Dorokandang, Lasem, Rembang
Dorokandang adalah desa di kecamatan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.
Dorokandang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Rembang | ||||
Kecamatan | Lasem | ||||
Kode pos | 59271 | ||||
Kode Kemendagri | 33.17.14.2006 | ||||
Luas | 203,5 ha | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Geografi
Desa Dorokandang termasuk desa kota di Kecamatan Lasem, berjarak lebih kurang 2,5 km ke arah barat dari ibukota kecamatan Lasem dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.
Utara | Jalan Raya Lasem dan desa Gedongmulyo |
Timur | Desa Babagan |
Selatan | Desa Kasreman (Kecamatan Rembang) |
Barat | Desa Gedongmulyo dan desa Punjulharjo (Kecamatan Rembang) |
Desa Dorokandang mempunyai luas wilayah seluas 203,5 ha dan terletak di dataran rendah. Desa yang terletak di bagian terbarat kota Lasem ini terbagi dalam beberapa dusun/dukuh, yaitu:
Tokoh
Di desa ini terdapat makam salah satu Pahlawan Lasem yaitu Raden Panji Margono (RPM Tedjokusumoputro) Adipati Lasem periode 1714-1727. Beliau salah satu Tiga Bersaudara bersama Mayor Oey Ing Kiat (Adipati Tumenggung Widyaningrat, Adipati Lasem 1727-1750) dan Tan Kee Wie. Mereka adalah 3 (tiga) pemimpin pemberontakan Tionghoa – Mataram terhadap VOC di Lasem. Bersama Tan Kee Wie, seorang pendekar kungfu dan pengusaha Lasem, mereka bersumpah untuk mengikatkan diri sebagai tiga saudara angkat. Makam Raden Panji Margono terletak di dukuh Sambong, desa Dorokandang.
Untuk mengenang kepahlawanan Tiga Bersaudara itu, masyarakat Lasem terutama warga Tionghoa, membuat monumen berupa klenteng Gie Yong Bio di desa Babagan.Mereka dianggap Dewa Penyelamat/Kongco bagi warga Tionghoa dan dibuat Rupangnya dipuja oleh masyarakat Tionghoa. Rupang Kongco Raden Panji Margono (RPM Tedjokusumoputro) berada dialtar khusus. Rupang Oey Ing Kiat dan Tan Kee Wie, menyatu berdampingan dialtar utama.
Selain Raden Panji Margono, tokoh besar yang berasal dari Dorokandang adalah Panglima Tionghoa Singseh (Tan Sin Ko) yang merupakan salah satu pahlawan nasional (sedang diajukan) yang bersama kaum pribumi berjuang melawan VOC. Makamnya terletak di Bong Singseh, Dukuh Narukan.
Demografi
Mayoritas penduduk desa Dorokandang adalah suku Jawa, ada pula suku Sunda (minoritas terbesar, terpusat di Dukuh Narukan). Sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, selain itu ada pula yang menganut agama Kristen, Katholik, dan penganut kepercayaan (Kejawen). Di desa Dorokandang berdiri 1 masjid (Masjid Al-Barokah) dan 1 gereja kristen (Gereja Kristen Jawa/ GKJ Lasem). Penduduknya sebagian besar bermatapercaharian sebagai petani dan buruh tani, buruh jasa, pedagang, dan pegawai negeri.
Di bidang pendidikan, di desa Dorokandang juga dibangun beberapa tempat pendidikan, antar lain:
- SDN Dorokandang 1
- SDN Dorokandang 2
- SLB Dorokandang Lasem
- TK Harapan
- TK Islam Bakti
- TPQ & Madin Roudhotot Tholibin
- Playgroup Mutiara Hati
Peninggalan Bersejarah
- Bangunan bekas Stasiun Kereta Api Lasem
- Makam Raden Panji Margono
- Makam Kapten Tan Sin Ko (Bong Singseh)
- Gudang bekas peninggalan zaman VOC
- Sumur dari Batu Bata, konon dibuat pada masa Kerajaan Lasem
Referensi
- Kitab Carita (Sejarah) Lasem, sebuah Kitab Pembuka pada Kitab Badrasanti karangan mPu Tumenggung Wilwatikta Dhang Puhawang Santibadra.
- Unjiya, M.Akrom, Lasem Negeri Dampoawang Sejarah yang Terlupakan, Yogyakarta: Eja Publisher, 2008.
- R.M. Panji Kamzah, Carita Lasem, tanpa kota: tanpa penerbit, 1858.
- LASKAR CHINA DAN PRIBUMI MELAWAN VOC 1740 -1743 [1]
- Satu Satunya Di Dunia Kongco Pribumi Klenteng Gie Yong Bio Lasem [2]