Ay
Ay adalah firaun dinasti ke-18 Mesir Kuno. Ia berkuasa selama empat tahun (kemungkinan 1323–1319 SM[1] atau 1327–1323 SM, tergantung kronologi mana yang dipakai), meskipun ia adalah penasihat dekat dua atau tiga firaun sebelumnya. Ay juga merupakan kekuatan dibalik takhta Tutankhamun. Prenomen Ay atau nama kerajaan - Kheperkheperure - yang berarti "Keabadian adalah manifestasi dari Ra" sementara nama lahirnya Ay it-netjer dibaca sebagai "Ay, Ayah dari Dewa. Catatan dan monumen yang berhubungan dengan Ay jarang ditemui. Hal ini disebabkan karena masa kekuasaannya yang singkat. Selain itu, Horemheb (penerusnya) melancarkan damnatio memoriae terhadapnya dan firaun lain yang berhubungan dengan periode Amarna yang tak populer.
Ay | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Aya | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Firaun | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Masa pemerintahan | 1323–1319 SM atau 1327–1323 SM (Dinasti ke-18) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pendahulu | Tutankhamun | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengganti | Horemheb | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pasangan | Tey dan Ankhesenamun | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Anak | Nefertiti dan Mutnedjmet | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Meninggal | 1319 atau 1323 SM | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Makam | WV23 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Monumen | Makam Amarna |
Asal
Ay diduga berasal asli Mesir dari Akhmim. Selama masa pemerintahannya yang singkat, ia membangun sebuah kapel pemotong batu di Akhmim dan mendedikasikannya kepada dewa setempat disana: Min. Ia kemungkinan adalah putra Yuya, yang bekerja sebagai anggota imamat Min di Akhmin serta pengawas ternak dikota ini dan istri Tjuyu.[2] Jika demikian, Ay bisa saja memiliki hanya setengah darah Mesir dan setengah Suriah karena nama Yuya tidak biasa di Mesir dan sugestif dari latar belakang asing.[3] Yuya adalah seorang bangsawan yang berpengaruh di istana kerajaan Amenhotep III yang diberi hak istimewa yang memiliki makam yang dibangun untuknya di Lembah Para Raja kemungkinan karena ia adalah ayahanda Tiye, Ratu Amenhotep. Ada juga kesamaan yang dicatat didalam kemiripan fisik monumen yang dikatikan dengan Ay dan orang-orang dari mumi Yuya, dan keduanya memiliki nama dan gelar yang serupa.[4]
Periode Amarna
Semua yang diketahui secara pasti adalah bahwa pada saat ia diizinkan membangun sebuah makam untuk dirinya sendiri (Makam Selatan 25) di Amarna dimasa pemerintahan Akhenaten, ia telah mencapai gelar "Mandor dari seluruh kuda Yang Mulia", pangkat tertinggi didalam divisi pasukan kereta tempur yang elit, yang berada dibawah pangkat Jenderal.[5] Sebelum promosi ini ia tampaknya ia lebih dahulu menjadi komandan pasukan daripada pengawas kuda "biasa", gelar yang ditemukan didalam sebuah kotak yang diduga adalah bagian dari perabot asli untuk makamnya.[6] Gelar lainnya yang tercantum didalam makam ini termasuk, pembawa kipas disisi kanan raja, Jurur Tulis Raja yang disayang, dan Ayah dari Dewa. 'pembawa kipas disisi kanan raja' merupakan sebuah posisi yang sangat penting, dan dianggap bahwa pembawa kipas memiliki 'telinga' pemimpin. Yang terakhir Ayah dari Dewa gelar yang paling cocok untuk Ay, yang kemudian dimasukkan kedalam nama kerajaan ketika ia menjadi Firaun.[6]
Gelar ini bisa berarti bahwa ia adalah ayah mertua dari Firaun yang menunjukkan bahwa ia adalah putra dari Yuya dan Tjuyu, sehingga menjadikannya saudara tiri Tiye, kakak ipar Amenhotep III dan pamanda Akhenaten dari pihak ibundanya. Jika Ay adalah putra Yuya, yang menjadi perwira militer senior dimasa pemerintahan Amenhotep III, maka ia mulai mengikuti jejak ayahnya, akhirnya mewarisi fungsi militer ayahandanya setelah kematiannya. Atau bisa juga berarti bahwa ia mungkin telah memiliki seorang putri yang menikah dengan Firaun Akhenaten, mungkin menjadi ayah dari istri Akhenaten Nefertiti. Pada akhirnya tidak ada bukti definitif yang membuktikan hipotesis itu.[7] Kedua teori tersebut tidak saling eksklusif, namun hubungan tersebut akan menjelaskan status Ay yang dinaikkan selama masa selingan Akhenaten Amarna, ketika keluarga kerajaan berpaling dari dewa-dewa tradisional Mesir dan bereksperimen, selama dua belas tahun atau lebih, dengan monotheisme; Ay tampaknya menjadi penganutnya dibawah pemerintahan Akhenaten.
Himne Besar ke Aten juga ditemukan didalam makam Amarnanya yang dibangun ketika ia bekerja dibawah Akhenaten. Sangat memungkinkan bahwa hal ini diperlukan oleh Akhenaten, meskipun tidak terbukti bahwa Ay setuju dengan keputusan Akhenaten untuk mempromosikan Aten dari segala dewa. Hal ini menunjukkan bahwa ia percaya pada revolusi keagamaan Akhenaten. Istrinya Tey berasal dari rakyat jelata namun diberikan gelar Perawat Istri Firaun yang Agung.[7] Jika ia adalah ibunda Nefertiti ia diharapkan memiliki gelar kerajaan Ibunda Istri yang Agung Firaun sebaliknya, jika Ay adalah ayahanda Nefertiti, maka Tey adalah ibu tirinya.[7] Didalam beberapa makam kapel Amarna ada seorang wanita yang namanya dimulai dengan "Mut" yang memiliki gelar Saudari Istri Firaun yang Agung. Ini juga bisa diartikan putri Ay dan istrinya Tey, dan diketahui bahwa ahli warisnya Horemheb menikahi seorang wanita yang bernama Mutnodjimet.[8]
Tutankhamun
Pemerintahan Ay didahului oleh Raja Tutankhamun, yang naik tahta pada usia delapan atau sembilan tahun, pada masa perselisihan besar diantara monoteisme baru dan politeisme kuno. Ia dibantu didalam tugas-tugasnya sebagai raja dengan dua penasihat terdekat pendahulunya: Wazir yang Agung Ay dan Jenderal Horemheb. Pada masa kesembilan tahun pemerintahan Tutankhamun, sebagian besar dibawah pengarahan Ay, yang melihat kembali secara bertahap dewa-dewa kuno dan dengan itu pemulihan kekuasaan imamat Amun yang telah kehilangan pengaruh mereka dibawah kekuasaan Akhenaten.
Ilmuwan Mesir yang bernama Bob Brier menduga bahwa Ay membunuh Tutankhamun untuk menyerap kekuasaannya, sebuah klaim yang datang dari hasil pemeriksaan X-ray tubuhnya yang dilakukan pada tahun 1968. Ia juga menuduh bahwa Ankhesenamun dan Pangeran bangsa Het yang akan menikah dengannya juga dibunuh atas perintahnya.[9] Teori pembunuhan ini tidak diterima oleh semua ulama, dan CT-scan mumi yang lebih rinci lagi dilakukan oleh National Geographic (yang diterbitkan pada akhir tahun 2005) yang menyatakan bahwa Tutankhamun tidak meninggal dari pukulan ke kepalanya seperti yang diteorikan oleh Brier. Para peneliti forensik di National Geographic sebaliknya menyajikan sebuah teori baru bahwa Tutankhamun meninggal dari sebuah infeksi yang disebabkan oleh tulang yang patah dikakinya karena ia kerap digambarkan berjalan dengan tongkat karena spina bifida, sebuah penyakit turun temurun yang berasal dari keluarga ayahandanya.[10] Fragmen tulang yang ditemukan di tengkorak Tutankhamun yang paling masuk akal adalah akibat dari kerusakan post-mortem yang disebabkan oleh pemeriksaan awal Howard Carter pada raja kecil tersebut "karena mereka tidak menunjukkan bukti pelumuran dengan cairan pembalseman yang digunakan untuk mengawetkan Firaun setelah meninggal."[11] Namun Brier telah menyatakan bahwa fragmen tulang pada tengkorak tersebut tidak relevan dengan masalah apabila Tutankhamun mati terbunuh, mengakui bahwa kemungkinan tersebut disebabkan oleh pembalseman. Bukti Brier yang ia sajikan atas pembunuhan adalah sebuah tempat gelap yang terdapat pada dasar tengkorak yang menunjukkan adanya pukulan diatas kepala. Dr. Gerald Irwin setuju dengan Brier pada titik ini. ("The Murder of Tutankhamen" (March, 1999) ISBN 0-425-16689-9)
Bila hasil pemeriksaa CT-Scan telah diterbitkan, banyak ilmuwan menerima temuannya, namun beberapa masih percaya pada misteri kematian Tutankhamun jauh pada penyelesaian dan terus mendukung teori pembunuhan yang lebih tua. Ada berbagai buku yang baru-baru ini diterbitkan mengenai teori pembunuhan asli dan sengketa kesimpulan yang dicapai oleh Tim CT scan, meskipun juga mengutip cara lain pembunuhan, seperti keracunan.[12][13] Pada tahun 2010, sebuah tim yang dipimpin oleh Zahi Hawass melaporkan bahwa ia telah meninggal dari suatu komplikasi yang disebabkan oleh malaria dan penyakit Köhler namun tim lainnya dari Bernhard Noct Institute untuk Tropical Medicine di Hamburg percaya bahwa kematiannya disebabkan oleh penyakit sel sabit.[14] Tutankhamun sangat mungkin meninggal akibat penyakit tersebut, yang dikombinasikan dengan infeksi pada lututnya. Ay juga dikebumikan didalam makam yang ditujukan untuk Tutankhamun di Barat Lembah Para Raja (KV 23), dan Tutankhamun dimakam yang ditujukan untuk Ay di Timur Lembah Para Raja (KV 62).
Referensi
- ^ Erik Hornung, Rolf Krauss & David Warburton (editors), Ancient Egyptian Chronology (Handbook of Oriental Studies), Brill: 2006, p. 493
- ^ Egypt during the reign of Akhenaten
- ^ Yuya's name was analysed by G. Maspero in "The Tomb of Iouiya and Austin" by Theodore M. Davis, Archibald Constable and Co. Ltd, 1907, pp. xiii–xiv
- ^ Hindley, Marshall. Featured Pharaoh: The God's Father Ay, Ancient Egypt, April/May 2006. p. 26
- ^ Hindley, Marshall. Featured Pharaoh: The God's Father Ay, Ancient Egypt, April/May 2006. p. 27–28.
- ^ a b Dodson, Aidan. Amarna Sunset: Nefertiti, Tutankhamun, Ay, Horemheb, and the Egyptian Counter-Reformation. p. 95 The American University in Cairo Press. 2009, ISBN 978-977-416-304-3
- ^ a b c Dodson, Aidan. Amarna Sunset: Nefertiti, Tutankhamun, Ay, Horemheb, and the Egyptian Counter-Reformation. p96 The American University in Cairo Press. 2009, ISBN 978-977-416-304-3
- ^ Dodson, Aidan.Amarna Sunset: Nefertiti, Tutankhamun, Ay, Horemheb, and the Egyptian Counter-Reformation. p. 98 The American University in Cairo Press. 2009, ISBN 978-977-416-304-3
- ^ Hawass, Zahi. "Scanning Tutankhamun", KMT. Volume 16, Number 2. p. 33. Summer 2005.
- ^ Hawass, Zahi. "Scanning Tutankhamun", KMT. Volume 16, Number 2. p. 34. Summer 2005.
- ^ [1] [2] King Tut Not Murdered Violently, CT Scans Show, National Geographic, March 8, 2005.
- ^ Haywood, John. The Penguin Historical Atlas of Ancient Civilizations p. 56. Penguin. 2005. ISBN 0-14-101448-2
- ^ King, Michael R., Cooper, Gregory M. Who Killed King Tut?: Using Modern Forensics to Solve a 3300-Year-Old Mystery (with New Data on the Egyptian CT Scan), New Ed. 2006. ISBN 1-59102-401-3
- ^ "King Tut's Chariot travels to New York".
- Jürgen von Beckerath, Chronologie des Pharaonischen Ägypten, MÄS 46 (Philip von Zabern, Mainz: 1997), pp. 201
Pranala luar