Amsal 30:4

kategori Wikimedia

Amsal 30:4 (disingkat Ams 30:4) adalah ayat keempat dari pasal ke-30 Kitab Amsal dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2] Merupakan salah satu tulisan yang sangat jelas menunjuk kepada nubuat mengenai Mesias.[3]

Sumber

Naskah sumber utama:

Penulis

  • Menurut judul pasal, ayat ini merupakan bagian perkataan Agur bin Yake.[4] Identitas penulis ini tidak jelas. Tradisi Yahudi menyatakan bahwa "Agur bin Yake" adalah nama pena dari raja Salomo.[5]

Teks

Bahasa Indonesia

Terjemahan Baru (LAI, 1974

Siapakah yang naik ke sorga lalu turun?
Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya?
Siapakah yang telah membungkus air dengan kain?
Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi?
Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu![6]

Terjemahan bahasa Indonesia lain

Versi Amsal 30:4
BIS (1985) Manusia manakah pernah naik turun surga? Pernahkah ia menggenggam angin dalam tangannya, dan membungkus air dalam bajunya, atau menetapkan batas-batas dunia? Siapakah dia, dan siapa anaknya? Pasti engkau mengetahuinya![7]
Terjemahan Lama (1958) Siapa gerangan telah naik ke sorga atau telah turun dari sana? Siapakah telah menggenggam angin dengan tangannya? Siapakah telah membungkus air itu dengan sehelai kain? Siapakah telah menetapkan segala pihak bumi? Siapa gerangan namanya dan siapa gerangan nama anaknya? Katakanlah jikalau kiranya engkau mengetahuinya.[7]
MILT (2008) Siapakah yang telah naik ke surga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggaman-Nya? Siapakah yang telah membungkus air dengan pakaian? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapakah Nama-Nya dan siapa Nama Putra-Nya? Pastilah engkau tahu![7]
FAYH (1989) Siapa lagi yang bolak-balik ke surga, selain Allah? Siapa lagi yang menggenggam angin di dalam tangannya dan menyelimuti laut dengan jubahnya? Adakah yang lain yang telah menciptakan dunia, selain Allah? Jikalau ada, coba sebutkan namanya, dan nama anaknya.[7]
ENDE (1969) Siapa jang telah naik kelangit dan turun, siapa mengumpulkan angin dalam telapak tangannja? siapa membungkus air dalam selimut, siapa menetapkan udjung2 bumi? Siapa namanja, siapa nama Puteranja? -- Engkau kan mengetahuinja![7]
Shellabear Draft (1912) Maka siapa gerangan telah naik ke langit dan turun pula dan siapa gerangan telah menggenggam angin dengan tangannya maka siapakah gerangan telah membungkus segala air dengan kainnya dan siapakah gerangan telah menetapkan segala ujung bumi maka siapa gerangan namanya dan siapakah nama anaknya jikalau engkau mengetahuinya.[7]

Bahasa Ibrani

Teks Masoret

מי עלה־שמים ׀ וירד
מי אסף־רוח ׀ בחפניו
מי צרר־מים ׀ בשמלה
מי הקים כל־אפסי־ארץ
מה־שמו ומה־שם־בנו כי תדע׃

Transliterasi

‘ā·lāh-shā·ma·yim way·yê·raḏ
’ā·sap̄-rū·aḥ bə·khā·p̄ə·nāw
tsā·rar-ma·yim baś·śim·lāh,
hê·qîm kāl-’ap̄·sê-’ā·rets;
mah-shə·mōw ū·mah-shəm-bə·nōw , ṯê·ḏā‘.

Terjemahan harfiah

Siapa mendaki langit dan turun
Siapa mengumpulkan roh (=angin) dalam genggamannya
Siapa membungkus air dalam kain
Siapa menetapkan segala ujung bumi
Apa namanya dan apa nama putranya sebab kaukenal.

Referensi silang

Analisis

Umum

Dalam Perjanjian Lama jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, sampai "Siapa Nama-Nya" jelas adalah "YHWH" (atau ditulis "TUHAN" dalam Alkitab bahasa Indonesia), tetapi pertanyaan "Siapa nama putra-Nya?" tidak terjawab sampai Yesus Kristus menyatakannya dalam Yohanes 3:13:[3]

"Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia."[8]

Siapa namanya dan siapa nama anaknya?

Pembicara mencari jawaban untuk teka-teki mengenai alam semesta dalam kata-kata yang mengingatkan akan tantangan Allah kepada Ayub dalam Ayub 38:4–9. Dia mencari Allah. Pertanyaan mengenai anak Allah adalah aneh. Greenstone membantah bahwa nama itu dipakai untuk Israel atau Musa atau sang Firman, tetapi dia tidak memberikan pendapat positif untuk menjelaskan hal itu. Menurut Delitzsch, nama itu merujuk pada sang perantara dalam penciptaan, yang pada akhirnya menyatakan diri sebagai Anak Allah. Delitzsch dengan baik mengemukakan, "Dia tentu tidak akan mengajukan pertanyaan ini kalau dia tidak beranggapan bahwa Allah bukanlah satu kesatuan, yang tanpa banyak pribadi di dalam Diri-Nya".[9]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850, 9789794153857
  2. ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
  3. ^ a b The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
  4. ^ Amsal 30:1
  5. ^ Biblical Commentary on the Old Testament, by Carl Friedrich Keil and Franz Delitzsh, [1857-78], at sacred-texts.com. Proverbs Chapter 30
  6. ^ Amsal 30:4
  7. ^ a b c d e f SabdaWeb Amsal 30:4
  8. ^ Yohanes 3:13
  9. ^ Kyle M. Yates, Sr. Th.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D.; dll. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Wycliffe Bible Commentary of the Old Testament. Chicago: Moody Press, 1962.

Pranala luar