Ratu Bagawan dari Kotawaringin
Ratu Bagawan (ke-1), nama sebelumnya Ratu Kota Waringin, nama sebelumnya lagi Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah raja pertama kerajaan Kotawaringin antara tahun 1637-1657.[3] Ia menggantikan posisi mertuanya Dipati Ngganding yang menjadi adipati Kotawaringin. Di masa tuanya Ratu Bagawan (ke-1) menyerahkan tahta Kotawaringin kepada puteranya Ratu Amas, kemudian ia pulang ke Banjarmasin dan selanjutnya menjabat sebagai mangkubumi (Patih Hamengkubhumi/Mahapatih) Sultan Saidullah/Ratu Anom) di pusat kesultanan Banjar.
Ratu Bagawan (ke-1)[1] | |
---|---|
Kerajaan Kotawaringin | |
Berkuasa | 1637-1657 |
Penobatan | 1637 (Raja Kotawaringin) 1652 (Mangkubumi Sultan Saidullah) |
Raja | Lihat daftar |
Kelahiran | Pangeran Dipati Anta-Kasuma |
Pemakaman | |
Keturunan | 1. ♂ Pangeran Dipati Kasuma Mandura (anak Nyai Tapu) 2. ♀ Dayang Gilang (anak Andin Juluk) |
Wangsa | Dinasti Kotawaringin |
Ayah | Sultan Mustain Billah |
Ibu | Ratu Agung binti Pangeran Demang |
Agama | Islam |
Ratu Bagawan, nama aslinya tidak diketahui, tetapi dikenal dengan nama Pangeran Dipati Anta-Kasuma ketika pertama kali dinobatkan menjadi raja Kotawaringin pada masa pemerintahan ayahandanya Sultan Mustain Billah (raja Banjar IV).
Ia keturunan berdarah biru dari kedua orangtuanya. Nama kasuma berarti ningrat murni dalam bahasa Banjar, yang berasal dari kata wijaya kusuma (bunga) merupakan logat Banjar untuk kesuma (Melayu) atau kasuma (Kedayan-Brunei) atau kusuma (Jawa) atau kusumah (Sunda).
Raja Banjar V, Sultan Inayatullah/Ratu Agung/Ratu Lama/Pangeran Dipati Tuha (ke-1), abangnya memberinya gelar Ratu Kota Waringin. Dan kemudian raja Banjar ke-VI, Sultan Saidullah (Ratu Anom), anak kemenakannya memberinya gelar Ratu Bagawan (artinya raja maha pandita).
Dalam menjalankan pemerintahan Ratu Bagawan dibantu oleh empat menteri yaitu Kiai Ngabehi Jiwaraga, Kiai Ngabehi Saradula, Kiai Putrajaya, dan Kiai Nayaputra[1]
Silsilah
Ayahnya adalah Sultan Mustain Billah/Marhum Panembahan/Raja Maruhum (nama lahir Raden Senapati). Sedangkan ibundanya adalah Ratu Agung (Putri Juluk) binti Pangeran Demang bin Sultan Rahmatullah. Pangeran Demang menjadi Dipati pada masa kekuasaan Sultan Hidayatullah (ke-1).[1]
Ratu Bagawan (ke-1) memiliki banyak isteri, diantaranya :
Ratu Bagawan (ke-1) menikahi Nyai Tapu binti Mantri Kahayan yang memiliki putera yaitu:
- Raden Kasuma Taruna, kemudian ia dilantik sebagai Dipati oleh Sultan Inayatullah/Ratu Agung/Ratu Lama dengan gelar Pangeran Dipati Kasuma Mandura. Pangeran Dipati merupakan gelar/pangkat satu level di bawah gelar Panembahan.
Ratu Bagawan (ke-1) menikahi Andin Juluk binti Dipati Ngganding yang memiliki beberapa orang anak:
- Puteri Gelang/Dayang Gilang
- Raden Pamadi
- Raden Pati
- Raden Nating
- Raden Tuan
Putera-puteranya dari Putri Bekorong:[4]
- Ratu Amas, menjadi Raja Kotawaringin II
Putera-puteranya dari isteri-isteri yang lainnya :
- Gusti Tanya
- Raden Mataram
- Puteri Lanting
Ratu Bagawan (ke-1) merupakan keturunan ke-10 dari Lambung Mangkurat dan juga keturunan ke-10 dari pasangan Puteri Junjung Buih dan Maharaja Suryanata. Maharaja Suryanata (nama lahir Raden Putra) dijemput dari Majapahit sebagai jodoh Puteri Junjung Buih (saudara angkat Lambung Mangkurat).[1]
Referensi
- ^ a b c d (Melayu) Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan dalam Bahasa Malaysia oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
- ^ (Belanda) van Dijk, L. C. (1862). [hhttp://books.google.co.id/books?id=YBxJAAAAcAAJ&dq=pangoran%20van%20Cotawaringi%2C&hl=id&pg=PA78#v=onepage&q=pangoran%20van%20Cotawaringi,&f=false Ne©erland's vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Cambodja, Siam en Cochin-China]. J. H. Scheltema. hlm. 78.
- ^ Wikipedia Polandia
- ^ Silsilah Raja-Raja Kotawaringin ( MENURUT PENELITIAN BEBERAPA SUMBER )
Didahului oleh: Panembahan di Darat |
Mangkubumi 1652-1657 |
Diteruskan oleh: Pangeran Dipati Mangkubumi |