Gen reporter adalah gen yang digunakan sebagai indikator untuk membedakan organisme yang berhasil ditransformasi, dapat juga digunakan sebagai indikator keberhasilan kloning. Gen reporter memiliki peran dalam berbagai penelitian biologi dan dapat memberikan evaluasi kualitatif maupun kuantitatif dari aktivitas suatu gen [1]

Sejarah

Penggunaan gen reporter untuk sel mamalia pertama kali digunakan pada tahun 1982. Pada penelitian tersebut digunakan vektor plasmid yang berisi gen pengkode enzim bakteri β-galaktosidase untuk mempelajari regulasi gen eukariot.[2]

Syarat

Syarat suatu gen untuk dipilih menjadi gen reporter, yaitu harus menunjukkan fenotipe yang tidak ditunjukkan inang pada umumnya.[3] Fenotipe yang ditunjukkan juga harus mudah dideteksi.[3] Cara analisis gen ini dapat dilakukan dengan cara melihat ekspresi dan delesi dari gen tersebut.[3]

Contoh

Contoh gen reporter adalah gfp, lacZ, dan cat.[4] Mekanisme kerja dari gen lacZ adalah menghasilkan enzim β-galaktosidase, yang akan memecah laktosa dan X-gal.[4] Koloni yang memecah X-gal akan berwarna biru, sehingga gen ini dapat digunakan untuk seleksi biru putih.[4] Gen cat mengkodekan enzim Chloramphenicol Acetyl Transferase (CAT).[5] Deteksi dapat dilakukan dengan memberikan substrat berupa chloramphenicol yang terikat fluorophore.[5] Bila koloni tersebut dapat memecah substrat, akan timbul pendaran dari fluorophore yang terlepas.[5]

Rujukan

  1. ^ Anson DS. 2007. Reporter Genes: A Practical Guide. Totowa : Humana.
  2. ^ Makrides SC. 2003. Gene Transfer and Expression in Mammalian Cells. Danver : Elsevier.
  3. ^ a b c Brown TA. 2013. Gene Cloning and DNA Analysis: An Introduction. Hoboken : John Wiley & Sons.
  4. ^ a b c Müller-Hill B, Oehler S. 2013. The Lac Operon: A Short History of a Genetic Paradigm. Berlin: Walter De Gruyter.
  5. ^ a b c Acton QA. 2013. Luminescent Proteins—Advances in Research and Application. Atlanta : ScholarlyEditions.

Lihat pula