Philippa dari Toulouse

Revisi sejak 4 Maret 2014 10.22 oleh Adesio2010 (bicara | kontrib) (Adesio2010 memindahkan halaman Philippe, Pangeran Wanita Toulouse ke Philippe, Comtesse Toulouse: memakai nama yang benar)

Philippe Maude dari Toulouse (sekitar 1073 – 28 November 1118), juga dikenal sebagai Philippe de Toulouse atau Philippe de Rouergue, merupakan Adipati Wanita Aquitania, dan Pangeran Wanita Toulouse. Ia juga dianggap oleh beberapa sejarawan sebagai Permaisuri Aragon dan Navarra; namun, penunjukkan itu berdasarkan pernikahannya dengan Raja Sancho Remíriz dari Aragon, yang sekarang diragukan.

Philippa dari Toulouse
Pangeran Wanita Toulouse
Periode1094–1105
Permaisuri Aquitania
Periodesekitar tahun 1094 s/d 1116
Kelahiransekitar 1073
Kematian28 November 1118 (usia 45 tahun)
Biara Fontevrault
PasanganGuillaume IX, Adipati Aquitania
KeturunanGuillaume X, Adipati Aquitania
Raymond, Pangeran Antiokhia
Agnés dari Aquitania, Ratu Aragon
WangsaWangsa Rouergue
Wangsa Poitiers
AyahGuillaume IV, Pangeran Toulouse
IbuEmma dari Mortain

Kehidupan

Philippe lahir pada sekitar tahun 1073 dari Pangeran Guillaume IV dari Toulouse, dan istrinya Emma dari Mortain. Ia merupakan putri tunggal, oleh karena itu, berdasarkan hukum-hukum Toulouse, adalah pewaris harta orangtuanya. Pada tahun 1088, Guillaume pergi berziarah ke Palestina, meninggalkan saudaranya Raymond dari Saint-Gilles sebagai wali. Sebelum ia pergi, dikabarkan, ia juga menikahkan putrinya dengan Raja Aragon dalam rangka untuk mencabut hak warisnya;[1] namun, bukti menunjukkan bahwa Sancho masih menikah dengan istri sebelumnya pada saat ia meninggal pada tahun 1094.)[2]

Kehidupan awal Philippe – apabila ia menikah dengan Sancho Remíriz dari Aragon – masih merupakan sebuah misteri. Diketahui bahwa ia tidak menikah dengan Guillaume IX, Adipati Aquitania sampai tahun 1094, setelah kematian ayahnya dan suksesi pamannya; keadaan di mana ia tinggal sebelum kematian ayahnya, cara pencabutan hak waris, dan susunan pernikahannya, dengan demikian tidak diketahui. Para sejarawan mendebatkan bahwa ia mungkin menikah dengan Sancho Remíriz berpendapat bahwa pencabutan haknya dari Toulouse menghalanginya dari efektif mengklaim hak warisnya, dan bahwa dengan kematian Sancho, ia bebas untuk menikah kembali berdasarkan pilihan sendiri.[3] Apa yang pasti adalah bahwa, setelah kematian Pangeran Guillaume, tuntutan Philippe diabaikan, dan Raymond menjadi pangeran. Philippe kemudian menikah dengan Guillaume, yang dianggap layak karena ia berjasa banyak: seorang pria yang tampan dengan kemahirannya di dalam menggoda seorang wanita, ia bukan hanya merupakan salah satu adipati yang paling menonjol di Eropa, yang mampu memberinya kehidupan layak; kerajaannya juga memiliki lokasi yang ideal di sisi Toulouse, dan ia dapat dengan mudah kembali tanah airnya sendiri – karena memang, itu yang dijanjikan oleh adipati itu untuknya. Akibatnya, keduanya segera menikah.[4] Mengapa ia diizinkan oleh pamannya untuk menikah dengan orang yang berbahaya, atau memang jika Raymond pilihan lain dalam hal ini, tidak diketahui.

Ketika Raymond IV, Pangeran Toulouse berangkat ke Pernag Salib Pertama pada musim semi tahun 1096, ia meninggalkan putranya Bertrand untuk memerintah provinsi itu. Namun pada musim semi tahun 1098, Guillaume dan Philippe memasuki kota Toulouse, dan mengendalikan tanpa satu jiwapun yang lolos. Pada tahun berikutnya, ia melahirkan anak pertamanya di kota ini: Guillaume X, Pangeran Aquitania.

Pada tahun 1099, suaminya pergi perang salib dan ia meninggalkannya sebagai wali di Poitou.[5]

Ia adalah pemuja Robert dari Arbrissel dan membujuk suaminya untuk memberinya sebidang tanah di Poitou untuk mendirikan sebuah komunitas beragama yang dipersembahkan untuk Maria.[6] Pada tahun 1100 ia mendirikan Biara Fontevraud disana.

Ia tertegun pada tahun 1100 ketika suaminya menggadaikan Toulouse untuk sepupunya Bertrand yang ditukarkan dengan sejumlah besar uang, yang digunakan Adipati itu untuk pergi Perang Salib sendiri. Philippe, disingkirkan dari rumahnya, dan dikirim ke ibukotanya di Poitiers, dimana ia memerintah Aquitania atas nama suaminya ketika ia tidak berada ditempat.

Setelah Guillaume kembali, ia dan Philippe untuk sementara hidup bahagia dan menghasilkan 5 orang putri dan seorang putra, Raymond. Obsesinya dengan doktrin dianggap ofensif oleh orang banyak pada saat itu, dikombinasikan dengan ketidakpuasan Guillaume yang meningkat kepadanya, dan ia mengejeknya (sebagai pendiri sebuah biara pelacur), yang menyebabkan perpecahan di dalam pernikahan tersebut.

Toulouse telah dimenangkan kembali oleh Guillaume untuk istrinya pada tahun 1113, setelah kematian Bertrand dari Suriah pada tahun 1112: pewarisnya adalah saudara tirinya yang berusia 9 tahun, Alfonso Jordan, yang ditentang oleh Guillaume. Oleh karena itu, pada tahun 1114, Philippe menghabiskan sebagian besar waktunya memerintah disana. Karena itu, ia kurang senang ketika sekembalinya dari Toulouse ke Poitiers pada tahun 1114, ia mendapatkan suaminya telah memindahkan gundiknya, Viscount Wanita Dangereuse dari Châtellerault, ke tempat tinggalnya. Philippe menarik sahabat-sahabatnya dan gereja untuk bantuan mengusir gundik suaminya itu, namun hal itu tidak berhasil – tidak ada yang dapat membujuk Adipati itu untuk mengabaikan gundiknya.

Pada tahun 1116, Philippe yang merasa malu dihancurkan oleh berbagai utang atas pelayanannya kepadanya selama bertahun-tahun, meninggalkan istana tersebut, mengungsi di Biara Fontevrault. Disana ia menjadi sahabat istri pertama suaminya, Ermengarde dari Anjou (wafat 1146), dan keduanya menghabiskan banyak waktu merenungkan kekurangan Guillaume. Namun, untuk seluruh pengabdian Philippe ke Biara dan cita-citanya, ia menemukan sedikit kedamaian di sana, baik marah dan kesal bahwa suaminya telah mengabaikannya demi wanita simpanannya. Ia meninggal disana tanpa diketahui penyebabnya pada tanggal 28 November 1118. Ermengarde, yang tak lama kemudian mencoba untuk membalas dendam demi Philippe dengan mencoba untuk membuat Dangereuse diusir dari Aquitania.

Catatan

  1. ^ Meade, Marion, Eleanor of Aquitaine
  2. ^ Szabolcs de VAJAY, "Ramire II le Moine, roi d'Aragon et Agnes de Poitou dans l'histoire et la légende", in Mélanges offerts à René Crozet, 2 vol, Poitiers, 1966, vol 2, p 727-750; and Ruth E Harvey, "The wives of the first troubadour Duke William IX of Aquitaine", in Journal of Medieval History, vol 19, 1993, p 315. Harvey states that, contrary to prior assumptions, William IX was certainly Philippa of Toulouse's only husband. Vajay states that the marriage to an unnamed king of Aragon reported by a non-contemporary chronicler is imaginary even though it has appeared broadly in modern histories, and likewise he cites J de Salarrullana de Dios, Documentos correspondientes al reinado de Sancho Ramirez, Saragossa, 1907, vol I, nr 51, p 204-207 to document that Sancho's wife Felicie was clearly still married to him just months before his death, making the marriage to Philippa several years earlier, as reported in several modern popular biographies of her granddaughter, completely unsupportable.
  3. ^ Meade, Marion, Eleanor of Aquitaine
  4. ^ Meade, Marion, Eleanor of Aquitaine
  5. ^ Hilton, Lisa (2008). Queens Consort, England's Medieval Queens. Great Britain: Weidenfeld & Nichelson. hlm. 112. ISBN 978-0-7538-2611-9. 
  6. ^ Weir, Alison (1999). Eleanor of Aquitaine, a Life. London: Jonathan Cape. hlm. 11–12. ISBN 0-345-40540-4. 

Pranala luar

Didahului oleh:
Raymond IV,
melalui perebutan kekuasaan
Pangeran Wanita Toulouse
1094 disinherited,
Reklamasi 1098–1105
Diwariskan oleh:
Bertrand,
by sale