Talas belitung

Revisi sejak 16 Mei 2014 16.02 oleh Wie146 (bicara | kontrib) (Wie146 memindahkan halaman Xanthosoma sagittifolium ke Talas belitung: Nama Indonesia)
Talas belitung
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Tribus:
Genus:
Spesies:
X. sagittifolium
Nama binomial
Xanthosoma sagittifolium
(L.) Schott[1]
Sinonim

Sumber[2][3]

  • Alocasia talihan Elmer ex Merr.
  • Arum sagittifolium L.[4]
  • Arum xanthorrhizon Jacq.
  • Caladium edule G.Mey.
  • Caladium mafaffa Engl.
  • Caladium sagittifolium (L.) Vent.
  • Caladium utile Engl.
  • Caladium xanthorrhizon (Jacq.)
  • Xanthosoma appendiculatum Schott
  • Xanthosoma atrovirens K.Koch & C.D.Bouché
  • Xanthosoma blandum Schott
  • Xanthosoma edule (G.Mey.) Schott
  • Xanthosoma ianthinum K.Koch & C.D.Bouché
  • Xanthosoma jacquinii Schott
  • Xanthosoma mafaffa Schott
  • Xanthosoma nigrum Stellfeld
  • Xanthosoma peregrinum Griseb.
  • Xanthosoma poeppigii var. mafaffa (Schott) J.F.Macbr.
  • Xanthosoma roseum Schott
  • Xanthosoma utile K.Koch & C.D.Bouché
  • Xanthosoma violaceum Schott
  • Xanthosoma xantharrhizon (Jacq.) K.Koch

Talas belitung, kimpul atau bentul (Xanthosoma sagittifolium) adalah spesies tumbuhan berbunga tropis dari genus Xanthosoma yang menghasilkan umbi berpati yang dapat dimakan. Tanaman ini termasuk suku talas-talasan (Araceae) yang berasal dari Amerika tropis, namun kini telah tersebar di berbagai bagian dunia.[5] Di Bolivia, tanaman ini disebut dengan walusa, di Kolombia disebut dengan bore, di Kosta Rika tiquizque atau macal, di Meksiko mafafa, di Nikaragua quequisque, dan di Panama otoy.

Dibawa masuk ke Asia pada sekitar abad ke-19[5], tanaman ini dikenal di Indonesia dengan pelbagai nama seperti kimpul (Sd.); kimpul, bentul, linjik (Jw.); dilago gogomo (Gal.)[6]. Ada pula yang menyebutnya belitung, kimpul bodas, kimpul hideung (Sd.), serta bisono (Jw.).

Pengenalan

Herba yang menahun, dengan semacam umbi batang (Ingg., corm) yang tumbuh di bawah tanah, darinya muncul anak-anak umbi (Ingg., cormels; Jw., enthik) yang dapat dipanen nantinya. Daun-daun berukuran besar, menerna, bertangkai panjang yang muncul tegak dari (umbi) batang, helai daun bentuk perisai seperti mata panah, tinggi hingga 1-2 meter.[7]

Perbungaan tersusun dalam tongkol yang terlindungi oleh seludang, 12-15 cm panjangnya, terbagi dua atas seludang bagian atas yang terbuka dan bagian bawah yang menggembung dan tertutup. Tongkol sedikit lebih panjang dari seludang, dengan bunga-bunga betina duduk pada bagian bawah, bunga-bunga jantan pada bagian atas, di antarai oleh bagian berisi bunga-bunga steril; tongkol jarang menjadi buah. Anak-anak umbi (enthik) biasanya dapat dipanen setelah berumur 9-11 bulan.[7]

Manfaat

Di Brazil, daunnya dijual dengan nama taioba. Umbinya disebut nampi atau malanga, juga digunakan dalam kuliner di berbagai negara. Tanaman ini sering ditanam secara tumpang sari di wilayah reforestasi untuk mengendalikan gulma dan menyediakan naungan bagi pohon yang sedang dalam masa awal pertumbuhan.

Di masakan Puerto Riko, tanaman ini disebut dengan malanga atau yautía. Pada pasteles-nya Puerto Riko, yautia digerus bersama dengan pisang hijau menjadi adonan untuk dioleskan ke daging babi atau ham, dan dierbus di dalam daun pisang.

Di Karibia Spanyol, tanaman ini dan umbinya disebut yautia, dan biasanya dijadikan masakan rebusan, sup, atau cukup direbus biasa seperti kentang. Tanaman ini digunakan dalam masakan setempat, pasteles, alcapurrias, sancocho, dan mondongo. Republik Dominika memiliki versi lain dari makanan ini yang juga mengandung daging sapi cincang atau suwiran daging ayam. Pada alcapurrias, umbi tanaman ini juga digerus dengan pisang hijau dan dijadikan gorengan kroket yang mengandung daging sapi cincang atau campuran ham cincang dan daging babi. Sancocho adalah sup dan mondongo adalah masakan rebusan (stew). Yautia juga dikonsumsi sebagai purée.

Di Suriname dan Belanda, tanaman ini disebut dengan tayer. Parutan umbinya dipanggang dengan ayam, jus buah, daging asin, dan rempah-rempah untuk dijadikan masakan populer Suriname yaitu pom. Dapat dimakan bersama dengan nasi atau roti, dan makanan ini umum disajikan dalam acara kumpul keluarga atau aktivitas lain.

Referensi

  1. ^ Schott, H. & S. Endlicher. 1832. Meletemata Botanica: 19. Vindobonae :Typis C. Gerold.
  2. ^ "The Plant List". 
  3. ^ "Tropicos.org". 
  4. ^ Linné, C. von & L. Salvius. 1753. Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus... Tomus II: 966. Holmiae :Impensis Laurentii Salvii.
  5. ^ a b Flach, M. & F. Rumawas (Eds.) Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) 9 (Plants yielding non-seed carbohydrates): 159-164 (Xanthosoma nigrum Schott
  6. ^ Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 501-2. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1913- I: 158, sebagai Xanthosoma violaceum Schott)
  7. ^ a b Giacometti D.C. & J. León. 1994. Tannia, Yautia (Xanthosoma sagittifolium), in J.E. Hernándo Bermejo and J. León (eds.) Neglected Crops: 1492 from a Different Perspective. Plant Production and Protection Series No. 26: 253-258. FAO, Rome, Italy.

Pranala luar