelat kendaraan | BN xxxx A* |
Kode Kemendagri | 19.71 |
DAU | Rp 478.512.098.000- (2020)[6] |
Situs web | www |
Kota Pangkalpinang merupakan pusat pemerintahan, pusat pemerintahan kota di kelurahan Bukit Intan, dan pusat pemerintahan provinsi dan instansi vertikal di kelurahan Air Itam. Kantor pusat PT. Timah Tbk juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan pusat aktivitas bisnis atau perdagangan dan industri di Bangka Belitung. Secara administratif, kota Pangkalpinang ditetapkan sebagai ibukota provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 9 februari 2001.[7]
Batas wilayah
suntingBatas wilayah Kota Pangkalpinang antara lain:[8]
Utara | Desa Pagarawan |
Timur | Laut Tiongkok Selatan |
Selatan | Desa Dul |
Barat | Desa Air Duren |
Arti nama
suntingSecara etimologi, kata "Pangkalpinang" berasal dari dua kata yaitu Pangkal atau Pengkal dan Pinang. Kata Pengkal atau Pangkal, dalam bahasa Melayu Bangka diartikan sebagai pusat atau awal mulanya.[7] Sebagai pusat pengumpulan timah, kemudian berkembang artinya sebagai pusat distrik, kota tempat pasar, tempat berlabuh kapal atau perahu dan pusat segala aktifitas dan berbagai aktivitas dimulai. Sedangkan kata Pinang, berasal dari pohon Pinang, yakni sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian Timur. Pinang juga merupakan nama buahnya yang diperdagangkan banyak orang.[7]
Sejarah
suntingDalam rangka untuk mengontrol kaya tambang timah deposit di Timur Bangka, kolonial Belanda memindahkan ibu kota Belitung Bangka penduduk dari Muntok ke Pangkalpinang pada tahun 1913. Kota Pangkalpinang berkembang dari status sebagai kota kecil pada tahun 1956, kotapraja, kotamadya, hingga menjadi kotamadya daerah tingkat II Pangkalpinang.[9]
Kota kecil
suntingLahirnya Pangkalpinang dengan status Kota Kecil adalah pada tahun 1956 berdasarkan UU Darurat No. 6 Tahun 1956 yang meliputi dua gemeente yaitu gemeente Pangkalpinang dan gemeentee Gabek dengan luas 31,7 Km2 dan ditetapkan pula Pangkalpinang sebagai ibu kotanya. Sebagai pejabat Wali Kota yang pertama adalah R. Supardi Suwardjo (alm), Patih di Kantor Residen Bangka Belitung. Pada tanggal 20 November 1956 kedudukanya diganti oleh Achmad Basirun (alm) sebagai penjabat wali kota dan kemudian diganti oleh Rd. Abdulah (alm) pada tanggal 15 Desember 1956.
Kotapraja
suntingBerdasarkan UU No. 5 Tahun 1959 status kota kecil ditingkatkan menjadi Kotapraja pada tanggal 24 Juli 1958. Rd. Abdulah diganti oleh R. Hundani (alm) yang terpilih sebagai Wali Kota hasil pemilu yang pertama tahun 1955 (wali kota ke-44). Kemudian dengan surat keputusan Presiden RI No. 558/M, pada tanggal 1 Oktober 1960 ditunjuk M. Saleh Zainuddin sebagai Wali Kota (Kepala Daerah Kotapraja) Pangkalpinang.
Kotamadya
suntingBerdasarkan UU No. 18 Tahun 1965 status Kotapraja diubah menjadi Kotamdya. dengan keputusan Presiden RI tanggal 21 Februari 1967 No. UP/10/I/M-220, M. Saleh Zainudin diganti oleh Drs. Rustam Effendi (alm) sebagai wali kota dengan 5 (lima) orang anggota Badan Pemerintahan Harian sebagai pembantu dalam menjalankan pemerintahan.
Kotamadya Daerah Tingkat II Pangkalpinang
suntingDengan berlakunya UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, status Kotamadya menjadi Kotamadya daerah Tingkat II Pangkalpinang yang dilengkapi dengan 20 orang anggota DPRD, sebagai wali kotanya Kepala Daerah adalah sebagai berikut:
- Roesli Romli (1973-1978)
- H.M. Arub, SH (1978-1983)
- H.M. Arub, SH (1983-1988)
- Drs. H. Rosman Djohan (1989-1993)
- Drs. H. Sofyan Rebuin (1993-1998)
Pada masa jabatan Bapak H.M. Arub, SH yakni dengan PP No. 12 Tahun 1984 wilayah Kotamadya Pangkalpinang dimekarkan dari 31,7 km2 menjadi 89,4 KM2 dan dengan pemekaran itu meliputi tiga desa dari Kabupaten Bangka, yakni Desa Air Itam, Tua Tunu dan Bacang sehingga dari 4 Kecamatan terdapat 55 Kelurahan dan 3 Desa.
Pemerintahan
suntingDaftar Wali Kota
suntingBerikut adalah Daftar Wali Kota Pangkal Pinang dari masa ke masa.
No | Wali Kota | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Wakil Wali Kota | Ket. | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
— | R. Supardi Suwardjo | 14 November 1956 | 20 November 1956 | — | ||||
— | Achmad Basirun | 20 November 1956 | 15 Desember 1956 | |||||
1 | Rd. Abdulah | 15 Desember 1956 | 24 Juli 1958 | 1 | ||||
2 | R. Hundani | 24 Juli 1958 | 1 Oktober 1960 | 2 | ||||
3 | M. Saleh Zainuddin | 1 Oktober 1960 | 21 Februari 1967 | 3 | ||||
4 | Rustam Effendi | 21 Februari 1967 | 1973 | 4 | ||||
5 | Roesli Romli | 1973 | 1978 | 5 | ||||
6 | Mohammad Arub | 1978 | 1988 | 6 | ||||
7 | ||||||||
7 | Rosman Djohan | 1988 | 1993 | 8 | ||||
8 | Sofyan Rebuin | 1993 | 2003 | 9 | ||||
10 | ||||||||
9 | Zulkarnain Karim | 2003 | 2013 | 11 | Triatmadja[10] | |||
12 | Malikul Amdjad[11] | |||||||
10 | Muhammad Irwansyah | 13 November 2013 | 9 Februari 2018 | 13 | Muhammad Sopian | |||
Asyraf Suryadin (Plt.) | 15 Februari 2018 | 23 Juni 2018 | 14 | [12] | ||||
11 | Muhammad Sopian | 16 Oktober 2018 | 14 November 2018 | 15 | [13] | |||
12 | Maulan Aklil | 15 November 2018 | 15 November 2023 | 16 | Muhammad Sopian | [14][15] |
Pada tanggal 7 Mei 1999, dikeluarkan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menerapkan sistem Otonomi Formil dan Otonomi Luas pada Kabupaten/Kota. Daerah Otonom Pangkalpinang menjadi Dareah Otonom Kota Pangkalpinang dengan Badan Legislatif sejumlah 25 orang yang terpisah dari Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah dipimpin oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota sebagai jabatahn Politis, sedangkan Sekretaris Daerah adalah pimpinan Aministratif/Birokrasi. Dengan Undang-Undang ini berbagai instansi vertika/departemen/LPND sejak 1 Januari 2001 menjadi perangkat daerah otonom, sedangkan 3 desa yang dikemukakan diatas yakni Air Itam, Tua Tunu dan Bacang menjadi Kelurahan.
Dewan Perwakilan
suntingBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Pangkal Pinang dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[16] | 2019–2024[17] | 2024–2029 | ||
PKB | 1 | 1 | 1 | |
Gerindra | 4 | 4 | 5 | |
PDI-P | 4 | 4 | 5 | |
Golkar | 4 | 4 | 5 | |
NasDem | 2 | 4 | 5 | |
PKS | 1 | 3 | 2 | |
Hanura | 3 | 0 | 0 | |
PAN | 3 | 2 | 1 | |
PBB | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 3 | 4 | 4 | |
PPP | 4 | 4 | 2 | |
Jumlah Anggota | 30 | 30 | 30 | |
Jumlah Partai | 11 | 9 | 9 |
Kecamatan
suntingKota Pangkalpinang terdiri dari 7 kecamatan dan 42 kelurahan. Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 218.569 jiwa dengan luas wilayah 104,405 km² dan sebaran penduduk 2.093 jiwa/km².[18][19][20]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Pangkalpinang, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
19.71.01 | Bukit Intan | 7 | |
19.71.06 | Gabek | 6 | |
19.71.05 | Gerunggang | 6 | |
19.71.07 | Girimaya | 5 | |
19.71.03 | Pangkal Balam | 5 | |
19.71.04 | Rangkui | 8 | |
19.71.02 | Taman Sari | 5 | |
TOTAL | 42 |
Geografi
suntingTopografi
suntingKondisi topografi wilayah Kota Pangkapinang pada umumnya bergelombang dan berbukit.[21] Ketinggian wilayah Kota Pangkapinang dari permukaan laut berkisar antara 20–50 meter dengan kemiringan antara 0-25%. Secara morfologi daerahnya berbentuk cekung di mana bagian pusat kota berada di daerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit mengelompok di bagian barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa bukit yang utama adalah Bukit Girimaya yang berada di ketinggian 50 m dpl dan Bukit Menara.
Sedangkan hutan kota seluas 290 ha berada di kelurahan Tua Tunu Indah berdasarkan luas wilayah kota Pangkalpinang dapat dirinci penggunaan tanahnya; luas lahan kering yang diusahakan untuk pertanian (tanaman bahan makanan, perkebunan rakyat, perikanan dan kehutanan) adalah seluas 1.562 Ha, lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 1.163 Ha dan lahan kering yang dimanfaatkan untuk permukiman seluas 4.130 Ha. Sedangkan sisanya 2.085 Ha adalah berupa rawa-rawa, hutan negara dan lainnya.
Geologi
suntingTanah di daerah Kota Pangkalpinang mempunyai pH rata-rata di bawah 5 dengan jenis tanah podzolik merah kuning, regosol, gleisol dan organosol yang merupakan pelapukan dari batuan induk. Sedangkan pada sebagian kecil daerah rawa jenis tanahnya asosiasi Alluvial-Hydromorf dan Glayhumus serta regosol kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Keadaan tanah yang demikian kurang cocok untuk ditanami padi, tetapi masih memungkinkan untuk ditanami palawija.
Pada daerah pinggiran, yaitu desa Tuatunu dan desa Air Itam cukup potensial menghasilkan lada dan karet. Kondisi geologi umum di daerah ini; formasi yang tertua adalah batu kapur berumur Permo Karbon, menyusul Slate berumur Trias Atas dan terakhir Intrusi Granit berumur setelah Trias Jura. Susunan batuan granit bervariasi dari granit sampai dioditik dengan inklusi mineral berwarna gelap yaitu Biotit dan adakalanya Amfibol Hijau.
Hidrologi
suntingDi wilayah Kota Pangkalpinang terdapat beberapa sungai, pada umumnya sungai-sungai kecil yang ada di wilayah ini bermuara ke Sungai Rangkui. Di samping Sungai Rangkui terdapat juga Sungai Pedindang di bagian selatan. Kedua sungai ini berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota yang kemudian mengalir ke Sungai Baturusa dan berakhir di Laut Cina Selatan. Sungai-sungai ini selain berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota, juga befungsi sebagai prasarana transportasi sungai dari pasar ke Sungai Baturusa dan terus ke laut. Anak Sungai Rangkui merupakan kanal pengairan dari pintu air kolong kacang Pedang ke Sungai Rangkui yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930-an.
Sumber air untuk air bersih pada umumnya dari air tanah disamping Kolong Kacang Pedang dan Kolong Kace. Pada dasarnya wilayah kota Pangkalpinang kalau dilihat morfologinya berbentuk cekung di mana bagian pusat kota lebih rendah, sehingga keadaan ini memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir terutama pada musim hujan atau pengaruh pasang surut air laut melalui Sungai Rangkui yang membelah Kota Pangkalpinang. Adapun daerah yang tidak pernah tergenang terletak di sebelah Utara, Barat dan Selatan kota.
Sedangkan daerah Timur yang berbatasan dengan Sungai Rangkui dan Laut Cina Selatan dan bagian tengah kota yang dilalui oleh sungai Rangkui sering tergenang oleh air pasang (rob), daerah yang tergenang tersebut terutama Kecamatan Rangkui, Pangkal Balam dan Taman Sari.
Iklim
suntingIklim daerah Kota Pangkalpinang tergolong tropis basah tipe A.[22] Variasi hujan di Kota Pangkalpinang antara 56,2-337,9 mm per bulan selama tahun 2003, dengan jumlah hari hujan rata-rata 16 hari setiap bulannya. Bulan yang terkering adalah bulan Agustus. Hawa di daerah ini dipengaruhi oleh laut, baik angin maupun kelembabannya. Suhu udara selama tahun 2003, misalnya bervariasi antara 23,3 - 32,4 derajat Celcius, sedangkan kelembabannya berkisar antara 76 - 88 persen. Angin bergerak setiap hari dengan arah dari Timur pada siang hari dan dari Barat pada malam hari. Rata-rata kecepatan angin cukup bervariasi setiap bulannya yaitu 3 knot pada bulan Februari dan yang tertinggi terjadi tercatat pada bulan Juli, Agustus dan September, yaitu 5 knot.
Data iklim Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 37 (99) |
38 (100) |
37 (99) |
37 (99) |
36 (97) |
36 (97) |
38 (100) |
39 (102) |
41 (106) |
43 (109) |
42 (108) |
39 (102) |
43 (109) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.4 (86.7) |
31 (88) |
31.6 (88.9) |
32.3 (90.1) |
32.5 (90.5) |
32.2 (90) |
31.9 (89.4) |
31.4 (88.5) |
32.5 (90.5) |
32.4 (90.3) |
31.8 (89.2) |
30.7 (87.3) |
31.73 (89.12) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.4 (79.5) |
26.8 (80.2) |
27.2 (81) |
27.7 (81.9) |
27.9 (82.2) |
27.7 (81.9) |
27.6 (81.7) |
27.8 (82) |
28 (82) |
28 (82) |
27.4 (81.3) |
26.7 (80.1) |
27.43 (81.32) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.5 (74.3) |
23.7 (74.7) |
23.8 (74.8) |
24.1 (75.4) |
24.4 (75.9) |
24.3 (75.7) |
24.3 (75.7) |
24.3 (75.7) |
24.5 (76.1) |
24.9 (76.8) |
24.7 (76.5) |
24 (75) |
24.21 (75.55) |
Rekor terendah °C (°F) | 21 (70) |
20 (68) |
22 (72) |
21 (70) |
20 (68) |
16 (61) |
15 (59) |
17 (63) |
20 (68) |
21 (70) |
21 (70) |
20 (68) |
15 (59) |
Presipitasi mm (inci) | 278 (10.94) |
221 (8.7) |
248 (9.76) |
242 (9.53) |
197 (7.76) |
138 (5.43) |
132 (5.2) |
104 (4.09) |
96 (3.78) |
155 (6.1) |
228 (8.98) |
310 (12.2) |
2.349 (92,47) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 12 | 15 | 15 | 13 | 10 | 9 | 6 | 6 | 10 | 15 | 18 | 146 |
% kelembapan | 87 | 87 | 86 | 85 | 84 | 83 | 81 | 82 | 83 | 85 | 87 | 89 | 84.9 |
Rata-rata sinar matahari harian | 4.7 | 6.5 | 6.3 | 6.8 | 7.2 | 7.6 | 8.9 | 9.1 | 9.5 | 8.6 | 6.3 | 4.2 | 7.14 |
Sumber #1: Climate-Data.org[23] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[24] & Weatherbase[25] |
Kesehatan
suntingRumah sakit
sunting№ | Kode | Nama Rumah Sakit | Jenis | Tipe | Alamat |
---|---|---|---|---|---|
1. | 1971021 | RSUD Depati Hamzah | RSUD | C | Jalan Soekarno–Hatta №50, Bukitbesar, Kec. Girimaya, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung 33684 |
2. | 1971043 | RS Bakti Timah Pangkalpinang | RS | C | Jalan Bukit Baru №1, Taman Bunga, Kec. Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung 33122 |
3. | 1971004 | RS Kalbu Intan Medika | RS | C | Jalan Basuki Rachmat №26, Bukitintan, Kec. Girimaya, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung 33684 |
4. | 1971002 | RS Primaya Bhakti Wara | RS | C | Jalan Solihin №180, Gajah Mada, Kec. Rangkui, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung 33135 |
5. | 1971005 | RSIA Dzakirah | RSIA | C | Jalan Depati Hamzah №34, Bacang, Kec. Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung 33148 |
6. | 1971003 | RSIA Muhaya | RSIA | C | Jalan Jendral Sudirman №18, Taman Bunga, Kec. Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung 33122 |
7. | 1971006 | RSIA Rona | RSIA | C | Jalan KH. Hasan Basri Sulaiman №20, Gedung Nasional, Kec. Taman Sari, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung 33127 |
Demografi
suntingJumlah Penduduk
suntingSiklus perkembangan populasi kota Pangkalpinang dari 2010-2020, yakni;
Populasi historis | ||
---|---|---|
Tahun | Jumlah Pend. | ±% p.a. |
2010 | 175.819 | — |
2014 | 191.994 | +2.22% |
2015 | 196.202 | +2.19% |
2019 | 215.379 | +2.36% |
2020 | 218.569 | +1.48% |
Etnis
suntingPenduduk kota Pangkalpinang dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki keberagaman Suku, Agama, Ras dan Adat Istiadat (SARA), demikian pula di kecamatan ini. Suku asli atau etnis di kota Pangkalpinang adalah suku Melayu, dan merupakan suku mayoritas di kota ini.[26] Selain suku Melayu, etnis Tionghoa Hakka dari Guangdong juga banyak tinggal di kota ini. Sementara suku lainnya banyak berasal dari suku Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Sunda, Flores dan lainnya.[26]
Agama
suntingBerdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, penduduk di kota ini sangat beragam dalam agama yang dianut. Adapaun persentasi penduduk kota Pangkalpinang berdasarkan agama yang dianut ialah, agama Islam sebanyak 83,77%, kemudian Kristen sebanyak 7,08% dimana Protestan 3,90% dan Katolik 3,18%. Pemeluk agama Buddha yang umumnya keturuan Tionghoa sebanyak 5,54%, Konghucu 3,57% dan sebagian kecil beragama Hindu yakni 0,03% dan aliran kepercayaan 0,01%.[4][27] Sementara untuk rumah ibadah, di kecamatan ini terdapat 96 masjid, 58 mushola, 10 gereja Protestan, 8 vihara, 7 gereja Katolik dan 1 pura.[3]
Pariwisata
suntingPangkalpinang memiliki 23+ 4 pada tahun 2011 hotel terdiri dari 5 hotel berbintang dan 18 hotel melati. Jumlah kamar sebanyak 445 buah dan jumlah tempat tidur sebanyak 757 buah. Sedangkan jumlah restoran sebanyak 5 buah.
Tempat Wisata
suntingBeberapa objek wisata yang ada di Pangkalpinang, yakni;
- Taman Sari
- Taman Merdeka
- Museum Timah
- Masjid Jami'
- Gereja Maranatha
- Gereja Katedral Pangkalpinang
- Vihara Citra Maitreya
- Klenteng Konghucu
- Pantai Pasir Padi
- Pantai Sampur
- Pantai telapak kaki dewa
- Pantai batu belubang
- Lapangan Golf Girimaya
- Chinatown
- Makam Belanda (Keerkhof)
- Masjid Agung Kubah Timah[28]
Hotel
sunting- Menumbing Heritage Hotel
- Novotel
- Santika
- Aston
- Bumi Asih
- Padjadjaran Suites (konstruksi 5 Juli 2014)
Transportasi
suntingUdara
suntingBandar Udara Depati Amir melayani penerbangan 13 kali sehari dari/ke Jakarta yang dilayani oleh Sriwijaya Air 6x, Lion Air 4x,Garuda Indonesia 2x. Sedangkan penerbangan dari/ke Palembang sebanyak 1 kali setiap hari yang dilayani oleh Sriwijaya air. Serta Rute Batam - Pangkalpinang- Tanjung Pandan dilayani oleh 2 maskapai yaitu Sky Aviation dan Wings Air.
Laut
suntingDi kota ini terdapat Pelabuhan Pangkal Balam, salah satu pelabuhan di provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain pelabuhan sepanjang 787 m, fasilitas angkutan barang, terminal penumpang, dan tempat parkir. Cabang Pelabuhan Pangkal Balam ini melayani pengangkutan barang impor dan juga ekspor, perdagangan antar pulau, dan angkutan penumpang ke Jakarta dengan kapal ferry atau kapal roll-off dan ke Tanjung Pandan di kabupaten Belitung dengan kapal jetfoil atau speedboat.[29]
Pelabuhan Pangkal Balam melayani wilayah yang kaya akan pertambangan dan pertanian. Komoditi utama di Bangka Belitung adalah timah, kaolin, pasir kuarsa, granit, karet, kelapa sawit dan lada.[29]
Darat
suntingPangkalpinang memiliki 4 terminal dalam kota yang menghubungkan rute kecamatan di seluruh Pulau Bangka, sedangkan untuk dalam kota dilayani 5 trayek Angkutan Kota dengan waktu operasinya dari pukul 06.00 s/d 18.00 WIB. Informasi jalur angkutan kota Pangkalpinang:
- Angkot kuning untuk rute dari pasar ke Girimaya.
- Angkot merah untuk rute dari pasar ke Pangkalbalam.
- Angkot biru muda untuk rute dari pasar ke Selindung.
- Angkot hijau untuk rute dari pasar ke Jalan Mentok.
- Angkot hitam untuk rute dari pasar ke Sampur.
- Angkot Putih untuk rute dari pasar ke Jalan Sungai Selan.
Pendidikan
suntingPendidikan dasar dan menengah
suntingPembangunan sarana pendidikan di Kota Pangkalpinang cenderung stagnasi setiap tahunnya. Pada tahun 2005 jumlah SD sederajat mencapai 86 buah (68 SD/SDLB Negeri, 12 SD/SDLB swasta dan 6 Madrasah Ibtidaiyah). Jumlah SMTP sederajat 24 buah (10 SMP Negeri, 11 SMP Swasta dan 3 MTs) dan jumlah SMTA sebanyak 25 buah (12 SMU, 10 SMK dan 3 Madrasah Aliyah) serta terdapat juga lembaga pendidikan pra sekolah sebanyak 38 buah (31 Taman Kanak-kanak dan 7 Rhoudatul Atfal).
Pada tahun 2004 jumlah murid SD sederajat 17.792 orang, murid SMTP 8.800 orang dan murid SMTA 11.114 orang. Pada tahun 2005 jumlah murid SD sederajat meningkat menjadi 18.192 orang (17.145 murid SD/SDLB dan 1.047 murid Madrasah Ibtidaiyah), sedangkan pada murid SMTP sederajat menurun menjadi 8.617 orang murid (7.824 murid SMP dan 793 murid MTs). Penurunan juga terjadi pada jumlah murid SMTA yaitu dari 11.114 orang menjadi 10.354 murid (5.154 murid SMU, 4.439 murid SMK dan 761 murid Madrasah Aliyah). Beberapa sekolah percontohan nasional di Pangkalpinang adalah SD Negeri 3, SD Negeri 10, SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1. Untuk anggaran pendidikan ini, Pemkot Pangkalpinang menganggarkan dalam APBD sebesar 21%.
Pendidikan tinggi
suntingHal lain yang cukup membanggakan dari dunia pendidikan adalah perkembangan Perguruan Tinggi yang terus mengalami peningkatan kuantitasnya. Pada tahun 2000 perguruan tinggi yang ada di Kota Pangkalpinang adalah STIE PERTIBA dan STIH PERTIBA yang telah berdiri pada tahun 1982, AKPER Pemkot Pangkalpinang, Sekretariat Universitas Terbuka (UT) yang telah hadir sejak tahun 1984, Akademi Akuntansi Bhakti berdiri tahun 1999 dan STIE IBEK berdiri tahun 2000.
Pada tahun 2001 telah dirintis untuk mendirikan STIKES Abdi Nusa dan AMIK Atma Luhur. Penambahan dalam kurun waktu dua tahun tersebut memberikan arti bahwa masyarakat dalam memperoleh kesempatan pendidikan semakin besar dan hal ini menunjukan bahwa upaya untuk mengimbangi laju pertumbuhan peserta didik dari tahun ke tahun cukup mengembirakan. Pada tahun 2006 berdiri Universitas Bangka Belitung yang merupakan cikal bakal universitas negeri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk mengakomodir tersedianya tenaga kesehatan handal pada tahun 2007 Pemkot Pangkalpinang memprakarsai pendirian Akademi Kebidanan.
Media
suntingTelevisi
suntingMedia Online
sunting- Seputarbabel.com
- Lensabangkabelitung.com
Referensi
sunting- ^ https://regional.kompas.com/read/2022/02/13/162249078/8-fakta-menarik-pangkalpinang-kota-beribu-senyuman-yang-4-persen?page=all
- ^ a b "Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2024 tentang Kota Pangkal Pinang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung" (PDF). Lembaran Negara Republik Indonesia. 2024-07-02. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2024-07-15. Diakses tanggal 2024-07-15.
- ^ a b "Kota Pangkal Pinang Dalam Angka 2021" (pdf). www.pangkalpinangkota.bps.go.id. hlm. 7, 41, 137, 138. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-26. Diakses tanggal 26 Mei 2021.
- ^ a b "Data Penduduk Kota Pangkalpinang Berdasarkan Agama Per Semester II Tahun 2020" (pdf). www.disdukcapil.pangkalpinangkota.go.id. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-05-26. Diakses tanggal 26 Mei 2021.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 6 Maret 2022.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 26 Mei 2021.
- ^ a b c "Sejarah Singkat". www.pangkalpinangkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-26. Diakses tanggal 26 Mei 2021.
- ^ Swastiwi, A. W., Nugraha, S. A., dan Purnomo, H. (2017). Sobuwati, D., dan Nuraini, ed. Lintas Sejarah Perdagangan Timah di Bangka Belitung Abad 19 - 20 (PDF). Tanjungpinang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau. hlm. 8. ISBN 978-602-51182-1-0.
- ^ "Sejarah singkat pangkalpinang". PEMKOT Pangkalpinang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-26. Diakses tanggal 26 Mei 2009.
- ^ https://books.google.co.id/books?id=S14WAQAAMAAJ&q=Zulkarnain+Karim+triatmadja&dq=Zulkarnain+Karim+triatmadja&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwijm_Dj8q_zAhUTdCsKHVgmAcAQ6AF6BAgEEAM
- ^ https://klikbabel.com/2019/02/17/malikul-amjad-mantan-wakil-walikota-pangkalpinang-berpulang
- ^ Qurniawan, Dedy. "Tugas Asyraf Suryadin Sebagai Pjs Wali Kota Pangkalpinang Berakhir Besok". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-01-31.
- ^ Qurniawan, Dedy. "M Sopian Resmi Dilantik Jadi Walikota Pangkalpinang, Ini Pesan Gubernur". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-01-31.
- ^ Qurniawan, Dedy. "Walikota dan Wakil Walikota Pangkalpinang Terpilih Rencananya Dilantik 20 Desember". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-01-31.
- ^ Qurniawan, Dedy. "Pagi Ini Molen-Sopian Dilantik Sebagai Wali Kota Pangkalpinang 2018-2023". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-01-31.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Pangkal Pinang 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Pangkal Pinang 2019-2024
- ^ "Kota Pangkal Pinang Dalam Angka 2021" (pdf). www.pangkalpinangkota.bps.go.id. hlm. 7, 41, 137, 138. Diakses tanggal 26 Mei 2021.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Evawarni (2009). Rohana, Sita, ed. Hubungan Antar Suku Bangsa di Kota Pangkalinang (PDF). Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang. hlm. 7. ISBN 978-979-1281-28-7.
- ^ Evawarni (Oktober 2009). Rohana, Sita, ed. Hubungan Antar Suku Bangsa di Kota Pangkalpinang (PDF). Tanjungpinang: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang. hlm. 6. ISBN 978-979-1281-28-7. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-06-02. Diakses tanggal 2023-06-02.
- ^ "Pangkalpinang, Bangka Belitung, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 7 November 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 69 & 134. Diakses tanggal 7 Oktober 2024.
- ^ "Pangkalpinang, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 7 November 2020.
- ^ a b "Suku Bangsa Bangka Belitung". www.senibudayaku.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-13. Diakses tanggal 26 Mei 2021.
- ^ "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 26 Mei 2021.
- ^ "Peletakan Batu pertama Masjid Agung Kubah Timah". 2022-09-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-16. Diakses tanggal 2022-09-17.
- ^ a b "Pangkal Balam". www.indonesiaport.co.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-26. Diakses tanggal 26 Mei 2021.