Perbandingan Buddhisme dengan Kekristenan
Sejumlah orang[siapa?] melihat persamaan antara Buddha dan Yesus baik dalam riwayat hidup maupun pengajaran agama masing-masing. Hal ini menimbulkan munculnya pernyataan bahwa ajaran Kristen berasal dari ajaran Buddha serta Yesus pernah mempelajari Buddha Dharma bahkan pernah tinggal di Wihara Buddha.[butuh rujukan] Namun sejarah kehidupan Buddha tidak pernah mulai ditulis sampai lama setelah zaman Yesus, sehingga para pendeta Buddha pun pasti dapat menjelaskan perihal Buddha apa pun yang mereka sukai, sedangkan rujukan mengenai kehidupan Buddha tidak ada yang berasal dari zamannya sendiri.
Latar Belakang
Pada abad ke-19, sebuah tema yang mengundang perhatian besar sejumlah pemikir. Mereka membicarakan tahun-tahun yang hilang dari Yesus, yaitu masa yang tidak disebutkan dalam kitab-kitab Injil, ketika Ia berusia antara 12 sampai 30 tahun. Ada yang berspekulasi bahwa saat itu Dia pergi ke India, mengambil ide-ide Buddhisme.[1]
Pada tahun 1897, di Jerman muncul satu buku yang berjudul: “Vergleichende Ubersicht der vier Evangelien” (Studi perbandingan empat Injil) oleh S.E. Verus.[2] Verus mencatat pendapat bahwa sejumlah catatan Alkitab mengenai kehidupan Yesus berisi banyak sekali persamaannya dengan kehidupan Buddha seperti yang diyakini oleh para pengikutnya saat itu.
Buddha
Siddhārtha Gautama (563SM - 483 SM) yang disebut "Buddha" oleh para pengikut agamanya dianggap sebagai penjelmaan Tuhan. Dia digambarkan dan dilahirkan dalam keadaan yang luar biasa di daerah utara India (sekarang di wilayah Nepal. Berita akan kelahirannya telah diumumkan; dewa-dewa dan raja-raja menyembah si jabang bayi dan memberinya hadiah-hadiah; seorang Brahmin tua segera mengenal sang bayi itu sebagai salah seorang yang pasti akan terbukti menjadi penyelamat dari segala kejahatan, dan dengan perantaraan orang itu kedamaian dan kebahagiaan akan muncul di muka bumi; yang pada masa mudanya dia akan terkena ancaman hukuman mati, dan kemudian dia selamat dengan cara yang ajaib dan berkhidmat hadir di kuil, yang ketika pada usia duabelas tahun kedua orang tuanya mencari-carinya dengan cemas dan mendapatkannya di antara para pendeta; yang kecerdasannya menonjol dan melebihi para gurunya dalam hal kebijaksanaan; dan yang berpuasa dan tergoda; bahwa dia mensucikan dirinya dengan mandi di sungai suci; dan beberapa muridnya dari seorang Brahmin yang bijaksana menjadi pengikutnya ketika dia memberitahukan kepadanya: "Ikutilah aku", yang di antara para pengikutnya ada tiga model yang menyatu dan satu menindas yang lain; yang asal nama para pengikutnya setelahnya berubah; dan yang setelah mengajar mereka, dia mengutus para muridnya berdua-dua untuk mengajar ke seluruh dunia.[butuh rujukan]
Lebih dari itu, didapati bahwa Buddha muncul dengan membawa kabar gembira dan ajarannya sangat menyerupai ajaran Yesus. Dia menyukai perkataan kalam-ibarat, bekerja keras, menyingkiri kekayaan duniawi, dan membela rasa kemanusiaan dan perdamaian, mengampuni salah seorang musuhnya, hidup membujang dan bertapa. Miskin dan tak berwarga-negara, dia mengembara dari satu tempat ke tempat lain, sebagai tabib, penyelamat, penolong, para musuhnya mendekatinya seperti lebih menyukai menemani orang-orang berdosa. Ketika dia menghadapi sakaratul-maut, dia berkata bahwa dia akan pulang ke rumah, ke langit, dan dalam ucapan selamat tinggalnya, dia menasihati para muridnya untuk mengumumkan akan kehancuran dunia ini. Kematiannya ditandai oleh tanda-tanda ajaib: bumi berguncang, di penjuru dunia yang jauh berkelebatan kilat, matahari menjadi gelap, dan meteor pun jatuh dari langit.[butuh rujukan]
Ajaran Buddha
Sejarah kehidupan Buddha tidak pernah mulai ditulis hingga zaman Yesus, maka menurut teori, para pendeta pun pasti dapat menjelaskan perihal Buddha apa pun yang mereka sukai. Sudah tentu banyak sekali ajaran akhlak agama Buddha sebelum periode ini; tetapi kata mereka yang mengakui pengaruh Kristen pada agama Budhha, aspek-aspek kehidupan sang Buddha dan ajarannya, sebagaimana dikisahkan dalam Injil, pokok utamanya pasti berasal dari masa tinggalnya Yesus di India[butuh rujukan]. Semua itu, kata mereka[butuh rujukan]: Kepergian Buddha ke Benares, di sana dia mengamalkan mukjizat-mukjizat, khutbah di gunung menyerupai Yesus. Ada berbagai perumpamaan, di mana pokok pembicaraan masalah rohani diuraikan setiap hari, dan bahkan pernah membicarakan sepuluh perintah, yang ini mengingatkan kembali akan Sepuluh Perintah Allah yang dicatat oleh Nabi Musa (hidup pada abad ke-15 SM, sekitar 10 abad sebelum kelahiran Buddha).[3]
Sepuluh Sīla (lihat Dasasīla, Paritta Suci, hal 52, "Yayasan Dhammadīpa Ārāma [4]) seperti berikut:
- Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup).
- Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan).
- Abrahma-cariyā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan tidak suci).
- Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar).
- Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran).
- Vikāla-bhojanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari makan makanan setelah tengah hari).
- Nacca-gīta-vādita-visūka-dassanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak menari, menyanyi, bermain musik serta pergi melihat tontonan-tontonan).
- Mālā-gandha-vilepana-dhāraṇa-maṇḍana-vibhūsanaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari pemakaian bunga-bungaan, wangi-wangian dan alat-alat kosmetik untuk tujuan menghias dan mempercantik diri).
- Uccāsayana-mahāsayanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan mewah).
- Jataruparajata pattiggahana veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari menerima emas dan perak, uang).
sedangkan 10 perintah Allah yang diberikan kepada Musa secara ringkas adalah:[3]
- Jangan menyembah ilah lain
- Jangan membuat patung
- Jangan menyebut nama Tuhan dengan sia-sia
- Ingat dan kuduskanlah hari Sabat
- Hormatilah ayahmu dan ibumu
- Jangan membunuh
- Jangan berzinah
- Jangan mencuri
- Jangan memberi saksi dusta
- Jangan mengingini milik sesamamu
Naskah-naskah Buddha mengatakan, bahwa Buddha Gautama meramalkan bahwa dia menjadi pengganti Maitreya[butuh rujukan]. Banyak sekali ramalan-ramalan yang mengarah kepada Maitreya (nama orang yang terdiri dari “mitra” yang artinya “kawan”) tempat tibanya di bagian jauh pada masa depan, tetapi itu menunjukkan, bahwa dia telah menanti sekitar 500 tahun setelah kematian Gautama[butuh rujukan]. Ini pasti telah membawa kepada waktu kita ketika, sebagaimana telah kami lukiskan, Yesus sampai di Kashmir setelah pengembaraan ke Timur yang kedua kali[butuh rujukan]. Ramalan-ramalan mengenai Maitreya yang terdapat di dalamnya, di antara karya-karya lainnya, “Langgawati Sutatta”, “Pitakkatayan” dan “Atha Katha”. Dia membicarakan seperti “Bagwa Maitreya” – “Maitreya Putih”, yang menunjukkan bahwa dia berkulit bersih, seperti Yesus[butuh rujukan]. Dikatakan juga bahwa dia akan datang dari luar negeri[butuh rujukan].
Nama Maitreya mungkin asal-usulnya berhubungan dengan bahasa Ibrani Mashiahh (“Messiah” – “Masih” artinya “meminyaki” atau “mengurapi”).[butuh rujukan] Dalam hubungan ini, penting sekali untuk dicatat, bahwa dalam buku-buku agama Buddha berbahasa Tibet yang sudah tujuh abad lamanya berisi nama Mi-Shi-Hu, nampaknya ini menunjukkan pada Yesus.[butuh rujukan] Data yang lebih konkrit lagi mengenai teks-teks buku atau kitab tersebut bisa didapati di dalam “A Record of the Buddhist Religion”, oleh I. Tsing.
Di dalam bukunya: “Buddhism”, Sir Monier Williams menulis (halaman 45), dikatakan bahwa enam murid Buddha ada seorang yang dinamakan Yasa – satu nama yang muncul dengan kata lain dari “Yasu” (Yesus)[butuh rujukan]. Begitu pula, Doktor Hermann Oldenberg di dalam bukunya: “Buddha”, mengatakan, bahwa di dalam bab pertamanya buku “Mahawaga” dikatakan bahwa pengganti Buddha pasti seorang yang bernama Rahula, yang juga dilukiskan sebagai seorang pengikut[butuh rujukan]. “Rahula” serumpun dengan “Ruhullah” yang di dalam bahasa Ibrani adalah salah satu gelar Yesus.[butuh rujukan]
Penelaahan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
Pada tahun 1899, muncullah penelaahan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang luar biasa: “Masih Hindustan Mein”, yang mengemukakan secara terperinci persamaan atara Buddha dan Yesus. Semua itu bagaikan dihakimi oleh pernyataan kehidupan mereka, banyak sekali didapati, dan penulis itu menggambarkan perhatian yang sangat serupa antara nama-nama yang berhubungan dengan Buddha dan yang berhubungan dengan Yesus. “Buddha” (nama aslinya ialah Sidharta Gautama) artinya “seseorang yang menerangi”[butuh rujukan], dan begitu pula Yesus memanggil dirinya sendiri “Terang Dunia” (Yohanes 8:12). Yesus dipanggil “Guru” oleh para pengikutnya, dan Buddha pun dipanggil “Sasata” yang artinya sama. Kedua-duanya sama-sama dipanggil “pangeran dan “raja”. Yesus dipanggil “pelindung si lemah”. Buddha “pelindung orang yang tak mempunyai perlindungan” (Asarn Sarn). Masih banyak lagi corak yang saling berhubungan seperti itu.
Rhys David, di dalam buku Buddhism, mencatat bahwa ibunya Buddha dikatakan seorang perawan ketika dia melahirkannya[butuh rujukan], dan perempuan yang memiliki keluhuran dan kesucian. Di dalam Injil tertulis mengenai kemuliaan yang sama pada diri Maria, bunda Yesus.
Ia rupanya sama, kata Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, karena orang-orang Buddha di dalam kitab-kitabnya memproduksi kembali apa-apa yang terkandung di dalam keempat kitab Injil. Jelas sekali, bahwa persamaan antara apa yang dikemukakan Buddha dan apa yang dikemukakan Yesus adalah berlipat ganda. Secara alami pendapat itu bisa berbeda; sedangkan beberapa orang melihat Yesus telah dipengaruhi oleh agama Buddha (selama pengembarannya yang pertama ke India), sementara lainnya melihatnya seperti dialah yang mempengaruhinya.
Di antara golongan yang belakangan ialah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Dia dan orang-orang yang sependapat mengakui, bahwa ketika Yesus tiba di India, mungkin pada waktu itu para pendeta Buddha mereka mengira al-Masih itu seperti kemunculan Buddha baru. Gelar Yesus dan ajarannya menyerupai Buddha, dan dia berkulit putih bersih, sebagaimana Buddha Gautama menyatakan bahwa penggantinya nanti pasti akan begitu.[butuh rujukan]
Yesus
Kehidupan Yesus Kristus (~7 SM - ~33 M) dicatat dalam Alkitab, terutama di dalam 4 Kitab Injil dan tulisan pengikut-pengikut-Nya, yang ditulis paling awal sekitar tahun 44 M, hampir 11 tahun setelah Ia dikabarkan mati, bangkit dari kematian dan kemudian naik ke langit disaksikan oleh para murid-murid-Nya. Selain itu, keberadaan-Nya juga dicatat oleh orang-orang yang menentang ajaran-Nya, maupun yang menjadi musuh murid-murid-Nya, yaitu pemuka-pemuka agama Yahudi di zaman-Nya dan orang Romawi yang menjajah wilayah Palestina semasa hidup-Nya.[5]
Dari catatan-catatan itu diperoleh informasi mengenai kelahiran-Nya di Betlehem yang memenuhi ramalan sejak 2000 tahun sebelumnya maupun perkataan malaikat kepada ayah asuh (Yusuf) dan ibu yang melahirkan-Nya (Maria). Selain itu dicatat kejadian luar biasa di sekitar kelahiran-Nya, dengan munculnya banyak malaikat yang dilihat para gembala Yahudi, perjumpaan dengan dua orang saleh di Bait Allah, kedatangan orang-orang majus dari Timur yang dituntun oleh sebuah bintang di langit yang menyembah-Nya serta memberikan hadiah emas, kemenyan dan mur kepada bayi itu, yang dilanjutkan dengan pengungsian-Nya ke Mesir, sementara bayi-bayi di Betlehem dibunuh oleh raja Herodes. Selanjutnya dicatat peristiwa munculnya di Yerusalem pada usia 12 tahun, dan kemudian pada usia 30 tahun setelah Ia dibaptis di sungai Yordan. Setelah itu, Ia mulai mengajar mulai dari daerah Galilea di bagian utara Israel, kemudian ke Yudea dan Samaria. Akhirnya Ia ditangkap, diadili, dijatuhi hukuman mati dengan disalibkan di Yerusalem. Tiga hari setelah penguburan-Nya, makam-Nya terbuka kosong. Murid-murid-Nya mengaku melihat-Nya hidup kembali dari kematian, bahkan muncul di hadapan 500 orang sekaligus. Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya dari kematian, Ia naik ke langit disaksikan oleh para murid-murid-Nya, tidak jauh dari Yerusalem. Sekitar 10 hari setelah itu, murid-murid mengaku dipenuhi oleh Roh Kudus yang dikirimkan oleh Yesus dan sejak itu mulai menyampaikan ajaran Yesus, yaitu Injil atau kabar baik mengenai keselamatan manusia karena pengorbanan Yesus, ke seluruh dunia.[6]
Perbandingan antara Buddha dan Yesus
Dalam tabel berikut dapat dilihat sejumlah kemiripan maupun perbedaan antara Buddha (Siddharta Gautama) dan Yesus.
Buddha | Yesus |
---|---|
Buddha diperanakkan dari Ratu Maha Maya, istri dari Raja Sudhodana. Dia diberi nama Siddharta Gautama.[2] | Yesus diperanakkan dari anak dara Maria, yaitu yang mengandung tidak dengan bersuami (dan belum pernah menikah).[7] |
Buddha tak pernah disebut Roh Suci. | Yesus itu menjelma ke dalam rahim anak dara Maria, sebab turun kekuasaan Tuhan yang disebut Roh Kudus.[7] |
Berita tentang kelahiran Buddha itu disiarkan beritanya dari atas langit oleh suatu asterim nampak naik ditepi langit[butuh rujukan]. Asterim itulah disebut Bintang Utusan[butuh rujukan].||Kelahiran Yesus itu ditandai dengan munculnya bintang yang nampak bergerak di langit. Bintang itu disebut Bintang Natal.[8] | |
Siddharta anak Maha Maya, lahir pada saat bulan purnama Sidhi.[3] | Yesus anak Maria, seorang anak dara yang dituruni Roh Kudus, dianggap diperanakkan pada hari Natal.[9] |
KKetika Siddharta lahir, dua arus dingin dan hangat turun dari langit dan membasuh tubuhnya. Dia berdiri dan berjalan 7 langkah, dan di tiap langkahnya ditumbuhi bunga teratai. | Ketika Yesus diperanakkan, maka kemuliaan Tuhan kelihatan bercahaya di luar tempat kelahiran-Nya. Beberapa Malaikat balatentara dari surga bernyanyi dan memuji kepada ‘yang diberkati’, katanya: Hormat bagi Allah di tempat tinggi, selamat di atas bumi! Manusia disenangi![10] |
Siddharta lahir sebagai seorang pangeran putra mahkota kerajaan Sakya di taman Lumbini, pewaris tahta ayahnya Raja Suddhodana.[4] | Yesus lahir sebagai seorang yang berhak menjadi raja Israel, karena catatan silsilahnya menunjukkan Ia berada dalam garis keturunan raja-raja Israel dari raja Daud,[11] meskipun Ia lahir di palungan (tempat makanan ternak).[10] |
Siddharta didatangi oleh pertapa tua Asita yang meramalkan bahwa ia akan menjadi Buddha. Pada kesempatan lain para pertapa yang diundang meramalkan Siddharta akan menjadi raja dunia atau seorang Buddha, kecuali pertapa bernama Kondanna yang dengan tegas mengatakan Dia akan menjadi Buddha.[5] | Belum selang satu hari setelah lahir, Yesus disambut sebagai "Mesias, anak Daud".[10] Yesus disunat menurut hukum Yahudi ketika berusia 8 tahun. Dan setelah berusia 40 hari, Yesus bertemu dengan 2 orang saleh yang mengetahui beberapa sifat ke-Tuhanan yang ada pada kanak-kanak itu.[10] Setelah itu Yesus didatangi oleh orang-orang alim (orang-orang Majus dari Timur) yang menyembah-Nya sebagai raja.[8] |
Sidharta tumbuh dengan segala kemewahan. Di usia 7 tahun Siddharta memiliki 3 kolam bunga Teratai.[6] | Kanak-kanak Yesus itu diberi hadiah persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur oleh orang-orang Majus dari Timur.[8] |
Ketika Buddha masih kanak-kanak ia berkata kepada ibunya[butuh rujukan]: ‘Aku inilah yang terbesar di antara manusia semua’.||Ketika Yesus masih akan menjelma ke dalam rahim Maria, malaikat mengatakan kepada Maria bahwa "Namanya adalah Yesus dan Dia akan disebut anak Allah".[7] | |
Setelah melahirkan, 7 hari kemudian, Maya ibunya, mati | Maria, yang melahirkan Yesus masih hidup setelah Yesus bangkit dari kematian dan naik ke langit.[12] |
Siddharta adalah seorang anak yang dicintai banyak orang.[7] | Yesus adalah seorang anak yang ditakuti keberadaan-Nya oleh musuh-musuh-Nya. Hidupnya terancam oleh raja Herodes, yang berdaya upaya membunuh anak itu sebab takut Yesus akan dapat mengalahkannya kelak.[8] |
Siddharta adalah siswa yang terpandai dan terbaik dalam segala hal bahkan menjadi lebih pandai dari guru-guru-Nya.[8] | Ketika Yesus dibawa ke Bait Allah, guru-guru-Nya heran melihat Dia.[10] |
Di usia muda, Siddharta mampu melebihi para gurunya.[9] | Setelah umur Yesus dua belas tahun, Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Bait Allah di Yerusalem. Ia duduk dalam rumah Allah di tengah-tengah para imam yang mendengarkan perkataan-Nya dan Ia bersoal jawab dengan mereka.[10] |
Maka sejarah Buddha Gautama itu jika diturunkan dari pihak Sadhodana, bapaknya, sampai kepada Maha Sammata[butuh rujukan], yaitu Raja yang pertama-tama di dunia, semuanya adaalah turunan raja-raja dan pihak yang berkemuliaan. Beberapa nama dalam daftar sejarah itu dan beberapa kejadian adalah tersurat dalam kitab-kitab Brahmana[butuh rujukan]. Akan tetapi tidak mudah hendak disesuaikan antara satu dengan yang lain[butuh rujukan]. Rupanya nampak bahwa golongan ahli riwayat Buddha telah memasukkan nama-nama dan suku bangsa dari pihak yang berkemuliaan kedalam sejarah Gurunya supaya menambah sifat keTuhanannya[butuh rujukan].||Maka sejarah Yesus itu jika diturut dari pihak Yusuf, bapaknya, sampai kepada nabi Adam, orang pertama di dunia. Sebagian leluhurnya, dari keturunan Daud adalah keturunan raja-raja dan pihak yang berkemuliaan. Beberapa nama dalam daftar sejarah itu dan beberapa kejadian adalah tersurat dalam Alkitab Ibrani yang dipakai orang Yahudi (Perjanjian Lama), dan silsilah Yesus dapat diperiksa oleh lawan-lawan-Nya.[11][13] | |
Buddha berkata: Sembunyikanlah pekerjaanmu yang baik dan patutlah kamu mengakui dan memperlihatkan dosamu kepada dunia[butuh rujukan].||Pengajaran Yesus kepada manusia, hendaklah manusia merahasiakan amalnya yang baik, sebaiknya patutlah manusia mengakui mengakui dosanya dan bertobat.[14] | |
Mara mencoba Buddha sambil katanya: Dangan kamu lanjutkan merasuk kehidupan secara agama, maka dalam tujuh hari kamu akan menjadi raja memerintah segala dunia[butuh rujukan].||Setan menunjukkan kepada Yesus segala kerajaan dunia sambil katanya: Sekalian ini kuberikan kepadamu kelak, jika engkau sujud menyembah aku.[15] | |
Buddha tidak memperdulikan perkataan orang jahat itu sambil berkata kepadanya: Enyahlah kamu daripadaku[butuh rujukan].||Yesus tidak memperdulikan perkataan Iblis dan Ia berkata kepadanya: Enyahlah kamu, hai setan, dari pada-Ku.[15] | |
Setelah Mara meninggalkan Buddha, maka turunlah hujan bunga dari langit dan bau yang harum ditiup angin[butuh rujukan].||Setelah setan mengundurkan diri dari padanya, maka datanglah beberapa malaikat melayani Yesus.[15] | |
Buddha berpuasa dalam waktu lama[butuh rujukan].||Yesus berpuasa hingga empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya sebelum dicobai Iblis.[15] | |
Bayi Buddha (Juru Selamat)[butuh rujukan] dimandikan dan tersebutlah bahwa Roh Tuhan hadir dalam air mandi suci itu[butuh rujukan]. Artinya, tidak hanya tuhan yang mahatinggi saja ada di situ, tetapi Roh Suci pun ada sertanya, yaitu Roh yang menyanyi sebab Buddha menjelma pada tubuh anak dara Maya[butuh rujukan].||Yesus dibaptiskan (dimasukkan ke dalam air) pada usia sekitar 30 tahun oleh Yohanes Pembaptis dalam sungai Yordan. Pada saat ke luar dari air Roh Allah turun ke atas Yesus dalam rupa burung merpati dan terdengar suara dari surga yang mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.[16] | |
Pada suatu ketika, kira-kira dekat pada akhir hidupnya di dunia, tiba-tiba Buddha Gautama berubah rupa mukanya[butuh rujukan]. Sementara ia di atas gunung di negeri Silon, datanglah terang jatuh kepadanya dan bernyala mengelilingi kepalanya[butuh rujukan]. Rupanya seperti bulatan dari pada terang[butuh rujukan]. Gunung itu disebut Pendawa, artinya ‘yang berupa putih-kuing’. Maka tersebutlah bahwa kemuliaan diri Gautama nampak dua kali ganda kuatnya dan dirinya terlihat sebagai arca keemasan yang gilang gemilang rupanya, sebagai terang matahari dan bulan. Pada waktu itu segala orang yang hadir berkata, bahwa Gautama itu bukan seorang manusia biasa atau seorang manusia belaka[butuh rujukan]. Dan pada ketika itu diri Buddha terbagi menjadi tiga bagian, pada masing-masing bagian bernyala terang yang bercahaya[butuh rujukan].||Pada suatu ketika, Yesus berubah rupa muka dan pakaiannya: ‘Maka oleh Yesus dibawanya sertanya akan Petrus dan Yohanes dan Yakobus lalu naik ke atas sebuah gunung. Maka sementara ia meminta doa berubahlah rupa mukanya dan pakaiannya putihlah gilang-gemilang."[17] | |
Buddha memperbuat beberapa mukjizat yang besar-besar untuk kebaikan manusia. Dongeng-dongeng yang berhubungan dengan kehidupannya penuh dengan mukjizat yang luar biasa dan mengherankan itu[butuh rujukan].||Yesus membuat banyak mukjizat yang luarbiasa untuk kebaikan manusia (menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan ribuan orang dan sebagainya). Catatan kehidupannya (Injil) berisi berbagai mukjizat yang luar biasa dan mengherankan itu. | |
Buddha berkata: Biarlah dosa dunia ini semua tertimpa atas diriku[butuh rujukan], supaya dunia dapat tertolong[butuh rujukan].|| Yesus adalah menjadi Juru selamat bagi manusia sedunia; segala dosa dunia biarlah tertimpa kiranya atas dirinya, supaya dunia mendapat keselamatan. | |
Buddha dibayangkan sebagai sebuah badan dari pada terang[butuh rujukan], yang dimusuhi oleh Mara artau Naga[butuh rujukan], yaitu suatu kekuatan gelap[butuh rujukan] atau ‘Ular yang berdosa’[butuh rujukan].||Yesus menyatakan diri "bintang fajar" yang mengalahkan ‘Ular tua’, yakni setan-setan atau musuh dan lawan.[18] | |
Buddha datang tidak hendak merombak syariat[butuh rujukan], melainkan hendak menggenapinya[butuh rujukan]. Ia suka mengumpamakan dirinya sendiri sebagai suatu mata rantai dalam suatu ikatan rantai panjang antara guru-guru yang mendapat ilham[butuh rujukan].||Yesus datang tidak hendak merombak syariat, melainkan hendak menggenapinya: ‘Aku datang tidak hendak merombak torat, melainkan akan menggenapinya', bahkan mati menanggung dosa manusia yang melanggar hukum Torat itu, dan merupakan penggenapan nubuat nabi-nabi. | |
Pada suatu hari berjumpalah Ananda, sahabat Buddha[butuh rujukan] dengan Matangi, seorang perempuan yang berderajat rendah bangsa Candala pada sebuah telaga. Sementara itu iapun meminta sedikit air kepada perempuan itu. Maka perempuan itu menyatakan kepadanya bahwa ia dalah seorang perempuan dari derajat rendah, maka ia tidak boleh dekat-dekat dengan Ananda.||Pada suatu hari, setelah Yesus melakukan perjalanan jauh, datanglah Ia ke daerah Samaria. Maka karena Ia letih berjalan, duduklah ia di dekat sebuah sumur. Datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air, lalu Yesus berkata kepadanya: ‘Berilah aku minum’. Maka sahut perempuan Samaria itu kepadanya: ‘Bagaimana hal ini, tuan seorang Yahudi minta minum kepada saya seorang perempuan Samaria, karena orang Yahudi tidak beramah tamah dengan orang Samaria’.[19] | |
Buddha berkata: Maka maksud segala perbuatanku adalah hendak melakukan belas kasihan kepada sesama manusia[butuh rujukan].||Yesus berkata: ‘Kasihlah akan seterumu dan mintakanlah berkat atas segala orang yang mengutuki kamu dan buatlah baik kepada segala orang yang benci kepadamu’. | |
Pada ketika Buddha mula-mula menjadi Guru, pergilah ia kenegeri Benares dan diucapkannya suatu kotbah. Oleh karena kotbahnya itu, datanglah Kedanaya dan empat orang yang lain yang kemudian diajaknya menjadi sahabat[butuh rujukan]. Maka sejak itu banyaklah orang mengikut dia dan dimana saja Buddha membuka pengajaran[butuh rujukan].||Pada ketika Yesus mula-mula menjadi Guru, pergilah ia ke Kapernaum dan diucapkannya di sana suatu kotbah. Pada saat itu sejumlah nelayan diajaknya masuk menjadi pengikut-pengikut-Nya. Maka sejak itu, di tempat mana Yesus mengajar orang banyak datang percaya kepada-Nya. | |
Barang siapa menjadi sahabat Buddha wajiblah ia meninggalkan cara hidup duniawinya, kekayaannya, dan berjanji senantiasa hidup dalam kemiskinan[butuh rujukan].|| Barang siapa menjadi sahabat Yesus, wajiblah ia meninggalkan cara hidup duniawinya, kekayaannya, dan berjanji senantiasa hidup mengikut ajaran Yesus untuk menolong orang lain. | |
Tertulis dalam ‘Kitab Suci Buddha’, bahwa orang banyak meminta tanda kepada Buddha supaya mereka percaya kepadanya[butuh rujukan].||Tertulis dalam Perjanjian Baru, bahwa orang banyak meminta tanda kepada Yesus supaya mereka dapat percaya kepadanya. | |
Apabila Buddha sudah hampir mangkat, maka dikatakannyalah suatu nubuat tentang sesuatu yang hendak datang kelak, katanya: Hai Ananda, jika kelak aku sudah pergi, janganlah kamu menduga bahwa Buddha sudah tidak ada lagi; segala perkataan yang sudah kuajarkan dan segala perintahkuy hendaknya menjadi suatu pusaka bagimu dan kamu pandang akan dia sebagai Buddha[butuh rujukan].||Apabila Yesus sudah hampir kepada mangkat, maka dikatakannya suatu nubuat tentang masa yang akan datang, katanya: "Baptiskanlah mereka itu demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus dan ajarkan kepada mereka itu menurut segala sesuatu yang telah kupesan kepadamu. Bahwa sesungguhnya adalah Aku serta dengan kamu pada sedia kala hingga kepada kesudahan alam ini. | |
Di dalam kitab Sumadewa tersebut seperti berikut: ‘membuangkan saegala kekayaan kita adalah suatu kebajikan yang amat sukar dijalankan dalam dunia ini. Barang siapa membuangkan kekayaannya, maka adalah ia seperti membuangkan jiwanya, sebab jiwa kita seakan-akan terikat pada kekayaan itu. Akan tetapi apabila hati Buddha datang pada belas kasihan, maka iapun membuangkan jiwanya seperti dibuangkannya rumput dari padanya. Apakah perlunya kita memikir-mikirkan kekayaan yang tak berguna itu! Oleh karena kebajikan yang mulia itu, ketika diri Buddha telah terlepas dari segala nafsu keduniaan dan oleh karenanya ia memperoleh ilmu keTuhanan, maka sejak itu mencapai derajat Buddha. Oleh karena itu patutlah orang yang berbudi apabila ia dapat melepaskan diri dari segala nafsu kenduniaan maka ia lalu berbuat kebaikan bagi segala mahluk sekalipun misalnya perlu ia mengurbankan jiwanya supaya ia dapat memperoleh ilmu yang nyata[butuh rujukan].||Maka datanglah seorang kepadanya seraya berkata: Ya rabi yang baik, apakah yang patut hyamba perbuat, supaya hamba merwarisi hidup yang kekal? Yesus berkata kepadanya: Jika kamu ingin menjadi sempurna, juallah segala milikmu, bagi-bagikanlah kepada orang miskin; nmaka kamu akan beroleh suatu mata benda dalam surga, lalu mari, ikutlah aku, karena lebih mudah seekor unta masuk lobang jarum dari pada seorang berharta atau beruang masuk surga. Maka janganlah kamu kumpulkan harta benda akan dirimu di atas bumi, yaitu di tempat ngengat dan karat membinasakan dia dan pencuri menetas atau mencuri. Melainkan himpunkanlah harta benda akan dirimu dalam surga, yaitu di tempat yang tidak ada ngengat dan karat membinasakan dia dan tidak juga pencuri menetas atau mencuri. | |
Maksud Buddha ialah akan mendirikan ‘Kerajaan Agama’, yakni kerajaan surga[butuh rujukan].||Maka sejak itu Yesus mulai mengajarkan agama dan berkata: ‘Tobatlah kamu, karena kerajaan surga telah hampirlah’. | |
Buddha berkata: bahwa aku sekarang hendak memutar roda hukum yang mulia. Untuk maksud ini pergilah aku kenegeri Benares, akan memberi terang kepada mereka yang diliputi oleh awan kegelapan dan akan membuka pintu hidup yang kekal bagi segala manusia[butuh rujukan].|| Sejak Yesus telah dicobai oleh setan, maka mulailah ia mendirikan kerajaan agama dan pergilah ia dengan maksud itu kesebuah negeri Kapernaum. ‘Adapun orang-orang yang duduk dalam gelap itu melihat suatu terang besar, dan akan segala orang yang duduk di tanah bayang-bayang terang atasnya’. | |
Buddha berkata: ‘Meskipun kiranya langit jatuh ketanah, dan dunia ditenggelamkan dan binasa, dan gunung-gunung berbelah-belah, dan air laut menjadi kering, tetapi yakinlah engkau, hai Ananda, bahwa sabda Buddha itulah nyata adanya[butuh rujukan].|| ’Meski Taurat itu diberikan oleh Musa, tetapi karunia dan kebenaran ada pada Yesus. ‘Sesungguhnya aku berkata kepadamu, bahwa langit dan bumi akan lalu kelak, tetapi perkataanku ini tidak akan lalu’. | |
Buddha berkata: ‘Tidak ada barang suatu keinginan yang terhebat dari pada berzina. Untunglah tidak ada dua macam keinginan yang sehebat itu. Jika sekiranya ada dua, niscaya tiada seorangpun dalam segenap alam inii dapat menurut kepada kebenaran. Jagalah jangan kiranya penglihatan matamu jatuh kepada perempuan. Jika kamu beserta dengan perempuan ingatlah olehmu seakan-akan kamu tidak hadir ditempat itu. Jika kamu bercakap-cakap dengan perempuan jagalah baik-baik akan hatimu[butuh rujukan].||Yesus berkata: ‘Maka telah kamu dengan perkataan orang dahulu kala, yaitu jangan kamu berbuat zina; tetapi aku berkata kepadamu barang siapa yang memandang seorang perempuan serta ingin akan dia, yaitu sudah berbuat zina dengan dia dalam hatinya, maka barang siapa yang tangannya membuat ia cenderung kepada zina potonglah tangannya sebelah mana membuat ia cenderung kepada zina, demikian pula dengan anggota tubuh yang lainnya’. | |
Buddha berkata: Orang berbudi patutlah meyingkirkan dirinya daripada bersuami-istri seakan-akan dipandangnya perkawinan itu sebagai sumur api yang menyala-nyala, jangan kiranya sampai dirinya terjun ke dalamnya[butuh rujukan].||Yesus berkata: Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti. (Matius 19:12). | |
Ilmu Buddhisme menetapkan suatu hukum, barang siapa mengetam (menderita) kesusahan, kekecewaan dan kesengsaraan dan sebagainya, nyatalah bahwa ia sendiri dahulu menanam (berbuat) kesalahan atau dosa. Jika sekalian dosa itu tidak dibuatnya dalam dunia ini, tentu dibuatnya dalam dunia yang telah lalu[butuh rujukan].||Sementara Yesus berjalan lalu dilihatnya seorang buta dari pada mula jadinya. Maka bertanyalah murid-muridnya, katanya: ‘Ya Guru, siapakan gerangan berbuat dosa, orang inikah, atau iobu bapaknyakah, maka ia jadi dengan buta?’. | |
Buddha dapat mengetahui pikiran orang lain. Oleh sebab ia mengetahui pikiran orang lain itu, maka ia adalah megentahui segala sesuatu[butuh rujukan].||Yesus dapat mengetahui pikiran orang lain. Oleh sebab itu ia mengatahui pikiran orang lain itu, maka ia adalah mengetahui pikiran segala sesuatu. | |
Dalam kitab Somadewa tersebut suatu hikayat yang diterangkan padanya seorang beragama Buddha bertapa. Orang itu dicongkelnyalah matanya dan dibuangkan dari padanya.[butuh rujukan]||Maka adalah tersebut dalam Perjanjian Baru bahwa Yesus pernah berkata demikian: ‘Jikalau mata kananmu mendatangkan salah kepadamu, congkelah dia, buangkan dari padamu’. | |
Ketika Buddha hampir jadi orang bertapa, tatkala ia pergi dengan berkendaraan Kantako, yaitu seekor kuda, maka adalah diturunkan hujan bunga-bungaan dari atas oleh Dewa[butuh rujukan].||Ketika Yesus masuk dalam kota Yerusalem, dengan menunggang keledai, banyak orang menghamparkan daun palma di tengah jalan yang dilaluinya dan berteriak "Hosana". | |
Orang-orang pengikut Buddha yang melakukan sembahyang dengan atas nama Buddha, mereka mengharapkan pembalasan surga dari padanya[butuh rujukan].|| Orang-orang pengikut Yesus yang bersembahyang dengan atas nama Yesus, Tuhannya, mereka mengharapkan berkat dari sorga dari pada-Nya, sesuai perintah Yesus sendiri.[20] | |
Apabila Buddha sudah mati dan dikuburkan, maka kain pafan pembungkus tubuhnya terpisah dan terasing dari padanya. Dan pintu peti mayat itupun terbukalah oleh suatu kekuasaan yang gaib[butuh rujukan].||Apabila Yesus sudah mati dan dikuburkan, maka kain kafan pembungkus tubuhnya terpisah dan terasing daripadanya dan kuburnyapun terbuka oleh suatu kekuasaan yang gaib, serta Yesus bangkit dari kematian. Kuburnya tertinggal kosong. (dari keempat Injil) | |
Buddha wafat pada usia 80 tahun karena usia tua di Kushinagar, Uttar Pradesh, India, kemudian mayatnya dikremasi (dibakar sampai jadi abu). | Yesus wafat pada usia 33 tahun digantung di kayu salib di Yerusalem, dikuburkan di dalam sebuah kubur batu dan pada hari ketiga bangkit dari kematian, meninggalkan kubur itu kosong. Ia menampakkan diri setelah bangkit dari mati-Nya kepada para murid-Nya (lebih dari 500 orang) dan kemudian disaksikan murid-murid-Nya naik ke langit.[21] |
Apabila pekerjaan Buddha dipermukaan bumi ini sudah selesai, maka iapun naik kelangit serta dengan badan jasmaninya[butuh rujukan].|| Ketika pekerjaan Yesus di muka bumi ini sudah selesai, yaitu 40 hari setelah Ia bangkit dari kematian, maka Yesus naik ke langit dengan badan jasmaninya.[22] | |
Buddha hendak datang lagi di muka bumi pada hari kesudahan, yang keperluannya untuk mengembalikan dunia kepada kebahagiaan dan keteraturannya[butuh rujukan].||Yesus akan datang di muka bumi pada hari kesudahan, untuk menjemput pengikut-pengikut-Nya dan membawa mereka kepada kebahagiaan dan keteraturan, sementara dunia yang lama akan dihancurkan.[23] | |
Buddha akan menjadi hakim kelak bagi segala orang mati[butuh rujukan].||Yesus akan menjadi hakim kelak bagi segala orang mati.[24] | |
Buddha tanpa awal dan tanpa akhir, ia yang maha tinggi dan kekal selama-lamanya[butuh rujukan].||Yesus tanpa awal dan tanpa akhir, Ia yang maha tinggi dan kekal selama-lamanya.[25] |
Referensi
- ^ Yesus Pernah Tinggal di Wihara Buddha, Benarkah? - Tempointeraktif.com
- ^ S. E. Verus. Vergleichende Uebersicht (Vollständige Synopsis) der vier Evangelien in unverkürtztem Wortlaut: (Luther-Uebersetzung, rev. Ausg. Halle 1892). Leipzig: P. van Dyk, 1897. (S.E. Verus adalah nama pena dari pengarang sebenarnya: Titus Voelkel).
- ^ a b Keluaran 20
- ^ [1], paritta suci.
- ^ lihat Alkitab Perjanjian Baru
- ^ lihat Yesus
- ^ a b c Lukas 1
- ^ a b c d Matius 2
- ^ Kelahiran Yesus diperingati pada hari Natal, meskipun tidak diketahui jelas pada tanggal berapa Ia dilahirkan dan diduga bukan dalam bulan-bulan musim dingin (Desember maupun Januari).
- ^ a b c d e f Lukas 2
- ^ a b Matius 1
- ^ Kisah Para Rasul 1
- ^ Lukas 3
- ^ Matius 6
- ^ a b c d Matius 4; Lukas 4
- ^ Matius 3
- ^ Injil Matius 17:1-12, atau di Injil Markus 9: 2-13 atau di Injil Lukas 9: 28-36.
- ^ Wahyu 22
- ^ Yohanes 4
- ^ Yohanes 15
- ^ Dari keempat Kitab Injil dan Kisah Para Rasul
- ^ Lukas 24, Kisah Para Rasul 1
- ^ Ramalan Yesus dari Matius 24-25 dan juga ucapan Yesus sendiri di Kitab Wahyu
- ^ Wahyu 20
- ^ Wahyu 1