Kampung Titingan adalah sebuah kampung yang terletak di Tawau, Sabah. Kampung ini juga dikenal sebagai Kampung Ice Box atau Ice Box saja. Dikarenakan keluasannya serta populasi yang banyak di samping kebanyakan tanah di kampung ini adalah milik tanah pemerintah, kampung ini juga dicap sebagai sebuah kawasan kumuh,[4][5] malah merupakan kawasan kumuh yang paling terkenal dan terbesar di Tawau.[6][7] Jumlah imigran ilegal di kampung ini memiliki jumlah yang banyak, kebanyakannya berasal dari Filipina[8] dan ada juga yang berasal dari Indonesia. Persoalan ini menjadi salah satu faktor kasus kejahatan serta kegiatan gangster dari kampung ini menjadi tinggi.[9] Kampung ini juga pernah dicap sebagai salah satu kawasan hitam di Tawau.[9]

Titingan
Julukan: 
Icebox
Negara Malaysia
Negeri Sabah
DaerahTawau
Pemerintahan
 • Ketua kampungMahamod bin Sakti[1]
Populasi
 (1997)[2]
 • Total21.000
Kode pos
91000[3]

Pada tanggal 7 Maret 2010, Ketua Menteri Sabah, Datuk Seri Musa Aman mengumumkan bahwa kampung ini akan diubah menjadi sebuah kota dan akan dikenal sebagai Kota Baru Titingan.[10]

Sejarah

Kampung Titingan merupakan antara kampung tertua yang didirikan di Tawau.[11][12] Kampung ini juga disebut Kampung Ice-Box karena pada 1970-an, banyak kulkas yang sudah tidak berfungsi diletakkan di tepi jalan berdekatan dengan sebuah pabrik pembuatan es dalam kawasan kampung ini.[13] Nama "Titingan" diambil dari nama seorang pemimpin di Sabah yaitu Datuk Abu Bakar Titingan, yang dilahirkan di kampung ini. Abu Bakar Titingan merupakan salah satu orang yang berusaha mempertahankan kampung ini ketimbang direlokasi. Anaknya, Datuk Tawfiq Abu Bakar Titingan kini merupakan wakil rakyat untuk kampung ini.[14]

Geografi

Kampung Titingan terletak kurang lebih 2,5 km dari Kota Tawau dengan luas lebih dari 7 hektare (17 ekar).[15][12] Ia terletak di pesisir laut yang dulunya merupakan kawasan hutan bakau dan terletak berdekatan dengan Sungai Tawau.[16]

Kampung ini dibagi menjadi tiga yaitu Kampung Titingan Pasir, Kampung Titingan Tengah serta Kampung Titingan Hujung. Setiap bagian kampung terdiri dari lorong-lorong kampung dan setiap lorong tersebut terdiri dari beberapa blok.

Lokasi yang paling dekat dengan Pusat Kota Tawau adalah Kampung Titingan Pasir dan yang terletak paling jauh adalah Kampung Titingan Hujung. Kampung Titingan Pasir telah direlokasi dan sebuah kawasan perumahan murah telah dikembangkan di atas alasnya.

Demografi

Statistik 1997 menyatakan bahwa terdapat sekitar 21,000 orang penduduk yang menetap di Kampung Titingan, baik itu secara sah atau tidak, dengan 6,000 diantaranya merupakan pemilik sah yang kebanyakan adalah orang pribumi keturunan Melayu.[2] Jumlah rumah terdaftar di kampung ini berjumlah sebanyak 800 buah unit dengan 80% diantaranya adalah orang pribumi.

Suku-suku yang menetap di kampung ini diantaranya adalah orang Bugis, Bajau, dan Banjar.

Ekonomi

Profesi utama Kampung Titingan adalah nelayan. Kegiatan yang dilakukan nelayan di wilayah tersebut adalah menambak udang rebon, menjaring dan memancing. Pada suatu ketika dahulu, kebanyakan rumah dikampung ini memiliki alat tersendiri yang digunakan untuk menjaring ikan di pesisir pantainya, namun kini jumlahnya semakin berkurang karena kekurangan pekerja.[13]

Kebanyakan generasi muda kampung ini berpindah ke tempat lain untuk bekerja setelah tamat sekolah atau perguruan.

Fasilitas

Keagamaan

Di kampung ini hanya memiliki satu masjid utama yang terletak di dekat pabrik Kalimantan Fishery SDN BHD. Masjid ini bernama Masjid Babul Khair.[17]

Pendidikan

Kampung ini mempunyai beberapa sekolah serta taman kanak-kanak terdekat. Berikut adalah daftar berdasarkan tingkatannya:

Pencemaran

Trivia

  • Kampung Titingan lebih dikenal sebagai Kampung Ice Box di seluruh Sabah. Kampung ini merupakan salah satu kampung yang terkenal di Sabah karena kegiatan gangster-nya.[18] Kebanyakan orang yang bukan berasal dari kampung ini takut memasuki kampung ini karena takut diancam dan sebagainya.
  • Walaupun Kampung Titingan adalah sebuah kampung yang bermasalah, namun kampung ini turut menghasilkan pelajar-pelajar yang berhasil. Diantaranya adalah Darman Nordin yang telah mendapat penghargaan tertinggi, Anugerah Pelajar Diraja di Universitas Kebangsaan Malaysia.[19]
  • Nama kampung ini juga disebut dalam novel Ralat karya Jusang Bolong.[20]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Laman Web Rasmi UPKR". Kerajaan Sabah. Diakses tanggal 16 November 2013. 
  2. ^ a b "Discover". Bandartitingan.com. Diakses tanggal 1 November 2011. [pranala nonaktif]
  3. ^ "Kampung Titingan, Tawau (Postcode - 91000)". Postcode.my. Diakses tanggal 28 November 2013. 
  4. ^ "Tawau District", bhg. 1.2.1. Diakses pada 26 Oktober 2011
  5. ^ "100 Penduduk Tinggal Sehelai Sepinggang Dalam Kebakaran Di Kampung Titingan, Tawau". Bernama. 5 Jun 2011. Diakses tanggal 10 Disember 2013. 
  6. ^ "Illegal Squatter Dwellings in Sabah". etawau.com. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  7. ^ "1 Rapid Survey of Development Opportunities & Constraints (Doc) for Tawau District". Kerajaan Sabah. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  8. ^ Pembandaran dan transformasi bandar Negeri Sabah. Universiti Kebangsaan Malaysia. 1990. hlm. 243. 
  9. ^ a b Dun Apas. (9 November 2009). Hayati Konsep 1Malaysia, "...kampung Titingan pernah dilabel sebagai kawasan gejala negative seperti penagihan dan pengedaran dadah serta pusat gangsterisme...". Diambil pada 20 Februari 2011.
  10. ^ "Kampung Titingan Bakal Menjadi Sebuah Bandar Baru", Blog Dun Apas. 9 Mac 2010. Diambil pada 20 Februari 2011.
  11. ^ "Kampung Titingan Akan Dibangun Sebagai Bandar Baru Titingan". KKLW. Bernama. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  12. ^ a b "Kampung Titingan bakal jadi bandar baharu". Utusan Malaysia. 1 Jun 2013. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  13. ^ a b Goh, Roy (4 Julai 2010). "All's Cool at Kampung Ice Box". New Strait Times. hlm. 30. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  14. ^ Shaimon S Jumadi (16 Novermber 2013). "Polis gagal banteras budak-budak nakal ganggu penduduk Flat Sri Titingan". Borneo Insider. Diakses tanggal 10 Disember 2013. 
  15. ^ Ardyhansah Amat. "Tak kenal alam sekolah". Harian Metro. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  16. ^ Brookfield, Harold (1995). In place of the forest : environmental and socio-economic transformation in Borneo and the eastern Malay Peninsula. Tokyo [u.a.]: United Nations Univ. Press. hlm. 219–220. ISBN 9280808931. 
  17. ^ "Masjid Babul Khair Kg. Titingan Terima Sumbangan". Blog DUN Apas. Diakses tanggal 2 November 2011. 
  18. ^ "Bandar Baru Titingan". Taman Taman in Tawau. etawau.com. Diakses tanggal 30 November 2013. 
  19. ^ "Pelajar Buktikan Miskin Bukan Penghalang Untuk Berjaya". 17 September 2005. Diakses tanggal 2 November 2011. 
  20. ^ Bolong, Jusang (1999). Ralat. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributords [sic]. ISBN 967610986X. 

Pranala luar