Degradasi lahan

Revisi sejak 14 Januari 2014 10.03 oleh Hysocc (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{under construction}} thumb|[[Penggembalaan hewan berlebih dapat menyebabkan degradasi lahan]] File:Karst following phosphate mining on Nauru.jp...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Degradasi lahan adalah proses di mana kondisi lingkungan biofisik berubah akibat aktivitas manusia terhadap suatu lahan.[1] Perubahan kondisi lingkungan tersebut cenderung merusak dan tidak diinginkan.[2] Bencana alam tidak termasuk faktor yang mempengaruhi degradasi lahan, namun beberapa bencana alam seperti banjir, longsor, dan kebakaran hutan merupakan hasil secara tidak langsung dari aktivitas manusia sehingga dampaknya bisa disebut sebagai degradasi lahan.

Penggembalaan hewan berlebih dapat menyebabkan degradasi lahan
Degradasi lahan serius di kawasan Karst pasca aktivitas penambangan fosfat, di Nauru

Degradasi lahan memiliki dampak terhadap produktivitas pertanian, kualitas lingkungan, dan memiliki efek terhadap ketahanan pangan.[3] Diperkirakan hingga 40% lahan pertanian yang ada di dunia saat ini telah terdegradasi.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Conacher, Arthur (1995). Rural Land Degradation in Australia. South Melbourne, Victoria: Oxford University Press Australia. hlm. 2. ISBN 0-19-553436-0. 
  2. ^ Johnson, D.L., S.H. Ambrose, T.J. Bassett, M.L. Bowen, D.E. Crummey, J.S. Isaacson, D.N. Johnson, P. Lamb, M. Saul, and A.E. Winter-Nelson. 1997. Meanings of environmental terms. Journal of Environmental Quality 26: 581-589.
  3. ^ Eswaran, H. (2001). Land degradation: an overview. New Delhi, India: Oxford Press. Diakses tanggal 2012-02-05. 
  4. ^ Ian Sample (2007-08-31). "Global food crisis looms as climate change and population growth strip fertile land". The Guardian. Diakses tanggal 2008-07-23. 

Bahan bacaan terkait