Kertosono, Nganjuk

kecamatan di Nganjuk, Jawa Timur

Kertosono adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia.

Kertosono
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenNganjuk
Pemerintahan
 • CamatTri Wahyu Kuntjoro,S.Sos,MM
Populasi
 • Total±420,000 jiwa
Kode Kemendagri35.18.08
Kode BPS3518090
Luas- km²
Desa/kelurahan13 Desa; 1 Kelurahan

Kecamatan ini terletak di bagian timur Kabupaten Nganjuk, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri. Kertosono terletak di persimpangan jalur utama Surabaya-Yogyakarta dan jalur menuju Kediri/Tulungagung.

Pusat kota Kertosono berjarak kira-kira 19 km dari kota Jombang, 23 km dari Nganjuk, dan 23 km dari Kediri.

Di Kertosono terdapat stasiun kereta api. Stasiun ini cukup signifikan, karena satasiun kertosono cukup besar dibandingkan dengan stasiun di kabupaten atau kota di sekitarnya dan hampir semua kereta api reguler berhenti di sini. Kereta api dari Surabaya dengan tujuan Kediri/Blitar harus langsir di Stasiun Kertosono. Jadi, stasiun Kertosono bisa disebut stasiun pertigaan yang menghubungkan dari arah Madiun, Surabaya, dan Blitar.

Masyarakat di sini rata-rata mempunyai mata pencaharian bertani dan berdagang.

Makanan khas Kertosono adalah nasi pecel+ tumpang (sambal tumpang dari tempe yg dibusukan dan sambal pecel), makanan tersebut merupakan perpaduan kuliner pecel khas madiun dan tumpang khas kediri sehingga tercipta cita rasa khas nasi pecel tumpang Kertosono. Masyarakat di kertosono sangat menggemari kopi.Banyak sekali warung kopi tradisional di kertosono. Tiap malam beragam kuliner menghiasi Kota Kertosono disepanjang Jl.Gatot Soebroto & Jl. A.Yani.

Masyarakat Kertosono mempunyai media online yaitu Majalah Kertosono (http://kertosono.net)

Sejarah

Konon nama Kertosono diambil dari seorang nama pahlawan yang berasal dari daerah Kuncen Kecamatan Patianrowo. Dulu hidup seseorang yang bernama Kertosono atau biasa di panggil Mbah Kerto, Beliau adalah seorang pembabat hutan yang tidak lain dilakukan mbah kerto hanya untuk mempertahankan daerah tersebut dari jajahan belanda Namun kejadian bersejarah mulai terjadi ketika pasukan yang di komandoi Mbah Kerto mempertahankan tempat tersebut dari jajahan belanda yang di kenal dengan perang “Treteg Tosono” yang berada di atas jembatan sungai Brantas. Para tentara Belanda sendiri membangun jembatan sebagai jalur penghubung sekaligus mempermudah Belanda menjajah tempat tersebut, namun dengan kegigihan pasukan Mbah Kerto pertumpahan darahpun tak terelakkan. Saksi bisu dari perang “Treteg Tosono” kini masih gagah berdiri di terjang waktu dan aliran sungai Brantas. Untuk memperingati perang Treteg Tosono, biasanya para penduduk sekitar waktu hari raya Idhul Fitri (bodo) datang langsung ke Treteg Tosono yang kini disebut sebagai jembatan lama, mereka mengingat kembali & mendoakana para pahlawan yang gugur ketika perang Treteg Tosono dulu. Maka dari itu di Kecamatan Kertosono tidak ada tempat yang bernama Kertosono ataupun desa Kertosono, di karenakan Kertosono sendiri adalah nama dari seorang pahlawan. Makam dari Mbah Kerto tidak berada di Kecamatan Kertosono melainkan di barat Pondok milik Pak Komari di Desa Kuncen kecamatan Patianrowo.

Tokoh

Kertosono terkenal dengan sebutan "Kota Intelektual", karena banyak tokoh besar nasional lahir dari kota kecil ini. Tercatat ada beberapa tokoh besar yang pernah menetap dikota kertosono, antara lain:

Budaya Anak Muda

Kota Kertosono merupakan sebuah kecamatan, dinamakan kota karena jumlah penduduknya sudah masuk kategori kota, namun dinamakan kecamatan karena masih dibawah kabupaten Nganjuk, Kertosono merupakan pertemuan 3 arus utama pulau jawa bagian Timur, Arus jalur darat, adanya stasiun besar Kertosono merupakan penunjang utama, stasiun dengan skala besar, semua kereta apa yang masuk atau keluar daerah jawa bagian timur harus melewati Stasiun besar kota kertosono, Begitu juga untuk jalan raya, jalan raya yang menghubungkan antar provinsi ini, sedangkan tiga arus menghubungkan antara Madiun - Surabaya, Surabaya - Tulungagung, Madiun - Lamongan. dan sebaliknya.

Sehingga banyak penumpang yang berhenti di kota Kertosono, sekedar untukistirahat atau mencari kendaraan umum, sehingga Kertosono dapat disebut sebagai Kota Transit, dimana banyak perputaran lalu lintas.

Nah dari situlah dapat ditarik sebuh cerita pendek Hubungan budaya Ngopi di Kota Transit ini. Bahwasanya merebaknya warung kopi (warkop) ini karena banyaknya orang atau penumpang yang istirahat di Kertosono sembari oper kendaraan ataupun istirahat, sehingga banyak masyarakat Kertosono yang memanfaatkan kesempatan ini dengan membuka warung kopi disepanjang jalan sebagai tempat istirahat.

Mengapa koq pilih kopi?, Memang sudah tidak dipungkiri kopi merupakan minuman alami yang terbuatdari jenis biji - bijian, selain itu kopi memiliki senyawa caffein yang berfungsi sebagai stimulant tubuh yang dapat menghilangkan rasa capek dan kantuk ketika berkendara atau beraktifitas.

Budaya ini juga menjamur dikalangan anak muda Kertosono sendiri sebagai ajang kongkow dengan teman, sehingga setiap malam warkop - warkop yang strategis banyak terlihat kumpulan anak muda, selain itu budaya ngopi sendiri termasuk ajang kongkow yang murah karena di kertosono sendiri harga secangkir kopi berkisar 1000 - 2000 rupiah. Tak lupa sekarang warkop di Kertosono lebih Modern, adanya Akses Wi-Fi, tempat Nyaman, dan Pemandangan jalan yang ramai juga sebagai penunjang menjamurnya budaya Ngopi.

Referensi

Pranala luar