Paleopatologi

Mumi Dengan Tuberkolosis

Paleopatologi, yang juga disebut sebagai palaeopatologi, adalah sebuah studi mengenai penyakit pada masa kuno. Ilmu ini berguna untuk memahami mengenai sejarah penyakit, dan menerapkan pemahaman ini untuk memprediksi masa yang akan datang.

Sejarah paleopatologi

Di luar negeri, terutama di Eropa, Ilmu Paleopatologi berkembang antara masa Renaisans dan abad ke sembilan belas. Pada masa itu, terdapat peningkatan rasa ketertarikan terhadap penyakit kuno, terutama penyakit pada hewan prasejarah. Ilmu paleopatologi yang khusus mempelajari manusia, berkembang pada pertengahan abad ke sembilan belas dan Perang Dunia I ketika beberapa orang dokter dan antropolog mulai menulis buku mengenai patologi pada kerangka kuno. Setelah Perang Dunia Pertama, cabang ilmu ini kemudian dianggap sebagai sebuah cabang ilmu ilmiah.[1]

Setelah Perang Dunia II paleopatologi mulai dipandang sebagai alat yang penting untuk memahami populasi di masa lalu, dan pada tahap ini cabang ilmu ini mulai berhubungan dengan epidemiologi dan demografi

Paleopatologi Manusia

Paleopatologi Manusia dibagi menjadi beberapa kelompok:

Luka traumatis seperti patah tulang dan tulang yang cacat dapat dengan mudah untuk dilihat. Bukti mengenai kondisi kesehatan yang lainnya seperti Tuberkolosis dan Sifilis, dapat juga ditemukan pada tulang. Penyakit persendian seperti Artritis dan Pirai (gout) juga sering ditemukan. Kasus paleopatologi tertua yang terdokumentasi di Indonesia adalah paha Pithecanthropus erectus yang kemungkinan menderita Myositis ossificans.[2]

Arkeolog sering menggunakan paleopatologi sebagai alat utama untuk memahami mengenai kehidupan manusia pada masa lampau. Sebagai contoh, deformasi tengkorak pada Suku Maya, ketika tulang tengkorak dibuat menjadi lonjong.


Paleopatologi hewan

Dalam dunia Arkeologi, studi mengenai penyakit pada hewan tidak dipelajari sedalam studi pada manusia. Salah satu yang membahas paleopatologi pada hewan adalah Baker dan Brothwell [3] yang dipublikasi pada tahun 1980 dan masih dipergunakan hingga sat ini. Studi paleopatologi pada hewan mencakup bagasan yang sangat luas. Mulai dari masa dinosaurus hingga masa prasejarah manusia.

Footnotes

  1. ^ Aufderheide, A.C and Rodríguez-Martín, C. 1998. The Cambridge Encyclopedia of Human Paleopathology. Cambridge: Cambridge University Press.
  2. ^ David, A.R. (10). "Cancer: an old disease, a new disease or something in between?". Nature Reviews Cancers. 10: 728-33. doi:10.1038/nrc2914. 
  3. ^ Baker, J, and Brothwell, D. 1980. Animal Diseases in Archaeology. London: Academic Press.

Referensi

  • Buikstra, Jane E. and Lane A. Beck (2006). Bioarchaeology: The Contextual Analysis of Human Remains. Amsterdam: Academic Press. 
  • Janssens, Paul A. (1970). Paleopathology: Diseases and Injuries of Prehistoric Man. USA: Humanities Press Inc. 
  • Roberts, Charlotte and Keith Manchester (1995). The Archaeology of Disease. USA: Cornell University Press. 
  • Cohen, Mark Nathan and George J. Armelagos (1984). Paleopathology at the Origins of Agriculture. Orlando, Fl: Academic Press Inc.