Yesaya 8 (disingkat Yes 8) adalah bagian dari Kitab Yesaya dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Berisi Firman Allah yang disampaikan oleh nabi Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem. Nabi ini hidup pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-8 SM.[2][3]

Yesaya 8
Gulungan Besar Kitab Yesaya, yang memuat lengkap seluruh Kitab Yesaya, dibuat pada abad ke-2 SM, diketemukan di gua 1, Qumran, pada tahun 1947.
KitabKitab Yesaya
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
23
pasal 7
pasal 9

Teks

  • Ada 3 naskah sumber utama Kitab Yesaya: Masoretik, Septuaginta dan Gulungan Laut Mati.
  • Gulungan Yesaya lengkap (the Great Isaiah Scroll') ditemukan dalam gua Qumran dekat Laut Mati berasal dari abad ke-2 SM. [4]
  • Pasal ini terdiri dari 23 ayat. Dalam Alkitab Inggris, terdiri dari 22 ayat, sedangkan ayat 23 dalam Alkitab Indonesia diberi penomoran pasal 9:1.
  • Merupakan kelanjutan dari pasal 7, dimana istri nabi (di naskah Ibrani disebut sebagai "nabiah") akan melahirkan seorang anak laki-laki. Sebelum dikandung ibunya, TUHAN memerintahkan nama anak itu ditulis di atas batu tulis besar dengan disaksikan 2 orang saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya. Setelah anak itu lahir, berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas, sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur." Di ayat 8 rupanya anak ini dipanggil "Imanuel"

Ayat 6

"Oleh karena bangsa ini telah menolak air Syiloah yang mengalir lamban, dan telah tawar hati terhadap Rezin dan anak Remalya"[5]

"Air Syiloah" mendapatkan air dari sebuah mata air yang mengalir dengan tenang dan menjadi sumber air bawah tanah Yerusalem ketika dikepung oleh pasukan asing. Air ini melambangkan pemerintahan Allah yang penuh kemurahan dan lembut melalui raja-raja wakil-Nya -- yaitu, keturunan Daud yang saleh. Karena Yehuda dan Yerusalem sedang menolak pemerintahan Allah yang baik ini, sebagai gantinya mereka akan mengalami "banjir yang meluap-luap" dari daerah Efrat, yaitu: banjir besar berupa serbuan pasukan Asyur (Yesaya 8:7–10). Dalam Perjanjian Baru dikenal sebagai kolam Siloam, yang berhubungan dengan mujizat Yesus mencelikkan mata seorang yang buta sejak lahir seperti tercatat pada Yohanes 9:7.[6]

Ayat 7

"Sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya"[7]

Ayat 8

"Serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel!"[8]

Di tengah-tengah nubuat Yesaya, Roh nubuat menunjuk kepada suatu pengharapan untuk masa depan. Apa pun juga yang terjadi, orang yang setia kepada Allah tidak perlu takut, karena Imanuel ("Allah menyertai kita", bandingkan ayat Yesaya 8:10) menjadi jaminan bagi semua yang mengandalkan Dia. Dengan demikian "Imanuel" adalah semboyan kekal umat Allah sepanjang sejarah -- masa lalu, masa kini, dan masa depan (Matius 1:23).[6]

Referensi

  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  3. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN-13: 9789794150431
  4. ^ in Radiocarbon, Vol. 37, No. 1, 1995, p. 14
  5. ^ Yesaya 8:6
  6. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Yesaya 8:7
  8. ^ Yesaya 8:8

Lihat pula

Pranala luar