Pestisida
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Hysocc (Kontrib • Log) 4009 hari 175 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.[1] Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Berdasarkan Konvensi Stockholm mengenai Polutan Organik Persisten, 9 dari 12 senyawa kimia organik berbahaya adalah pestisida.[2][3]
Sejarah
Sebelum tahun 2000 SM, manusia telah menggunakan pestisida untuk melindungi tanaman pertanian. Pestisida pertama berupa sulfur dalam bentuk unsur yang ditebarkan di atas lahan pertanian di Sumeria sekitar 4500 tahun yang lalu. Rig Veda yang berusia 4000 tahun menyebutkan penggunaan tanaman beracun untuk mengendalikan hama.[4] Sejak abad ke 15, senyawa berbahaya seperti arsenik, raksa, dan timbal diterapkan di lahan pertanian untuk membunuh hama. Di abad ke 17, nikotin sulfat diekstraksi dari daun tembakau untuk dijadikan insektisida. Abad ke 19, piretrum dari bunga krisan dan rotenon dari akar sayuran mulai dikembangkan.[5] Hingga tahun 1950an, pestisida berbahan dasar arsenik masih dominan.[6] Paul Herman Müller menemukan DDT yang sangat efektif sebagai insektisida. Organoklorin menjadi dominan, namun segera digantikan oleh organofosfat dan karbamat di tahun 1975 di negara maju. Senyawa piretrin menjadi insektisida dominan.[6] Herbisida berkembang dan mulai digunakan secara luas pada tahun 1960an dengan triazin dan senyawa berbasis nitrogen lainnya, asam karboksilat, dan glifosat.[6]
Di tahun 1960an, ditemukan bahwa DDR menyebabkan berbagai burung pemakan ikan tidak bereproduksi, yang menjadi masalah serius bagi keanekaragaman hayati. Penggunaan DDT dalam pertanian kini dilarang dalam Konvensi Stockholm, namun masih digunakan di beberapa negara berkembang untuk mencegah malaria dan penyakit tropis lainnya dengan menyemportkannya ke dinding untuk mencegah kehadiran nyamuk.[7]
Definisi
Jenis pestisida | Sasaran |
---|---|
Herbisida | Gulma |
Algisida atau Algasida | Alga |
Avisida | Burung |
Bakterisida | Bakteri |
Fungisida | Fungi |
Insektisida | Serangga |
Mitisida atau Akarisida | Tungau |
Molluskisida | Siput |
Nematisida | Nematoda |
Rodentisida | Rodent |
Virusida | Virus |
FAO mendefinisi pestisa sebagai "zat atau campuran zat yang bertujuan untuk mencegah, membunuh, atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi manusia dan hewan, spesies tanaman atau hewan yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan selama produksi, pemrosesa, penyimpanan, transprtasi, atau pemasaran bahan pertanian (termasuk hasil hutan, hasil perikanan, dan hasil peternakan).Istilah ini juga mencakup zat yang mengendalikan pertumbuhan tanaman, merontokkan daun, mengeringkan tanaman, mencegah kerontokkan buah, dan sebagainya yang berguna untuk mengendalikan hama dan memitigasi efek dari keberadaan hama, baik sebelum maupun setelah panen."[8]
Pestisida dapat diklasifikasikan berdasarkan target organisme yang menjadi sasarannya,[3][9] struktur senyawanya bahan bakunya (misal organik, inorganik, sintetis, biopestisida),[10] dan wujud fisiknya serta cara penerapannya (misal fumigasi pada pestisida berwujud gas).[10] Biopestisida mencakup pestisida mikrobiologi dan biokimia.[11] Pestisida berbahan dasar tumbuhan saat ini telah berkembang, yaitu piretrum, rotenon, nikotin, strychnine, dan scillirosida.[12]
Berbagai pestisida dapat dikelompokan menjadi famili senyawa kimianya. Famili senyawa kimia pestisida yang terkenal yaitu organoklorin, organofosfat, dan karbamat. Famili hidrokarbon organoklorin dapat dibagi menjadi diklorodifeniletana (DDT), senyawa siklodiena, dan lainnya. Organoklorin bekerja dengan mengganggu keseimbangan ion kalium-natrium di dalam jaringan syaraf. Tingkat keracunan senyawa ini dapat bervariasi, namun seluruh senyawa organoklorin bersifat persisten dan dapat terakumulasi secara biologi.[12] Organofosfat dan karbamat telah menggantikan organoklorin. Keduanya menghambat kerja enzim asetilkolinesterase yang mengirimkan asetilkolin ke jaringan syaraf, mampu menyebabkan kelumpuhan. Organofosfat secara umum beracun bagi vertebrata.[12]
Herbisida seperti fenoksi bekerja secara selektif dan hanya mengincar gulma berdaun lebar dan tidak mengincar rerumputan. Fenoksi dan asam benzoat berfungsi mirip seperti hormon pertumbuhan tanaman, dan menumbuhkan sel secara tidak terkendali, sehingga memaksa kerja sistem transportasi tanaman (floem dan xylem) dan merusaknya.[12] Triazin mengganggu fotosintesis.[12] Glifosat yang kini banyak digunakan, belum dikategorikan dalam famili senyawa herbisida manapun.
Pestisida juga dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme biologisnya dan metode penerapannya. Kebanyakan pestisida bekerja dengan meracnui hama.[13] Pestisida sistemik diserap oleh tanaman dan bergerak di dalam tanaman sehingga meracuni hama yang menghisap nutrisi tanaman. Insektisida dan fungisida bergerak melalui xylem. Insektisida sistemik dapat membahayakan serangga non target, bahkan serangga yang menguntungkan seperti lebah dan polinator lainnya, karena sinsektisida sistemik juga bergerak dari dalam tubuh tumbuhan ke bunga.
Di tahun 2009, fungisida paldoksin diperkenalkan dan bekerja dengan memanfaatkan senyawa yang dilepaskan oleh tumbuhan, fitoaleksin. Secara alami, fungi melakukan detoksifikasi melawan fitoaleksin. Paldoksin menghambat enzim yang berperan dalam detoksifikasi tersebut. Fungisida ini dipercaya lebih aman.[14]
Pestisida juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kemampuan terurainya (biodegradable dan persisten) yang dapat berlangsung selama beberapa detik hingga tahunan. DDT membutuhkan waktu tahunan untuk terurai di alam, dan akan terakumulasi dalam rantai makanan.[15]
Organofosfat
Pestisida organofosfat mempengaruhi sistem syaraf dengan mengganggu enzim yang mengatur asetilkolin, zat penghantar sinyal syaraf. Ditemukan pada awal abad ke 19, namun efeknya pada serangga dan manusia baru diketahui pada tahun 1932: organofosfat sama berbahayanya bagi serangga dan manusia. Beberapa sangat beracun dan digunakan di Perang Dunia II sebagai senjata. Namun biasanya tidak bersifat persisten di alam.
Karbamat
Sama seperti organofosfat, namun efeknya bersifat reversible dan dapat disembuhkan.
Organoklorin
Organoklorin bekerja dengan mengganggu keseimbangan ion kalium-natrium di dalam jaringan syaraf. Organoklorin telah dilarang penggunaannya di berbagai negara karena membahayakan lingkungan dan kesehatan serta bersifat sangat persisten.
Piretroid
Dikembangkan sebagai versi sintetik dari senyawa alami piretrin yang ditemukan di bunga krisan. Namun senyawa piretroid sintetik berbahaya bagi kesehatan sistem syaraf.
Sulfonilurea
Pestisida ini membunuh tanaman dengan menghambat enzim asetolaktat sintase.[16]
Biopestisida
Biopestisida dikembangkan dari bahan alami, dari hewan, tumbuhan, bakteri, dan bahan tambang mineral. Contohnya adalah minyak kanola dan baking soda memiliki kemampuan sebagai pestisida. Klasifikasi biopestisida yaitu:
- Biopestisida mikroba yang merupakan sekumpulan mikroba (bakteri, fungi, virus) sebagai bahan aktifnya. Biopestisida ini bersifat selektif dan mengincar target tertentu saja. Telah terdapat fungi yang didayagunakan sebagai penghambat pertumbuhan gulma tertentu. Beberapa jenis fungi juga menjadi parasit bagi serangga dan dapat digunakan untuk membunuh serangga tersebut.
- Bacillus thuringiensis adalah contoh bakteri biopestisida. Bakteri ini memproduksi protein yang membunuh larva serangga. Protein ini mengganggu saluran pencernaan sehingga menyebabkan larva serangga kelaparan.
- Tanaman juga dapat dimodifikasi secara genetika untuk menghasilkan senyawa yang mampu melindungi tanaman.
- Pestisida biokimia yang secara alami terdapat di alam dapat mengendalikan hama secara non-toksik. Contohnya adalah feromon yang mempengaruhi siklus perkembang biakan serangga sehingga rantai keturunan serangga terputus. Feromon juga bisa berfungsi sebagai pemikat serangga untuk menuju ke jebakan serangga.
Contoh pestisida lainnya yaitu:
Jenis | Efek |
---|---|
Antifouling | Membunuh organisme yang menempel di badan kapal penangkap ikan |
Defoliant | Merontokkan daun (foliage: daun) |
Dessicant | Mengeringkan jaringan tumbuhan |
Disinfektan | Membunuh atau menon-aktifkan mikroorganisme penyebab penyakit |
Ovisida | Membunuh telur serangga |
Repellent | Menolak atau mencegah kehadiran serangga |
Pemanfaatan
Pestisida digunakan untuk mengendalikan keberadaan hama yang diyakini membahayakan.[17] Misal nyamuk yang dapat membawa berbagai penyakit mematikan seperti virus Nil Barat, demam kuning, dan malaria. Pestisida juga ditujukan kepada hewan yang mampu menyebabkan alergi seperti lebah, tawon, semut, dan sebagainya. Insektisida pun digunakan di peternakan dalam mencegah kehadiran serangga yang mampu menularkan penyakit dan menjadi parasit.[17] Pestisida pun digunakan dalam pengawetan makanan, seperti mencegah tumbuhnya jamur pada bahan pertanian dan mencegah serta membunuh tikus yang biasa memakan hasil pertanian yang disimpan. Herbisida juga digunakan dalam transportasi seperti membunuh gulma di pinggir jalan dan trotoar. Tumbuhan dan hewan invasif juga dapat ditanggulangi dan dicegah dengan pestisida. Herbisida dan algasida telah digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan alga dan tumbuhan air di perairan.[18] Hama seperti rayap dan jamur dapat merusak struktur bangunan yang terbuat dari kayu.[17]
Pestisida dapat menyelamatkan usaha pertanian dengan mencegah hilangnya hasil pertanian akibat serangga dan hama lainnya. Di Amerika Serikat, dperkirakan setiap dolar yang dikeluarkan untuk pestisida menyelamatkan empat dolar uang yang dapat hilang karena hama.[19] Studi lainnya menemukan bahwa tanpa penggunaan pestisida, hasil pertanian dapat turun sekitar 10%.[20] Studi lainnya yang dilakukan di tahun 1999 menemukan bahwa pelarangan pestisida di Amerika Serikat dapat menyebabkan kenaikan harga pangan, hilangnya lapangan pekerjaan, dan meningkatnya penderita kelaparan.[21]
DDT yang disemprotkan di tembok rumah dapat melawan malaria dan digunakan pada tahun 1950an dan WHO mendukung hal tersebut.[22][22] Namun pada tahun 2007, sebuah studi mengkaitkan kanker payudara dengan paparan DDT pra-pubertas.[23] Gejala keracunan juga dapat terjadi ketika DDT dan senyawa hidrokarbon berklorin masuk ke makanan manusia. Meski begitu, para ilmuwan memperkirakan DDR dan bahan kimia organofosfat lainnya telah menyelamatkan 7 juta jiwa sejak tahun 1945 dengan mencegah penyebaran penyakit malaria, wabah bubonik, tripanosomiasis Afrika, dan typhus.[24] Meski demikian, penggunaan DDT tidak selalu efektif karena resistansi terhadap DDT telah ditemukan sejak tahun 1955, dan pada tahun 1972 19 spesies nyamuk dinyatakan telah tahan terhadap DDT.[25] Sebuah studi oleh WHO di tahun 2000 di Vietnam menemukan bahwa pengendalian malaria tanpa DDT dapat lebih efektif dibandingkan DDT.[26]
Di tahun 2006 dan 2007, dunia telah menggunakan setidaknya 5.2 miliar pon pestisida dengn herbisida merupakan porsi terbesar, mencapai 40%, diikuti insektisida 17%, dan fungisida 10%.[27] Di tahun yang sama, Amerika Serikat menggunakan 1.1 miliar pon pestisida.[27] Saat ini terdapat 155 juta bahan aktif yang terdaftar sebagai pestisida[28] yang dapat digunakan bersama-sama untuk membentuk 20000 jenis produk pestisida.[29] Diperkirakan pasar ini akan mendapatkan keuntungan sebesar US$ 52 miliar di tahun 2019.[30]
Lihat pula
Referensi
- ^ US Environmental (July 24, 2007), What is a pesticide? epa.gov. Diakses 15 September 2007.
- ^ http://www.pops.int/documents/guidance/beg_guide.pdf
- ^ a b Gilden RC, Huffling K, Sattler B (2010). "Pesticides and health risks". J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 39 (1): 103–10. doi:10.1111/j.1552-6909.2009.01092.x. PMID 20409108.
- ^ Rao GVR, Rupela OP, Rao VR and Reddy YVR (2007) "Role of biopesticides in crop protection: present status and future prospects" Indian Journal of Plant Protection, 35 (1): 1–9.
- ^ Miller, GT (2002). Living in the Environment (12th Ed.). Belmont: Wadsworth/Thomson Learning. ISBN 0-534-37697-5
- ^ a b c Ritter SR. (2009). Pinpointing Trends In Pesticide Use In 1939. C&E News.
- ^ Lobe, J (Sept 16, 2006), "WHO urges DDT for malaria control Strategies," Inter Press Service, cited from Commondreams.org. Retrieved on September 15, 2007.
- ^ Food and Agriculture Organization of the United Nations (2002), International Code of Conduct on the Distribution and Use of Pesticides. Retrieved on 2007-10-25.
- ^ "www.chromatography-online.org".
- ^ a b Council on Scientific Affairs, American Medical Association. (1997). Educational and Informational Strategies to Reduce Pesticide Risks. Preventive Medicine, Volume 26, Number 2
- ^ EPA. Types of Pesticides. Last updated on Thursday, January 29th, 2009.
- ^ a b c d e Kamrin MA. (1997). Pesticide Profiles: toxicity, environmental impact, and fate. CRC Press.
- ^ Cornell University. Toxicity of pesticides. Pesticide fact sheets and tutorial, module 4. Pesticide Safety Education Program. Diakses 2007-10-10.
- ^ EurekAlert. (2009). New 'green' pesticides are first to exploit plant defenses in battle of the fungi.
- ^ "Types of Pesticides". US Environmental Protection Agency. Diakses tanggal 20 February 2013.
- ^ "Nicosulfuron". EXTOXNET. Diakses tanggal 9 May 2013.
- ^ a b c The benefits of pesticides: A story worth telling. Purdue.edu. Diakses 15 September 2007.
- ^ Helfrich, LA, Weigmann, DL, Hipkins, P, and Stinson, ER (June 1996), Pesticides and aquatic animals: A guide to reducing impacts on aquatic systems. Virginia Cooperative Extension. Diakses 2007-10-14.
- ^ Kellogg RL, Nehring R, Grube A, Goss DW, and Plotkin S (February 2000), Environmental indicators of pesticide leaching and runoff from farm fields. United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service. Diakses 2007-10-03.
- ^ Kuniuki S (2001). Effects of organic fertilization and pesticide application on growth and yield of field-grown rice for 10 years. Japanese Journal of Crop Science Volume 70, Issue 4, Pages 530-540. Retrieved 2008-01-08.
- ^ Knutson, R.(1999). Economic Impact of Reduced Pesticide Use in the United States.Agricultural and Food Policy Center. Texas A&M University.
- ^ a b World Health Organization (September 15, 2006), WHO gives indoor use of DDT a clean bill of health for controlling malaria. Diakses 13 September 2007.
- ^ http://www.sustainableproduction.org/downloads/EnvandOccCausesofCancer-2007Update-DownloadVersion_000.pdf
- ^ Miller GT (2004), Sustaining the Earth, 6th edition. Thompson Learning, Inc. Pacific Grove, California. Chapter 9, Pages 211-216.
- ^ PANNA: PAN Magazine: In Depth: DDT & Malaria
- ^ http://www.afronets.org/files/malaria.pdf
- ^ a b EPA Pesticide Industry Sales and Usage Report http://www.epa.gov/opp00001/pestsales/07pestsales/market_estimates2007.pdf
- ^ U.S. Environmental Protection Agency. http://www.ncbi.nlm.nih.gov.silk.library.umass.edu:2048/pubmed/18032337[pranala nonaktif]
- ^ http://www.cdc.gov/niosh/topics/pesticides/
- ^ "Market Study: Crop Protection (UC-2805)". 2012. Diakses tanggal 2012-08-09.
Bahan bacaan terkait
- Buku
- Greene, Stanley A.; Pohanish, Richard P. (editors) (2005). Sittig's Handbook of Pesticides and Agricultural Chemicals. SciTech Publishing, Inc. ISBN 0-8155-1516-2.
- Tomlin, Clive (editor) (2006). "The Pesticide Manual", 14th edition, 1350 pages. British Crop Protection Council (BCPC). ISBN 1-901396-14-2.
- Hamilton, Denis; Crossley, Stephen (editors) (2004). Pesticide residues in food and drinking water. J. Wiley. ISBN 0-471-48991-3.
- Hond, Frank; et al. (2003). Pesticides: problems, improvements, alternatives. Blackwell Science. ISBN 0-632-05659-2.
- Kegley, Susan E.; Wise, Laura J. (1998). Pesticides in fruits and vegetables. University Science Books. ISBN 0-935702-46-6.
- Levine, Marvin J. (2007). Pesticides: A Toxic Time Bomb in our Midst. Praeger Publishers. ISBN 978-0-275-99127-2.
- Ware, George W.; Whitacre, David M. (2004). Pesticide Book. Meister Publishing Co. ISBN 1-892829-11-8.
- Watson, David H. (editor) (2004). Pesticide, veterinary and other residues in food. Woodhead Publishing. ISBN 1-85573-734-5.
- Jurnal
- Walter A. Alarcon; et al. (2005). "Acute Illnesses Associated With Pesticide Exposure at Schools". Journal of the American Medical Association. 294 (4): 455–465. doi:10.1001/jama.294.4.455. PMID 16046652.
- World Health Organization Persistent Organic Pollutants: Impact on Child Health
- Berita
- Janofsky, M (August 4, 2006). "E.P.A. recommends limits on thousands of uses of pesticides". New York Times. Diakses tanggal 2006-08-24.
- Janofsky, M (2006-08-02). "Unions say E.P.A. bends to political pressure". New York Times. Diakses tanggal 2007-10-10.
- Kaiser, J (2005). "Endocrine disrupters trigger fertility problems in multiple generations". Science. 308 (5727): 1391–1392. doi:10.1126/science.308.5727.1391a. PMID 15933166.
- Kaiser, J (2005). "House would foil human pesticide studies". Science. 308 (5726): 1234. doi:10.1126/science.308.5726.1234b. PMID 15919959.
- Webster, P (Dec 2004). "Study finds heavy contamination across vast Russian Arctic". Science. 306 (5703): 1875. doi:10.1126/science.306.5703.1875a. PMID 15591171.
- Stokstad, E (Nov 2004). "EPA criticized for study of child pesticide exposure". Science. 306 (5698): 961. doi:10.1126/science.306.5698.961. PMID 15528421.
- Helmuth, L (Nov 2000). "Pesticide causes Parkinson's in rats". Science. 290 (5494): 1068. doi:10.1126/science.290.5494.1068a. PMID 11184997.
- Adam, D (Nov 2000). "Pesticide use linked to Parkinson's disease". Nature. 408 (6809): 125. doi:10.1038/35041740. PMID 11089940.
Pranala luar
- National Pesticide Information Center (NPIC) Information about pesticide-related topics.
- Pesticide laws guidance on NetRegs.gov.uk
- Pesticide Modes of action (International Pesticide Application Research Centre)
- Beyond Pesticides, founded in 1981 as the National Coalition Against the Misuse of Pesticides - Source of information on pesticide hazards, least-toxic practices and products, and on pesticide issues. Website has Daily News Blog relating to pesticides.
- Compendium of Pesticide Common Names: Classified Lists of Pesticides Lists of pesticide names by type.
- Pesticide Action Network. PAN Pesticides Database. Compilation of multiple regulatory databases into a web-accessible form.
- Pesticide pathfinder Information about pesticide use in the workplace and links to U.S regulatory information.
- USDA Pesticide Data Program, tracking residue levels in food
- Snell Scientifics Pesticide Development Lab General Pesticide Development Information
- Lembaga pengatur penggunaan pestisida
- [1] College voor toelating bestrijdingsmiddelen en biociden. Regulatory authority in the Netherlands - information available in English
- UK Pesticides Safety Directorate
- European Commission pesticide information
- Lake Ontario Waterkeeper (May 21, 2008) -- Pesticide legislation suggests industry lobby is still alive and well
- United States Environmental Protection Agency Office of Pesticides Program
- US EPA Pesticide Chemical Search
- Kesehatan manusia
- NIH encyclopedia pages with emergency treatment of Insecticide exposure
- Durango Software - Provides risk assessment tools for pesticide use
- Environmental Working Group (July 14, 2005), The Pollution in Newborns.
- Hazard Communications for Agricultural Workers (October 2007)
- National Agricultural Workers Survey
- Pesticides and Health -- Greenpeace China
- David Suzuki Foundation: Protecting Your Health from Pesticides
- Estimation of human intake of pesticides from all potential pathways by L Tran, R Glass, P Ritchie, A Sleeuwenhoek, L MacCalman, J Cherrie. Institute of Occupational Medicine Research Report TM/08/01
- Field evaluation of protective clothing against non-agricultural pesticides by A Soutar and others. Institute of Occupational Medicine Research Report TM/00/04
- A comparison of different methods for assessment of dermal exposure to nonagricultural pesticides in three sectors by SN Tannahill and others. Institute of Occupational Medicine Research Report TM/96/07