Kabupaten Bangka Selatan
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
2°46′S 106°20′E / 2.767°S 106.333°E
Kabupaten Bangka Selatan | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Koordinat: 2°46′S 106°20′E / 2.77°S 106.33°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kepulauan Bangka Belitung |
Ibu kota | Toboali |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Jamro Bin H. Jalil |
Luas | |
• Total | 3.607,08 km2 (139,270 sq mi) |
Populasi ((2010)) | |
• Total | 172.528 |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode Kemendagri | 19.03 |
DAU | Rp. 363.886.920.000.- |
Situs web | http://www.bangkaselatankab.go.id/ |
Sejarah Bangka Selatan dan Kota Toboali
Kabupaten Bangka Selatan dibentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003. Bersama-sama dengan pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, dibentuk pula Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Barat dan Belitung Timur. Wilayah Kabupaten Bangka Selatan terletak di bagian selatan di Pulau Bangka. Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Selatan berbatas-an langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Bangka Tengah, Kota Pangkalpinang, dan Kabupaten Bangka. Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan tidak semata-mata karena kebutuhan pengembangan wilayah propinsi, tetapi juga karena keinginan masyarakat di dalamnya, serta upaya untuk mempercepat pembangunan daerah dan terciptanya pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien.
Pada awal berdirinya, Kabupaten Bangka Selatan memiliki luas daerah lebih kurang 3.607,08 Km2 atau 360.708 Ha dengan wilayah administrasi 5 kecamatan, 3 kelurahan, 45 desa. Untuk kepentingan akselerasi pembangunan daerah, pada tahun 2006 beberapa wilayah administrasi mengalami peningkatan status sehingga wilayah administrasi menjadi 7 kecamatan, 3 kelurahan, 50 desa dan 163 dusun. Data terakhir hasil registrasi penduduk Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2010 menunjukan jumlah penduduk mencapai 172.528 jiwa. Tersebar di Kecamatan Toboali sebanyak 65.138 jiwa, Kecamatan Air Gegas sebanyak 37.748 jiwa, Kecamatan Payung sebanyak 18.614 jiwa, Kecamatan Simpang Rimba 21.196 jiwa, Kecamatan Lepar Pongok sebanyka 11.196 jiwa, Kecamatan Tukak Sadai sebanyak 9.945 jiwa, dan Kecamatan Pulau Besar sebanyak 8.181 jiwa.Berdasarkan data yang tersedia pada tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Bangka Selatan realtif sama banyak yakni, penduduk laki-laki sebanyak 89.510 jiwa atau sekitar 56,00% dari seluruh penduduk dan penduduk perempuan sebanyak 83.018 jiwa atau 44,00% dari seluruh penduduk atau berbeda hanya 8,00%.Kabupaten Bangka Selatan memiliki tingkat kepadatan penduduk, 48 orang per km2 pada tahun 2010.
Sejak dibentuk, roda pemerintahan penyesuaian. Selama kurun waktu 2003 sampai dengan 2010, telah dilaksanakan beberapa pengangkatan/pelantikan pejabat pemerintahan sebagai berikut :
Pelantikan pejabat Bupati Bangka Selatan pertama atas nama Drs. Zikri Kisai pada tanggal 24 Mei 2003. Pelantikan PJ Bupati Bangka Selatan kedua pada tanggal 29 Juli 2004 atas nama Drs.H. Justiar Noer, ST. MM Pelantikan PJ Bupati Bangka Selatan Ketiga pada tanggal 12 Maret 2005 atas nama H. Umar Mansyur, SH Pelantikan Drs. H. Justiar Noer, ST. MM sebagai Bupati dan H. Jamro H. Jalil sebagai Wakil Bupati Bangka Selatan periode 2005-2010 , hasil pilkada pertama tahun 2005. Pelantikan H. Jamro H. Jalil sebagai Bupati dan Nusyamsu H. Alias sebagai Wakil Bupati terpilih periode 2010-2015, hasil pilkada kedua tahun 2010.
Sejarah Kota Toboali
Mengingat pentingnya arti sejarah,dalam rangka mengenali sejarah Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Bangka Selatan secara umum dan khususnya kota Toboali,setelah menelaah cerita-cerita turun temurun dan peninggalan-peninggalan sejarah diperkirakan Sejarah Asal Kota Toboali tersebut sebagaimana naskah yang disusun dan disampaikan pada Dialog Lawatan Budaya Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka Selatan 2011 ,dengan narasumber yang berasal dari Tokoh-Tokoh Masyarakat Bangka Selatan. Konon menurut cerita,salah satu daerah yang tersisa dan merupakan awal mula berdirinya Kota Toboali,terletak di Kelekak Toboali/Kuburan Keramat (Kelekak Kramat Baher) kurang lebih 5km kearah selatan kota toboali karena di sebelah Timur terdapat lokasi perkampungan tua yakni kampung Tagag dan sebelah barat ada dusun Baher (BAGGER-Bahasa Belanda). Yang menjadi pusat keramaian saat itu. Pada kisaran abad 17 pertengahan Wilayah Selatan Pulau Bangka ini merupakan daerah persinggahan para pedagang. Berdasarkan fakta sejarah diketahui bahwa timah pertama kali ditemukan pertama kali pada tahun 1709 pada penggalian di sungai Olin Kecamatan Toboali. Oleh orang-orang dari Johor kemudian pada tahun 2 Juli 1722 Belanda memperoleh hak istimewa untuk menguasai perdagangan dari Kerajaan Palembang Darusallam secara monopoli. (Kristanto Januardi Benteng Toboali, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi). Konon menurut cerita masyarakat secara turun temurun sebagai wilayah perdagangan, wilayah ini merupakan tempat yang ramai dan tak terhindar dari kejahatan. Banyaknya para perompak atau disebut juga dengan “Lanon”, di wilayah ini kemudian dilaporkan ke Kerajaan Palembang Darusallam, masa Pemerintahan Sultan Baharuddin I pada masa itu. Maka Sultan kemudian mengirimkan pasukan untuk mengamankan daerah laut Pulau Bangka dipimpin oleh Raden Ali. Pasukan ini pun membuat benteng pertahanan di daerah Kelekak Toboali sebagai lokasi strategis yang dekat dengan laut. Salah satu pasukan Raden Ali adalah seorang penjahit keturunan Tionghoa, Lie Saw Mie yang digelar "Tukang Baju", yang memiliki keahlian berbahasa daerah, sehingga menjadi intelejen yang munyusup di antara para pedagang untuk mendapatkan informasi. Dikelekak Toboali sendiri pada saat ini masih ada tanah yang digali yang diperkirakan sebagai parit sebagai benteng pertahanan, menurut cerita ukurannya adalah sebagai berikut : Panjang 100m x 100m x 1m dan dalamnya 4 meter. Di sekitar tempat tersebut masih terdapat makam terpelihara baik diantaranya : 1. Kubur Raden 2. Kubur Raden Ayu 3. Dan antara kubur Raden Wahab dan Raden Ayu terdapat dua kuburan yaitu diantaranya kuburan Panglima Ali Tempat inilah yang merupakan tempat tertua yang merupakan asal muasal nama Toboali, adapun versi cerita asal usul nama kota Toboali lainnya adalah sebagai berikut : 1. Sebagian orang mengatakan/menceritakan bahwa pada tempat tersebut terdapat kebun tebu milik Ali dan orang menyebut daerah itu “Tebu Ali”. Tiap kali bila orang bertanya dijawab dengan jawaban yaitu “Tebu Ali”. 2. Tetapi sebagian mengisahkan bahwa “Tebu” itu dipindakan atau di “ale” (bahasa dialek Toboali), Dan kemudian menjadi “Tebu Ale”. 3. Sebagian lagi menceritakan bahwa disana dahulu ada pahlawan yang bernama “Ali”. Pada suatu ketika terjadi pertempuran , sehingga pahlawan ali tertangkap dan dihukum dengan hukuman pancung lehernya dipotong tetapi lehernya kembali menyambung kemudian dipotong lagi sampai tiga kali namun kembali menyambung kembali. Karena keadaan yang demikian rupa, untuk mengatasi agar kepalanya bersambung (hidup kembali) kemudian kepalanya dipisahkan dan di bawa kepulau Lepar.
Kabupaten Bangka Selatan setelah 5 tahun memiliki wilayah kompleks perkantoran dengan alamat di kompleks perkantoran terpadu Gunung Namak Toboali. Kabupaten Bangka Selatan merupakan salah satu sentra penghasil beras di provinsi kepulauan Bangka Belitung yang dihasilkan dari wilayah yang dikembangkan dari daerah transmigrasi yaitu wilayah desa Rias. Selain sebagai wilayah penghasil timah, Bangka Selatan juga dikenal sebagai daerah penghasil hasil pertanian umum lain seperti karet, lada dan kelapa sawit.
Kondisi alam kabupaten Bangka Selatan jika dilihat dari iklim dan cuaca merupakan jika dilihat berdasarkan tipe iklim menurut Junghun merupakan daerah dengan tipe iklim A, dengan curah hujan rata-rata 394 mm/tahun. Temperatur tahunan kabupaten Bangka selatan berdasarkan data statsiun meteorologi Pangkalpinang adalah 28,3 °C/tahun, dengan kelembaban pertahun 88% dan tingkat isolasi atau penyinaran matahari pertahun 66,1% dengan tekanan udara 1011, mb.
Pembangunan
Selama periode 2006 pembangunan dibawah pimpinan Drs. Justiar Noer, ST., MM. banyak mengalami perkembangan baik pembangunan fisik maupun pembanguanan perekonomian. Meskipun paska tambang timah yang sudah mulai surut, tapi perekonomian di bangka Selatan masih terus berkembang dengan berkembangnya perekonomian disektor pertanian, perikanan, perkebunan dan perdagangan. Memang membangun perekonomian paska kejayaan timah sangat berat untuk tumbuh dan kembali sejahtera seperti masa pertambangan timah berjaya. Bukti keberhasilan mempertahankan perekonomian paska timah adalah meningkatnya produk domestik bruto kabupaten Bangka Selatan selama 5 tahun terakhir, dari tahun 2004 PDRB Bangka selatan sebanyak 1.328.386 juta atau mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,10% pada tahun 2005 mengalami peningkatan PDRB menjadi 1.612.964 juta atau pertumbuhan ekonomi mencapai 5,04%.
Pendidikan
Bidang pendidikan di kabupaten Bangka Selatan merupakan salah satu prioritas pembangunan. Salah satu sekolah yang sedang dalam pengembangan ke sekolah berstandar internasional RSBI adalah SMP Negeri 2 Toboali.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Pada pemilihan legislatif 9 April 2009 yang lalu terpilih sebanyak 25 anggota Dewan Perwakilan RakyatDPRD daerah yang terpilih dari perwakilan sekitar 8 partai dari 34 peserta pemilu. Saat ini DPRD kabupaten Bangka Selatan dipimpin oleh H. Ansori.
Kecamatan
Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:
- Payung = 18.614 jiwa
- Simpang Rimba = 21.196 jiwa
- Toboali = 65.138 jiwa
- Air Gegas = 37.748 jiwa
- Lepar Pongok = 11.706 jiwa
- Tukak Sadai = 9.945 jiwa
- Pulau Besar = 8.833 jiwa
- Kepulauan Pongok = 5.024 jiwa