Fenilbutazon
Fenilbutazon adalah obat anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang bekerja sebagai anti-inflamasi melalui penghambatan enzim siklooksigenase dan penghambatan terhadap pembentukan mediator inflamasi, seperti prostaglandin[1]. Fenilbutazon merupakan asam dengan kekuatan sedang yang mampu membentuk garam misalnya dengan amin[2]. Dalam pengobatan, disamping bentuk asam bebas juga digunakan terutama dalam bentuk garam natrium dan garam kalsium[2]. Fenilbutazon merupakan turunan dari pirazolon[2]. Fenilbutazon digunakan untuk mengobati reumatoid arthritis dan sejenisnya, kemudian secara berurutan didapat turunan fenilbutazon ialah oksifenbutazon, sulfinpirazon dan ketofenilbutazon[2]. Fenilbutazon dan oksifenbutazon juga mempunyai efek antipiretik dan analgesik[2]. Efek antiinflamasi sama dengan salisilat[2]. Efek urikosuriknya lemah dengan menghambat reabsorbsi asam urat melalui tubuli[2]. Dalam dosis kecil fenilbutazon justru mengurangi sekresi asam urat oleh tubuli[2]. Fenilbutazon tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada ibu hamil maupun ibu yang sedang menyusui[3].
Dosis
Arthritis gout akut: dosis awal 500-800 mg sehari dalam 2-3 dosis selama 1-3 hari selanjutnya jika perlu 200-400 mg sehari, lama pengobatan tidak boleh lebih dari 7 hari. Sediaan fenilbutazon 200 mg, 3 × 1 tablet, terapi tidak boleh lebih dari 7 hari[4].
Rujukan
- ^ Donald Cairns (2009). Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. ISBN 987-979-448-916-1 Periksa nilai: invalid prefix
|isbn=
(bantuan). - ^ a b c d e f g h Anisa, Yuli (2012). "Identifikasi Bahan Kimia Obat Fenilbutazon Dalam Jamu Linurat Secara Kromatografi Lapis Tipis" (PDF). USU Institutional Repository. Diakses tanggal June 2 214.
- ^ Dr. Eni Williams (2014). "Phenylbutazone". Diakses tanggal June 2 2014.
- ^ ISFI (2009). Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 44. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.