Paus biru[1]
Paus biru dewasa di Samudra Pasifik.
Perbandingan ukuran paus biru dengan manusia.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
B. musculus
Nama binomial
Balaenoptera musculus
(Linnaeus, 1758)
Penyebaran baus biru

Paus biru (Balaenoptera musculus) adalah mamalia laut yang tergolong dalam subordo paus balin.[3] Panjangnya mencapai lebih dari 33 meter dan massanya tercatat sebesar 181 ton metrik atau lebih. Binatang ini diyakini merupakan hewan terbesar yang pernah ada.[4][5][6]

Paus yang panjang dan ramping ini memiliki bagian belakang (dorsal) yang berwarna abu-abu kebiruan dan bagian depan (ventral) yang lebih terang.[7] Terdapat paling tidak tiga subspesies paus biru: B. m. musculus di Atlantik Utara dan Pasifik Utara, B. m. intermedia di Samura Selatan, dan B. m. brevicauda (juga disebut paus biru kerdil) di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Selatan. B. m. indica yang hidup di Samudra Hindia mungkin merupakan subspesies lain. Seperti paus balin lainnya, makanan satu-satunya paus biru adalah crustacea kecil yang disebut krill.[8]

Paus biru sangat berlimpah di hampir seluruh samudra hingga awal abad ke-20. Selama lebih dari satu abad, paus ini diburu sampai hampir punah sebelum akhirnya dilindungi oleh komunitas internasional pada tahun 1966. Menurut sebuah laporan pada tahun 2002, terdapat sekitar 5.000 hingga 12.000 paus biru di seluruh dunia[9] yang terbagi dalam sedikitnya lima kelompok. Penelitian terkini subspesies paus biru kerdil menunjukkan bahwa perkiraan ini mungkin terlalu rendah.[10] Sebelum berlangsungnya perburuan paus, populasi terbesar berada di Antartika, yang jumlahnya kurang lebih sebesar 239.000 (antara 202.000 hingga 311.000).[11] Konsentrasi yang ada di masing-masing kelompok di Samudra Pasifik Utara bagian timur, Antarktika, dan Samudra Hindia saat ini jauh lebih rendah daripada angka sebelumnya (kurang lebih 2.000). Terdapat pula dua kelompok lain di Samudra Atlantik Utara, dan paling tidak dua kelompok lagi di Belahan Selatan.

Taksonomi

Paus biru merupakan bagian dari famili Balaenopteridae, yang juga meliputi paus bungkuk, paus sirip, paus bryde, paus sei dan paus minke.[3] Secara evolusioner, famili Balaenopteridae diyakini terpisah dari paus lain dalam subordo Mysticeti pad masa Oligosen. Masih belum diketahui kapan anggota-anggota famili tersebut terpisah satu sama lain.

Paus biru biasanya diklasifikasikan sebagai salah satu dari delapan spesies paus dalam genus Balaenoptera. Ada pula ahli yang menempatkan paus ini dalam genus Sibbaldus,[12] walaupun pengklasifikasian ini tidak disetujui.[1] Analisis rangkaian asam deoksiribonukleat (ADN) menunjukkan bahwa paus biru secara filogenetik lebih dekat dengan paus sei (Balaenoptera borealis) dan paus bryde (Balaenoptera brydei) daripada spesies Balaenoptera lainnya, dan lebih dekat dengan paus bungkuk (Megaptera) dan paus abu-abu (Eschrichtius) daripada paus minke (Balaenoptera acutorostrata dan Balaenoptera bonaerensis).[13][14] Jika penelitian lebih lanjut memastikan hubungan ini, mungkin famili Balaenopteridae perlu direklasifikasi.

 
Pohon filogenetik hewan yang berhubungan dengan paus biru.

Paling tidak tercatat sebelas kasus persilangan antara paus biru dengan paus sirip di alam. Menurut Arnason dan Gullberg, jarak genetik antara paus biru dengan paus sirip kurang lebih mirip dengan jarak antara manusia dan gorila.[15] Sementara itu, beberapa peneliti yang bertugas di Fiji melaporkan bahwa mereka telah mengabadikan citra paus hasil persilangan antara paus biru dan paus bungkuk.[16]

Deskripsi pertama paus biru dibuat oleh Robert Sibbald dalam karyanya yang berjudul Phalainologia Nova (1694). Pada September 1692, Sibbald menemukan seekor paus biru yang terdampar di Firth of Forth—seekor jantan dengan panjang 78 kaki—yang memiliki plat yang hitam dan bertanduk dan dua bukaan besar yang bentuknya hampir seperti piramida".[17]

Nama spesifik musculus merupakan istilah dalam bahasa Latin yang dapat berarti "oto", namun dapat juga diterjemahkan menjadi "tikus kecil".[18] Linnaeus, yang menamai spesies ini di dalam Systema Naturae tahun 1758,[19] mungkin mengetahui hal ini dan bermaksud menjadikannya sebagai sebuah ironi.[20] Spesies ini juga disebut sulphur-bottom (bagian bawah sulfur) oleh Herman Melville dalam novelnya Moby-Dick karena bagian bawah yang berwarna jingga-coklat atau semburat kuning yang disebabkan oleh diatom di kulitnya. Nama lain yang pernah digunakan adalah rorqual sibbald (dinamai dari Sir Robert Sibbald), paus biru raksasa dan rorqual besar utara. Nama-nama tersebut kini sudah tidak digunakan lagi. Istilah paus biru pertama kali digunakan dalam novel Moby Dick, yang hanya menyebutnya secara sepintas dan tidak mengaitkannya secara spesifik dengan spesies ini. Nama tersebut berasal dari kata dalam bahasa Norwegia blåhval, yang dicetuskan oleh Svend Foyn setelah menyempurnakan senapan harpunnya; seorang ilmuwan Norwegia yang bernama G. O. Sars menjadikannya sebagai nama umum dalam bahasa Norwegia pada tahun 1874.[17]

Para ahli membagi spesies ini ke dalam tiga atau empat subspesies: B. m. musculus, paus biru utara yang terdiri atas populasi di Atlantik Utara dan Pasifik Utara; B. m. intermedia; paus biru selatan yang tinggal di Samudra Selatan; B. m. brevicauda, paus biru kerdil yang dapat ditemui di Samudra Hindia dan Pasifik Selatan;[21] dan B. m. indica, rorqual hindia besar yang juga tinggal di Samudra Hindia, walaupun pengklasifikasian ini masih kontroversial karena subspesies ini mungkin merupakan subspesies yang sama dengan B. m. brevicauda.[1]

Deskripsi dan perilaku

 
Ekor paus biru di permukaan laut.
 
Paus biru dewasa.

Paus biru memiliki tubuh yang panjang dan tampak membentang bila dibandingkan dengan tubuh paus lain.[22] Kepalanya datar, berbentuk seperti huruf U, dan memiliki punggung yang terbentang dari lubang sembur hingga bagian bibir atas.[22] Bagian depan mulut dipenuhi oleh plat balin (terdapat sekitar 300 plat, dan masing-masing panjangnya sekitar satu meter)[22] yang tergantung di rahang atas. Antara 70 hingga 118 lekukan (disebut plat ventral) membentang di sepanjang leher dan sejajar dengan panjang tubuh. Plat ini membantu mengeluarkan air dari mulut setelah makan (lihat cara makan di bawah).

Sirip dorsal paus ini kecil[22] dan berkisar antara 8–70 sentimeter (3,1–27,6 in) (biasanya 20–40 sentimeter (7,9–15,7 in)) dengan rata-rata 28 sentimeter (11 in).[23] Sirip ini bentuknya bervariasi; beberapa hanya berupa gumpalan yang hampir tidak terlihat, sementara yang lainnya punya dorsal yang menonjol dan berbentuk seperti sabit. Ketika menuju ke permukan untuk bernapas, paus biru mengangkat bahu dan lubang semburnya di permukaan yang jangkauannya lebih besar daripada paus besar lain seperti paus sirip atau paus sei. Ciri ini dapat digunakan oleh peneliti untuk membedakan spesies-spesies paus. Beberapa paus biru di Atlantik Utara dan Pasifik Utara mengangkat ujung ekornya saat menyelam. Ketika bernapas, paus mengeluarkan semburan kolom vertikal yang dapat mencapai 12 meter (39 ft) (biasanya 9 meter (30 ft)). Kapasitas paru-parunya adalah 5.000 liter. Paus Biru juga punya lubang sembur ganda yang terlindungi oleh splashguard besar agar air tidak masuk saat sedang bernapas.[22]

Panjang sirip depan paus biru kurang lebih antara tiga hingga 3–4 meter (9,8–13,1 ft). Bagian atasnya berwarna abu-abu dengan pembatas putih tipis, sementara bagian bawahnya berwarna putih. Ujung kepala dan ekor secara umum berwarna abu-abu. Bagian atas paus biru, dan kadang sirip depan, biasanya memiliki belang-belang. Kadar belang tersebut bervariasi dalam masing-masing individu. Beberapa mungkin berwarna warna abu-abu kebiruan seluruhnya, namun yang lainnya menunjukkan variasi biru gelap, abu-abu, atau hitam, yang dipenuhi belang-belang.[3]

Paus biru dapat menempuh kecepatan 50 kilometer per jam (31 mph) (biasanya ketika berinteraksi dengan paus lain), namun kecepatannya biasanya hanya 20 kilometer per jam (12 mph).[3] Ketika makan, kecepatan berkurang hingga 5 kilometer per jam (3,1 mph).

Paus biru kebanyakan hidup sendiri atau dengan individu lain. Tidak diketahui berapa lama paus hidup bersama. Di tempat berlimpahnya makanan, terdapat 50 paus biru di wilayah yang kecil. Namun, mereka tidak membentuk kelompok yang besar (tidak seperti paus balin lainnya).

 
Kenampakan paus biru dari udara.

Ukuran

 
Semburan paus biru.
 
Sirip dorsal kecil paus biru dapat dilihat di ujung kiri.

Paus biru diyakini merupakan hewan terbesar saat ini.[22] Sebagai perbandingan, dinosaurus terbesar yang pernah diketahui berasal dari masa Mesozoik, yaitu Argentinosaurus,[24] yang massanya diperkirakan sebesar 90 ton, meskipun vertebrata Amphicoelias fragillimus diduga memiliki massa 122 ton dan panjang 40–60 meter (yang masih kontroversial).[25]

Paus biru sulit ditimbang karena ukurannya yang besar. Seperti sebagian besar paus yang diburu, paus biru dewasa belum pernah ditimbang secara keseluruhan, tetapi dipotong-potong terlebih dahulu, sehingga perkiraan massa paus menjadi terlalu rendah akibat ketiadaan darah dan cairan lain. Secara keseluruhan, paus biru dari Atlantik Utara dan Pasifik tampaknya lebih kecil daripada paus di perairan sub-Antarktika. Namun, massa paus yang panjangnya mencapai 27 meter (89 ft) tercatat antara 150-170 ton. Massa seekor paus yang panjangnya 30 meter (98 ft) menurut National Marine Mammal Laboratory (NMML) kelebihan 180 ton. Paus biru terbesar yang pernah ditimbang secara akurat oleh ilmuwan NMML adalah seekor betina yang massanya 177 ton.[9]

Data tentang paus biru terbesar yang pernah ada masih belum pasti karena sebagian besar data berasal dari paus biru yang dibunuh di perairan Antarktika selama awal abad ke-20, yang tidak sesuai pengukurannya dengan standar zoologi. Massa paus terbesar yang pernah tercatat adalah 190 ton,[26] sementara gelar paus terpanjang diraih dua berina berukuran 336 meter (1.102 ft) dan 333 meter (1.093 ft).[27] Paus biru terpanjang yang diukur oleh ilmuwan di National Marine Mammal Laboratory (NMML) Amerika adalah seekor betina yang ditangkap di Antarktika oleh pemburu Jepang pada tahun 1946-1947, dengan panjang sebesar 29.9 m.[9] Ketika sedang menjadi inspektur perburuan paus di kapal Ulysses, ia memastikan pengukuran paus biru hamil yang ditangkap di Antarktika pada tahun 1937-1938 dengan panjang 30 m (98 kaki).[28] Paus terpanjang yang pernah ditemukan di Pasifik Utara adalah seekor betina sepanjang 271 meter (889 ft) yang ditangkap oleh pemburu Jepang pada tahun 1959, sementara yang terpanjang di Atlantik Utara merupakan seekor betina dengan panjang 281 meter (922 ft) yang tertangkap di Selat Davis.[17]

Karena ukurannya yang besar, beberapa organ paus biru merupakan yang terbesar di dalam kingdom animalia. Lidah paus biru memiliki massa sekitar 2.7 ton[29] dan, ketika terbuka sepenuhnya, mulutnya diperkirakan cukup besar untuk menampung lebih dari 90 ton makanan dan air.[30] Meskipun mulutnya besar, ukuran tenggorokannya kecil dan tak mampu menelan benda yang lebih besar dari bola pantai.[31] Jantungnya bermassa 600 kilogram (1.300 pon) dan merupakan yang terbesar di antara hewan-hewan.[29] Aorta paus biru berdiameter sekitar 23 cm.[32] Selama 7 bulan pertama hidupnya, seekor anak paus biru memperoleh massa tubuh dengan cepat, hingga 90 kilogram (200 pon) setiap 24 jam. Bahkan saat lahir, massanya tercatat sebesar 2.700 kilogram (6.000 pon)—sama dengan kuda nil dewasa.[3] Otak paus biru relatif kecil, dengan massa sekitar 692 kilogram (1.526 pon), atau hanya 0,007% massa tubuhnya.[33] Sementara itu, penis paus biru merupakan yang terbesar di antara semua organisme hidup.[34]

Makanan

Paus biru makan hampir secara khusus adalah krill, meskipun mereka juga makan sejumlah kecil copepoda.[35] Spesies zooplankton ini dimakan oleh berbagai paus biru dari satu samudra ke samudra lain. Di Atlantik utara, Meganyctiphanes norvegica, Thysanoessa raschii, Thysanoessa inermis dan Thysanoessa longicaudata merupakan makanan yang umum.[36][37][38] Di Pasifik selatan, Euphausia pacifica, Thysanoessa inermis, Thysanoessa longipes, Thysanoessa spinifera, Nyctiphanes symplex dan Nematoscelis megalops;[39][40][41] di Antartika Euphausia superba, Euphausia crystallorophias dan Euphausia valentin.

Paus-paus tersebut selalu makan dalam area dengan konsentrasi tinggi krill, yang kadang-kadang makan hingga 3,600 kg krill dalam hari tunggal.[35] Ini berarti bahwa mereka secara khas makan pada kedalaman lebih dari 100 m sepanjang hari, dan hanya makan di permukaan saat malam. Waktu menyelam secara khas adalah 10 menit ketika makan, walau menyelam lebih dari 20 menit merupakan hal biasa. Rekaman penyelaman terlama adalah 36 menit (Musim panas, 1998). Paus ini makan dengan paru-paru tepat pada segerombolan krill, mengangkut hewan tersebut dan kwantitas besar air dalam mulutnya. Air tersebut kemudian didorong keluar hingga lempeng balin oleh tekanan dari dari kantung sirip dan lidah. Sekali mulutnya bersih dari air, sisa krill, tidak dapat melewati menembus lempeng, lalu ditelan. Paus biru juga secara kebetulan mengonsumsi ikan kecil, crustacea dan cumi-cumi yang tertangkap dengan krill.[42][43]

Sejarah kehidupan

 
Paus biru muda dengan induk betina.

Perkawinan dimulai di akhir musim gugur, dan berlanjut sampai akhir musim dingin.[44] Sedikit diketahui tentang perilaku perkawinan atau landasan perkembangbiakan. Betina secara khas melahirkan sekali setiap dua hingga tiga tahun saat awal musim dingin setelah periode kehamilan sepuluh hingga dua belas bulan.[44] Massa anak sekitar dua setengah ton dan panjangnya sekitar 7 m. Anak paus biru minum 380–570 liter susu setiap hari. Proses penyapihan berlangsung sekitar enam bulan, dengan waktu dimana sang anak talah mencapai panjang dua kali lipat. Kematangan seksual secara khas mencapai delapan hingga sepuluh tahun dengan waktu dimana jantan telah mencapai panjang 20 m (atau lebih di Belahan Selatan). Betina masih lebih besar, mencapai kematangan seksual saat sekitar usia lima tahun, dengan panjang telah mencapai 21 m.

Perkiraan ilmuwan bahwa paus biru dapat berusia hingga sekitar 80 tahun;[27][45][44] walau begitu, sejak rekaman individu tidak tertanggal kembali dalam era perburuan paus, ini tidak akan diketahui dengan persetujuan untuk banyak tahun. Penelitian rekaman terpanjang individu tunggal adalah 34 tahun, di timur laut Psifik (dilaporkan pada Musim panas, 1998). Predator alam bagi paus ini adalah Paus pembunuh.[46] Laporan penelitian bahwa sebanyak 25% paus biru dewasa memiliki luka yang disebabkan serangan Paus pembunuh.[27] Tingkat kematian berkaitan dengan penyerangan tidak diketahui.

Kedudukan paus biru sangat tidak biasa, dan, karena struktur sosial spesies, kumpulan yang menepi tidak dikatahui.[47] Walau begitu, ketika paus menepi terjadi, mereka dapat menjadi perhatian publik. Pada tahun 1920, paus biru diberantas di dekat Bragar, Pulau Lewis, bagian Hebrides luar Skotlandia. Hewan ini ditembak tepat kepalanya oleh pemburu paus, namun harpun gagal ditembakkan. Seperti mamalia lain, insting fundamental paus ini mencoba menangani proses bernapas di seluruh pantai, bahkan ini berarti menepi merupakan untuk menghindarkan dirianya agar tidak tenggelam. Dua dari tulang paus yang terkubur dekat jalur utama pada Pulau Lewis, dan menyisakan sebuah atraksi wisatawan.[48]

Vokalisasi

Diperkirakan buatan Cummings dan Thompson (1971) mendukung bahwa tingkat sumber suara yang dibuat paus biru antara 155 dan 188 desibel ketika diukur relatifitasnya untuk mereferansi tekanan satu micropascal dalam satu meter.[49][50] Seluruh kelompok paus biru membuat panggilan pada frekuensi fundamental antara 10 dan 40 Hz, dan suara frekuensi terendah manusia dapat secara khas merasakan 20 Hz. Paus biru memanggil terakhir antara sepuluh hingga tiga puluh detik. Apalagi paus biru mendekati pantai Sri Langka yang terekam secara berulang membuat "nyanyian" yang terdiri dari empat kali yang tercatat lamanya sekitar dua menit setiap nyanyian, mengingatkan nyanyian Paus bungkuk yang terkenal. Peneliti percaya bahwa sepertinya fenomena ini tidak terlihat di populasi lain manapun, ini mungkin keunikan untuk subspesies paus biru kerdil B. m. brevicauda. Penyebab vokaslisasi tidak diketahui. Richardson et al (1995) mendiskusikan enam penyebab kemungkinan:[51]

  1. Pemeliharaan terhadap jarak inter-individu
  2. Perkenalan spesies dan individu,
  3. Transmisi informasi kontekstual (e.g., makan, peringatan, percumbuan)
  4. Pemeliharaan organisasi sosial (e.g., kontak hubungan antara betina dan jantan)
  5. Lokasi corak topografi
  6. Lokasi sumber makanan/buruan

Populasi dan perburuan paus

Era perburuan

 
Populasi paus biru telah berkurang drastis karena perburuan paus komersial.

Paus biru tidak mudah ditangkap atau dibunuh. Kecepatan dan kekuatan mereka menunjukkan bahwa mereka jarang dikejar pada awal perburuan paus yang mengganti target dengan Paus Sperma dan Paus Sikat.[52] Tahun 1864 orang Norwegia Svend Foyn melengkapi rancangan kapal uap dengan harpun secara spesifik untuk menangkap paus yang besar.[3] Meskipun pada awalnya sulit dan dengan tingkat keberhasilan rendah, Foyn menyempurnakan senjata harpun dan kemudian beberapa stasiun perburuan paus telah ditetapkan di pantai Finnmark di utara Norwegia. Karena berselisih dengan nelayan lokal, stasiun perburuan paus terakhir di Finnmark ditutup pada tahun 1904.

Paus biru kemudian menjadi diburu di Islandia (1883), Kepulauan Faroe (1894), Newfoundland (1898), dan Spitsbergen (1903). Tahun 1904-05 paus biru pertama tertangkap di Georgia Selatan. Pada 1925, dengan kedatangan tempat peluncuran buritan kapal pada perusahaan kapal, dan penggunaan penangkap paus tenaga uap, tangkapan paus biru, dan paus balin seperti sebuah keutuhan, di Antartika dan sub-Antartika mulai meningkat drastis. Antara 1930 dan 1931, ada kapal-kapal yang membunuh 29.400 paus biru di Antartika sendirian. Dengan berakhirnya Perang Dunia II, populasi tersebut secara mentap dihabiskan, dan tahun 1946 kuota pertama membatasi perdagangan internasional untuk paus diperkenalkan, namun hal tersebut tidak efektif karena ketiadaan pembedaan antar spesies. Spesies langka dapat diburu pada kedudukan sama dengan itu telah ditemukan dalam limpahan relatif. Perburuan paus biru dikecam pada tahun 1960-an oleh Komisi Perpausan Internasional,[53][54] dan perburuan paus ilegal oleh USSR yang akhirnya mulai diperhatikan pada tahun 1970-an,[55] dengan waktu itu dimana 330.000 paus biru dibunuh di Antartika, 33.000 di sisa Belahan Selatan, 8.200 di Pasifik Utara, dan 7.000 di Atlantik Utara. Populasi asli terbesar, berada di Antartika yang telah berkurang hingga 0.15% dari jumlah awal mereka.[11]

Pemburu paus dengan jalas mendorong paus biru mendekati kepunhan, namun daripada mengabil hasil terkecil yang melebihi peroide panjang, pemburu paus melanjutkan menghabiskan populasi. Dalam penelitian belakangan ini, telah memmperhitungkan untuk mengamati industi perburuan paus dan peraturan oleh ahli biologi kelautan, kebanyakan paus mungkin telah diperdagangkan secara komersial, sekalipun melebihi jangka waktu panjang. Dinamik populasi berbelit-belit dalam penangkapan mamalia berumur panjang yang sangat berbeda dari keterbelitan tersebut dalam penangkapan ikan berumur pendek. Berhubungan dengan tingkat panjang reproduksi (kehamilan lebih dari satu tahun) dan ukuran liter terkecil (satu atau dua anak), pemulihan populasi paus lebih lambat daripada populasi hewan kecil, yang cenderung menginvestasi waktu yang lebih sedikit dan sumber daya dalam individu muda.

Populasi dan distribusi saat ini

 
Seekor paus biru mengasingkan diri dengan Azores sebagai latar belakang.
 
Gambar ekor paus biru yang mengibas dengan Terusan Santa Barbara sebagai latar belakang. Agustus 2007.

Sejak diperkenalkan kecaman perburuan paus, peneliti gagal memastikan apakah populasi paus biru global meningkat atau sisanya stabil. Di Antartika, perkiraan terbaik menunjukkan peningkatan penting pada 7.3% per tahun sejak berakhirnya perburuan paus Soviet yang ilegal , namun jumlah sisa ada di bawah 1% dari tingkat asli mereka.[11] Hal ini juga telah diusulkan bahwa populasi Islandia dan California meningkat namun peningkatan tersebut tidak berarti secara statistik. Total populasi dunia diperkirakan antara 5.000 dan 12.000 pada tahun 2002, meskipun ada tingkat tinggi ketidakpastian dalam perkiraan persediaan dalam banyak area.[9] Sisa Pasu Biru dinyatakan sebagai "terancam" pada IUCN Red List untuk spesies terancam seperti sejak daftar awal. Konsentrasi terbesar yang diketahui, terdiri sekitar 2.000 individu, merupakan populasi Pasifik timur laut untuk subspesies paus biru utara (B. m. musculus) yang menjangkau dari Alaska hingga Costa Rica, namun paling umum sering terlihat dari California di musim panas. Kadang populasi ini tersesat hingga Pasifik barat laut; penampakan yang jarang terjadi di antara Semenanjung Kamchatka dan ujung utara Jepang telah terekam.

Di Atlantik Utara, dua kelompok B. m. musculus terdeteksi. Pertama ditemukan di pesisir Greenland, Newfoundland, Nova Scotia dan Teluk Saint Lawrence. Kelompok diperkirakan berjumlah sekitar 500 ekor. Kedua, kelompok tersebut lebih ke timur lagi bertempat dari Açores di musim semi hingga Islandia di bulan Juli dan Agustus; ini diperkirakan bahwa paus tersebut mengikuti Bukit Atlantik Tengah antara dua pulau vulkanik. Di luar Islandia, paus biru bertempat sama jauh di utara seperti Spitsbergen dan Jan Mayen meskipun penampakannya langka. Para ilmuwan tidak tahu dimana paus tersebut menghabiskan musim dingin mereka. Populasi Atlantik utara seluruhnya dipekirakan antara 600 dan 1500.

Di Belahan Selatan, di sana tampak dua subspesies berbeda, B. m. intermedia, paus biru selatan dan paus biru kerdil yang sedikit diketahui, B. m. brevicauda, ditemukan di perairan Samudra Hindia. Limpahan saat ini diperkirakan untuk subspesies Antratika mencakup dari 1100[56] hingga 1700.[11] Riset terhadap jumlah paus biru kerdil sedang dilakukan. Diperkirakan dari survei 1996 bahwa 424 paus biru kerdil berada di area kecil yang tersendiri di selatan Madagaskar,[57] begitu ini mungkin bahwa jumlah keseluruhan di Samudra Hindia ada seribu ekor. Jika ini benar, jumlah global akan menjadi lebih banyak daripada perkiraan.[10]

Subspesies keempat, B. m. indica, diidentifikasi oleh Blyth tahun 1859 di Samudra Hindia bagian utara, namum mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi perbedaan menonjol untuk petunjuk subspesies ini hingga digunakan sinonim B. m. musculus. Sekarang diperkirakan hewan ini dapat menjadi subspesies yang sama dengan paus biru kerdil. Rekaman penangkapan Soviet tampak indikasi bahwa ukuran betina dewasa dekat dengan paus biru kerdil daripada B. m. musculus, meskipun populasi B. m. indica dan B. m. brevicauda menunjukkan terpisah dan musim perkembangbiakan berbeda dengan hampir enam bulan.[58]

Pola migrasi subspesies tersebut tidak banyak diketahui. Sebagai contoh, paus biru kerdil telah terekam di Samudra Hindia bagian utara (Oman, Maladewa, Sri Langka) dimana mereka mungkin berasal dari populasi komunitas berbeda. Dalam penambahan, populasi paus biru yang berada dekat Chili dan Peru mungkin juga populasi berbeda. Beberapa paus biru antartika mendekati pantai Atlantik Selatan bagian timur di musim dingin, dan adakalanya vokalisasi mereka terdengar dekat Peru, Australia Barat, dan di utara Samudra Hindia. Di Chili, Cetacean Conservation Center, dengan dukungan dari Angkatan Laut Chili, melakukan riset ekstensif dan kerja konservasi pada a recently discovered feeding aggregation of the species off the pantai Pulau Chili di suatu wilayah bernama "Golfo del Corcovado" dimana secara nyata, kadang-kadang, dapat disaksikan dari dekat pantai 326 hewan yang menonjol pada musim panas 2007.

Usaha mengkalkulasi populasi paus biru secara lebih teliti didukung oleh ahli mamalia kelautan Universitas Duke yang memelihara OBIS-SEAMAP (Ocean Biogeographic Information System - Spatial Ecological Analysis of Megavertebrate Populations), suatu koalisi data pengamatan mamalia laut dari sekitar 130 sumber.[59]

Ancaman selain perburuan

Paus biru mungkin terluka, kadang fatal, setelah bertabrakan dengan kapal laut seperti menjadi terperangkap atau terkena baling-baling kapal nelayan.[60] Setiap peningkatan jumlah kesibukan samudra mengaburkan vokalisasi yang dihasilkan paus, yang mungkin menjadi kesulitan bagi paus untuk berkomunikasi.[60] Ancaman manusia terhadap potensi pemulihan populasi paus biru juga mencakup akumulasi bahan kimia polychlorinated biphenyl (PCB) di dalam tubuh paus.

Dengan adanya pemanasan global, gletser dan permafrost mencair dengan cepat dan mengabaikan sejumlah besar air tawar yang mengalir ke laut, sebagai perhatian bahwa jika jumlah air tawar dalam samudra mencapai titik kritis, disana akan menjadi gangguan dalam sirkulasi termohaline. Pertimbangan pola migrasi paus biru berdasarkan pada temperatur samudra, gangguan dalam sirkulasi ini yang memindahkan air panas dan dingin di seluruh dunia yang akan mungkin memiliki akibat pada migrasi mereka.[61] Paus tersebut bermusim panas di wilayah sejuk, garis lintang tinggi, dimana mereka makan krill; mereka bermusim dingin di wilayah hangat, garis lintang rendah, dimana mereka berpasangan dan melahirkan.[62]

Perubahan temperatur samudra juga akan memengaruhi suplai makanan paus biru. Kecenderungan pemanasan dan berkurangnya tingkat kadar garam akan menyebabkan perubahan penting dalam lokasi dan jumlah krill.[63]

 
Kerangka paus biru yang dipajang di luar Laboratorium Long Marine, Universitas California, Santa Cruz.

Dalam kebudayaan populer

Natural History Museum yang berada di London berisi kerangka pajangan terkenal dan model ukuran asli paus biru, yang keduanya merupakan yang pertama dari macamnya di dunia, namun dimiliki sejak benda itu dijadikan replika di Universitas California, Santa Cruz. Dengan sama juga, American Museum of Natural History di kota New York memiliki model ukuran utuh di Gedung Keluarga Milstein tentang Kehidupan Samudra. Paus biru yang masih hidup mungkin ditemui penjelajah pengamat paus di Teluk Maine,[64] dan merupakan pertunjukkan utama sepanjang pantau utara Telauk Saint Lawrence dan di muara Saint Lawrence.[60] Paus biru telah dipertunjukan dalam kebudayaan populer anak-anak pada tahun 1967 dalam film Doctor Dolittle, dimana film ini menampilkan sebagai simbol ukuran dan kekuatan ketika hewan ini diminta untuk memindahkan sebuah pulau.

Rujukan

  1. ^ a b c Mead, James G., and Robert L. Brownell, Jr. (16 November 2005). Wilson, D. E., and Reeder, D. M. (eds), ed. Mammal Species of the World (edisi ke-3rd edition). Johns Hopkins University Press. hlm. 725. ISBN 0-8018-8221-4. 
  2. ^ Cetacean Specialist Group (1996). Balaenoptera musculus. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 11 Mei 2006. Entri basis data meliputi justifikasi panjang mengenai mengapa spesies ini terancam
  3. ^ a b c d e f "American Cetacean Society Fact Sheet – Blue Whales". Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 July 2007. Diakses tanggal 20 June 2007. 
  4. ^ J. Calambokidis and G. Steiger (1998). Blue Whales. Voyageur Press. ISBN 0-89658-338-4. 
  5. ^ "Animal Records". Smithsonian National Zoological Park. Diakses tanggal 2007-05-29. 
  6. ^ "What is the biggest animal ever to exist on Earth?". How Stuff Works. Diakses tanggal 2007-05-29. 
  7. ^ "Species Fact Sheets: Balaenoptera musculus (Linnaeus, 1758)". Fisheries and Aquaculture Department, Food and Agriculture Organization, United Nations. Diakses tanggal 2012-12-24. 
  8. ^ Jason de Koning and Geoff Wild (1997). "Contaminant analysis of organochlorines in blubber biopsies from blue whales in the St. Lawrence Seaway". Trent University. Diakses tanggal 2007-06-29. 
  9. ^ a b c d "Assessment and Update Status Report on the Blue Whale Balaenoptera musculus" (PDF). Committee on the Status of Endangered Wildlife in Canada. 2002. Diakses tanggal 2007-04-19. 
  10. ^ a b Alex Kirby (19 Juni 2003). "Science seeks clues to pygmy whale". BBC News Online. Diakses tanggal 21 April 2006. 
  11. ^ a b c d T.A. Branch, K. Matsuoka and T. Miyashita (2004). "Evidence for increases in Antarctic blue whales based on Bayesian modelling". Marine Mammal Science. 20 (4): 726–754. doi:10.1111/j.1748-7692.2004.tb01190.x. 
  12. ^ Barnes LG, McLeod SA. (1984). "The fossil record and phyletic relationships of gray whales.". Dalam Jones ML; et al. The Gray Whale. Orlando, Florida: Academic Press. hlm. 3–32. ISBN 0-12-389180-9. 
  13. ^ Arnason, U., Gullberg A. & Widegren, B. (1 September 1993). "Cetacean mitochondrial DNA control region: sequences of all extant baleen whales and two sperm whale species". Molecular Biology and Evolution. 10 (5): 960–970. PMID 8412655. Diakses tanggal 2009-01-25. 
  14. ^ Sasaki, T.; et al. (4 March 2011). "Mitochondrial phylogenetics and evolution of mysticete whales". Systematic Biology. 54 (1): 77–90. doi:10.1080/10635150590905939. PMID 15805012. 
  15. ^ A. Arnason and A. Gullberg (1993). "Comparison between the complete mtDNA sequences of the blue and fin whale, two species that can hybridize in nature". Journal of Molecular Ecology. 37 (4): 312–322. PMID 8308901. 
  16. ^ Amazing Whale Facts Archive. Whale Center of New England (WCNE). Diakses pada 2008-02-27.
  17. ^ a b c Bortolotti, Dan (2008). Wild Blue: A Natural History of the World’s Largest Animal. St. Martin's Press. 
  18. ^ Simpson, D. P. (1979). Cassell's Latin Dictionary (edisi ke-5). London: Cassell Ltd. hlm. 883. ISBN 0-304-52257-0. 
  19. ^ (Latin) Linnaeus, C. (1758). Systema naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Tomus I (edisi ke-Editio decima, reformata). Holmiae: Laurentii Salvii. hlm. 824. 
  20. ^ "Blue Whale Fact Sheet". New York State Department of Environmental Conservation. Diakses tanggal 29 Juni 2007. 
  21. ^ Ichihara T. (1966). The pygmy blue whale B. m. brevicauda, a new subspecies from the Antarctic in Whales, dolphins and porpoises. Halaman 79-113.
  22. ^ a b c d e f "Size and Description of the Blue Whale species". Diakses tanggal 15 Juni 2007. 
  23. ^ Mackintosh, N. A.; Wheeler, J. F. G. (1929). "Southern blue and fin whales". Discovery Reports. I: 259–540. 
  24. ^ (Spanyol) Bonaparte J, Coria R (1993). "Un nuevo y gigantesco sauropodo titanosaurio de la Formacion Rio Limay (Albiano-Cenomaniano) de la Provincia del Neuquen, Argentina". Ameghiniana. 30 (3): 271–282. 
  25. ^ Carpenter, K. (2006). "Biggest of the big: a critical re-evaluation of the mega-sauropod Amphicoelias fragillimus." In Foster, J.R. and Lucas, S.G., eds., 2006, Paleontology and Geology of the Upper Jurassic Morrison Formation. New Mexico Museum of Natural History and Science Bulletin 36: 131-138.[1]
  26. ^ Wood, Gerald (1983). The Guinness Book of Animal Facts and Feats. hlm. 256. ISBN 978-0-85112-235-9. 
  27. ^ a b c Sears R, Calambokidis J (2002). "Update COSEWIC status report on the blue whale Balaenoptera musculus in Canada". Committee on the Status of Endangered Wildlife in Canada, Ottawa.: 32. 
  28. ^ Capelotti, P.J. (ed.), Quentin R. Walsh. 2010. The Whaling Expedition of the Ulysses, 1937–38, hal. 28.
  29. ^ a b The Scientific Monthly. American Association for the Advancement of Science. 1915. hlm. 21. 
  30. ^ Jason de Koning and Geoff Wild (1997). "Contaminant analysis of organochlorines in blubber biopsies from Blue Whales in the St Lawrence". Trent University. Diakses tanggal 29 Juni 2007. 
  31. ^ Blue Planet: Frozen seas (dokumenter BBC)
  32. ^ Caspar, Dave (2001). "Ms. Blue's Measurements" (PDF). Seymour Center, University of California, Santa Cruz. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 August 2004. Diakses tanggal 2006-09-01. 
  33. ^ Tinker, Whales of the World (1988, hal. 76).
  34. ^ "Reproduction". University of Wisconsin. Diakses tanggal 3 October 2012. 
  35. ^ a b "Detailed Information about Blue Whales". Alaska Fisheries Science Center. 2004. Diakses tanggal 14 Juni 2007. 
  36. ^ Hjort J, Ruud JT (1929). "Whaling and fishing in the North Atlantic". Rapp. Proc. Verb. Conseil int. Explor. Mer. 56. 
  37. ^ Christensen I, Haug T, Øien N (1992). "A review of feeding and reproduction in large baleen whales (Mysticeti) and sperm whales Physeter macrocephalus in Norwegian and adjacent waters". Fauna Norvegica Series A. 13: 39–48. 
  38. ^ Sears R, Wenzel FW, Williamson JM (1987). "The Blue Whale: A Catalogue of Individuals from the Western North Atlantic (Gulf of St. Lawrence)". Mingan Island Cetacean Study, St. Lambert, Quebec.: 27. 
  39. ^ Sears, R (1990). "The Cortez blues". Whalewatcher. 24 (2): 12–15. 
  40. ^ Kawamura, A (1980). "A review of food of balaenopterid whales". Sci. Rep. Whales Res. Inst. 32: 155–197. 
  41. ^ Yochem PK, Leatherwood S (1980). "Blue whale Balaenoptera musculus (Linnaeus, 1758)". Dalam Ridgway SH, Harrison R. Handbook of Marine Mammals, Vol. 3:The Sirenians and Baleen Whales. London: Academic Press. hlm. 193–240. 
  42. ^ Nemoto T (1957). "Foods of baleen whales in the northern Pacific". Sci. Rep. Whales Res. Inst. 12: 33–89. 
  43. ^ Nemoto T, Kawamura A (1977). "Characteristics of food habits and distribution of baleen whales with special reference to the abundance of North Pacific sei and Bryde's whales". Rep. int. Whal. Commn. 1 (Special Issue): 80–87. 
  44. ^ a b c "Blue Whale - ArticleWorld". Diakses tanggal 2 July 2007. 
  45. ^ "www.npca.org". Diakses tanggal 21 Juni 2007. 
  46. ^ J. Calambokidis, G. H. Steiger, J. C. Cubbage, K. C. Balcomb, C. Ewald, S. Kruse, R. Wells and R. Sears (1990). "Sightings and movements of blue whales off central California from 1986–88 from photo-identification of individuals". Rep. Whal. Comm. 12: 343–348. 
  47. ^ William Perrin and Joseph Geraci. "Stranding" pp 1192–1197 in Encyclopedia of Marine Mammals (Perrin, Wursig and Thewissen eds)
  48. ^ "The Whale bone Arch". Places to Visit around the Isle of Lewis. Diakses tanggal 18 Mei 2005. 
  49. ^ W.C. Cummings and P.O. Thompson (1971). "Underwater sounds from the blue whale Balaenoptera musculus". Journal of the Acoustics Society of America. 50(4): 1193–1198. 
  50. ^ W.J. Richardson, C.R. Greene, C.I. Malme and D.H. Thomson (1995). Marine mammals and noise. Academic Press, Inc., San Diego, CA. ISBN 0-12-588441-9. 
  51. ^ National Marine Fisheries Service (2002). "Endangered Species Act - Section 7 Consultation Biological Opinion" (PDF). 
  52. ^ Scammon CM (1874). The marine mammals of the northwestern coast of North America. Together with an account of the American whale-fishery. San Francisco: John H. Carmany and Co. hlm. 319. 
  53. ^ Gambell, R (1979). "The blue whale". Biologist. 26: 209–215. 
  54. ^ Best, PB (1993). "Increase rates in severely depleted stocks of baleen whales". ICES J. mar. Sci. 50: 169–186. 
  55. ^ Yablokov, AV (1994). "Validity of whaling data". Nature. 367: 108. 
  56. ^ T.A. Branch, D.S. Butterworth (2001). "Estimates of abundance south of 60°S for cetacean species sighted frequently on the 1978/79 to 1997/98 IWC/IDCR-SOWER sighting surveys". Journal of Cetacean Research and Management. 3: 251–270.  line feed character di |title= pada posisi 58 (bantuan)
  57. ^ P.B. Best; et al. (2003). "The abundance of blue whales on the Madagascar Plateau, December 1996". Journal of Cetacean Research and Management. 5: 253–260. 
  58. ^ T. A. Branch, K. M. Stafford; et al. (2007). "Past and present distribution, densities and movements of blue whales in the Southern Hemisphere and adjacent waters" (PDF). International Whaling Commission. Diakses tanggal 09 July 2007. 
  59. ^ Data paus biru dan profil spesiesnya dapat dilihat di sini
  60. ^ a b c Reeves RR, Clapham PJ, Brownell RL, Silber GK (1998), Recovery plan for the blue whale (Balaenoptera musculus) (PDF), Silver Spring, MD: National Marine Fisheries Service, hlm. 42, diakses tanggal 2007-06-20 
  61. ^ Robert A. Robinson, Jennifer A. Learmonth, Anthony M. Hutson, Colin D. Macleod, Tim H. Sparks, David I. Leech, Graham J. Pierce, Mark M. Rehfisch and Humphrey Q.P. Crick (2005). "Climate Change and Migratory Species" (PDF). BTO. Diakses tanggal 09 July 2007. 
  62. ^ Hucke-Gaete, Rodrigo, Layla P. Osman, Carlos A. Moreno, Ken P. Findlay, and Don K. Ljungblad (2003). "Discovery of a Blue Whale Feeding and Nursing Ground in Southern Chile". The Royal Society: s170–s173. 
  63. ^ Moline, Mark A., Herve Claustre, Thomas K. Frazer, Oscar Schofield, and Maria Vernet (2004). "Alteration of the Food Web Along the Antarctic Peninsula in Response to a Regional Warming Trend". Global Change Biology. 10: 1973–1980. 
  64. ^ Wenzel FW, Mattila DK, Clapham PJ (1988). "Balaenoptera musculus in the Gulf of Maine". Mar. Mammal Sci. 4: 172–175. 

Referensi

Pranala luar


Templat:Baleen whale

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link FA