Lokomotif CC201

salah satu lokomotif diesel-elektrik di Indonesia

Lokomotif CC201 adalah lokomotif buatan General Electric (GE) Transportation jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.

Lokomotif CC201
Berkas:Foto0393 003-1-.jpg
CC201 82 (CC201 89 10) di Stasiun Medan
Jenis dan asal
Bagian dari seri GE Universal Series
Sumber tenagaDiesel elektrik
ProdusenGE Transportation, Amerika Serikat
Nomor seriCC201
Tanggal produksi1977-1992
Jumlah diproduksi92 unit
Pembuat ulangBalai Yasa Yogyakarta dan Balai Yasa Lahat, untuk lokomotif modifikasi BB203
Tanggal pembuatan ulang1989-2004
Jumlah dibuat ulang52 unit dari BB203
Data teknis
Konfigurasi:
 • AARC-C
 • UICCo'Co'
Lebar sepur1067
Diameter roda914 mm (2,999 ft)
Jari-jari lengkung terkecil56,7 m (186 ft)
Jarak gandar3.304 mm (10,840 ft)
Panjang14.134 mm (46,371 ft)
Lebar2.642 mm (8,668 ft)
Tinggi3.636 mm (11,929 ft)
Jenis bahan bakarHigh-speed diesel
Kapasitas bahan bakar3.028 l (3,028 m3)
Kapasitas pelumas984 l (0,984 m3)
Kapasitas pendingin684 l (0,684 m3)
MesinGE 7FDL-8
Jenis mesin4 langkah, turbocharger
GeneratorGT 581
Motor traksi6 buah, tipe GE 761, arus searah (DC-DC)
Rem lokomotifUdara tekan, dinamik, parkir
Sistem keselamatanLocotrack, WABCO AA-2 Air Horn, Vigilance Control Panel
Performansi
Daya mesin1.950 hp (1.450 kW)
Karier
LokalPulau Jawa, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara
Mulai dinas1977
Keadaan130 unit beroperasi, 7 rusak, 7 menjadi CC204

Sepanjang kariernya, lokomotif ini telah berpengalaman menarik berbagai jenis KA, mulai dari eksekutif, bisnis, ekonomi, sampai kereta barang. Namun, saat ini CC201 lebih banyak dioperasikan untuk KA ekonomi jarak dekat, menengah, maupun jauh.

CC201 juga merupakan salah satu lokomotif GE Transportation yang paling sukses di Indonesia, mengingat ketersediaan suku cadang yang cukup dan mesin yang mirip dengan CC203, CC204, dan CC206 (semua bermesin GE 7FDL-8). Posisi lokomotif diesel hidrolik (DH) pun juga banyak tergeser oleh lokomotif ini.

Penggunaan di Indonesia

Lokomotif CC201 terdiri dari empat generasi, yaitu:

  • CC201 Generasi I
  • CC201 Generasi II
  • CC201 Generasi III
  • CC201 Rehab (Eks BB203)

CC201 Generasi I

Lokomotif CC201 Generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977-1978 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan.

Ciri-ciri CC201 Generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas cowhanger seperti CC203/CC204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.

Tujuh unit CC201 generasi I telah dimodifikasi menjadi CC204 pada tahun 2003 dan 2005, yaitu CC201 03 (CC204 01), CC201 11 (CC204 02), CC201 16 (CC204 03), CC201 37 (CC204 04), CC201 32 (CC204 05), CC201 06 (CC204 06), dan CC201 12 (CC204 07).

CC201 Generasi II

 
CC201 47 ketika berwajah Donal Bebek (2005)

CC201 Generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 Generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.

Dahulu di antara loko-loko Generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya yaitu: pada bagian depannya (shorthood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para Railfans sering menyebutnya “Loko Donal Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo YK juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani PA (pemeliharaan akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.

CC201 48 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif YK kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Sumatera Selatan, untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.

CC201 Generasi III

 
CC 201 Generasi ke-III (berbentuk kaca bulat, jaring radiator kecil, dan sudah memiliki lampu kabut di atas cowhanger)

Didatangkan pada tahun 1992 sebanyak 20 buah bernomor seri 91 sampai 110. Untuk CC201 91 sampai 110 terdapat di Jawa. CC201 98 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif BD kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana, dan kini sudah afkir karena mengalami kecelakaan hebat. Sedangkan CC201 101 dan CC201 102 yang sebelumnya berada di Jawa dan sempat dimutasi ke Sumatera, sudah kembali lagi ke tanah Jawa.

Ciri-ciri CC201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas cowhanger seperti halnya lokomotif CC203/CC204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC201 lainnya. Namun, sejak mengalami pemeliharaan akhir maupun peristiwa luar biasa hebat, beberapa lokomotif CC201 generasi ketiga ini kaca depannya sudah berbentuk agak kotak.

CC201 Rehab (Eks BB203)

 
Lokomotif CC201 74R di Stasiun Madiun
 
Sri Tanjung ft.CC 201 134R siap berngkat Stasiun Pasuruan

Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB 203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004.

Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’Co’, setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogie-nya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 baru memiliki empat motor traksi dan hanya berdaya 1.825 daya kuda (hp), lebih rendah daripada CC201 asli.

Dahulu, di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC201-nya adalah hasil rehab dari BB203. Begitu juga dengan CC201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif CC201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB203, kecuali CC201 48 dan CC201 98 yang merupakan CC201 asli pindahan dari Jawa.

Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC201 Generasi II, meskipun beberapa (misal, CC201 134R) seperti CC201 generasi I. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB203.

Berkas:Foto0808.jpg
CC 201 50 (CC 201 83 12) Bersiap menarik Kereta api Sribilah

Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.

CC201 dengan kabin modifikasi

Berkas:CC201129R-2-1.jpg
Loko CC 201 yang mirip CC 203 (CC 201 129R/CC 201 83 48 dengan rangkaian KA Penataran)
Berkas:CC 201 130R mnarik CC 206.jpg
CC 206 13 14 menggandeng CC 201 83 49

Umumnya lokomotif CC201 di Jawa memiliki bentuk seperti BB203, namun tidak untuk di Sumatera Selatan (Divre III). Beberapa lokomotif CC201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC203 di Jawa.

Lokomotif-lokomotif tersebut dimodifikasi karena telah mengalami PLH sehingga kabin aslinya, ringsek berat; dan alasan lain yang ikut menyertai modifikasi ini adalah: PT KAI Divre III Sumsel tidak mempunyai unit CC203; maka Balai Yasa Lahat mengubah kabin dari aslinya secara bertahap dari 1994-2001. Modifikasi hidung miring yang terilhami dari CC203, juga bertujuan mengurangi hambatan angin untuk meningkatkan kecepatan. Namun tujuan peningkatan ini terasa percuma karena kecepatan kereta api Babaranjang (Batu bara rangkaian panjang) saat ini dibatasi maksimal 80 km/jam. Modifikasi ini pun dirasakan sedikit menyulitkan masinis. Karena kabin yang sempit dan kaca depan terlalu tinggi, masinis terpaksa mendongak atau mengganjal tempat duduknya ketika sedang menjalankan lokomotif. Lokomotif CC 201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Tanjung Karang seluruhnya dipergunakan untuk lokomotif bantuan KA Babaranjang dari Sukamenanti ke Tanjungkarang atau KA penumpang. Sedangkan lokomotif CC 201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Kertapati seluruhnya dioperasikan untuk kereta penumpang, di antaranya KA Sriwijaya, Rajabasa, Sindang Marga, dan Bukit Serelo.

Ada enam unit CC201 yang memiliki eksterior seperti CC203, yaitu CC201 111R, CC201 120R, CC201 129R, CC201 130R, dan CC201 137R. Dua unit CC201 dengan kabin modifikasi yang sebelumnya milik TNK (CC201 129R dan CC201 130R) telah dimutasi ke pulau Jawa dan menjadi milik Dipo Induk Sidotopo, Surabaya. Dibandingkan CC201 hidung miring lainnya, CC201 130R yang telah memakai logo dan striping PT KAI terbaru lebih mirip dengan CC203.

Populasi dan Alokasi

Di Indonesia, saat ini ada 130 lokomotif CC201 yang masih beroperasi dari 144 pada awalnya. 7 unit rusak dan 7 unit dijadikan CC204. Terdiri dari:

92 lokomotif CC201 asli

  • 28 lokomotif kedatangan tahun 1977
  • 10 lokomotif kedatangan tahun 1978
  • 34 lokomotif kedatangan tahun 1983
  • 20 lokomotif kedatangan tahun 1992

52 lokomotif CC201 modifikasi BB203

  • 18 lokomotif modifikasi tahun 1989
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1993
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1999
  • 7 lokomotif modifikasi tahun 2004

Sisanya belum diketahui pasti tahun modifikasinya, namun pada plat nomornya tertulis "CC 201 83 xx".

Lokomotif CC201 hampir terdapat di semua dipo induk, dipo-dipo itu antara lain sebagai berikut.

Alokasi Lokomotif CC201
Dipo Induk Jumlah Kedatangan Lokomotif Lokomotif
Banjar (Bj) 23 Lokomotif kedatangan 1977 CC201 01R (CC201 77 01R) - CC201 23 (CC201 77 23)
6 Lokomotif kedatangan 1978 CC201 24 (CC201 78 01) - CC201 29 (CC201 78 06)
56 Lokomotif kedatangan 1983 CC201 30 (CC201 83 01) - CC201 85R (CC201 83 56R)
18 Lokomotif kedatangan 1989 CC201 86R (CC201 89 01R) - CC201 103 (CC201 89 18)
20 Lokomotif kedatangan 1992 CC201 104 (CC201 92 01) - CC201 123R (CC201 92 20R)
2 Lokomotif kedatangan 1993 CC201 125R (CC201 93 01R) - CC201 126R (CC201 93 02R)
3 Lokomotif kedatangan 1999 - | 8 Lokomotif kedatangan 2002 CC201 130R (CC201 02 01R) - CC201 137R (CC201 02 08R)
7 Lokomotif kedatangan 2004 CC201 138R (CC201 04 01R) - CC201 144R (CC201 04 07R)

Keterangan:

  • Semua lokomotif CC201 kecuali yang berada di Sumatera Selatan, Lampung, dan 1 unit di pulau Jawa (CC201 129R) sudah menggunakan livery terbaru PT KAI. Untuk lokomotif yang berada di Sumatera Selatan, Lampung, dan 1 unit CC201 seperti yang disebutkan di atas juga sudah menggunakan logo baru PT KAI, namun masih mempertahankan livery merah-biru Perumka. 5 lokomotif mutasi dari Sumatera ke Jawa (CC201 101, CC201 102, CC201 130R, CC201 134R, dan CC201 135R) yang sebelumnya menggunakan livery merah-biru Perumka kini sudah menggunakan livery terbaru PT KAI.
  • Semua lokomotif CC201 telah menggunakan penomoran terbaru, serta nomor-nomor baru lokomotif di atas berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. KM 45 tahun 2010.

Profil Lokomotif CC201

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1.067 mm
  2. Panjang body: 14.134 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 15.214 mm
  4. Lebar badan (body): 2.642 mm
  5. Tinggi maksimum: 3.636 mm
  6. Jarak gandar: 3.304 mm
  7. Jarak antar pivot: 7.680 mm
  8. Diameter roda penggerak: 914 mm
  9. Diameter roda idle: -
  10. Tinggi alat perangkai: 770 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 78 ton
  2. Berat siap: 84 ton
  3. Berat adhesi: 84 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: GE-7FDL8 (GE FDL Series 8 Cylinders)
  2. Jenis: 4 langkah, turbocharger
  3. Daya Mesin: 1.950 HP
  4. Daya ke generator/converter: 1825 HP
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 6
  2. Tipe motor: GE 761, arus searah (DC-DC)
  3. Gear ratio: 90:21
  4. Tipe generator: GT 581
  • Kinerja
  1. Kecepatan maksimum: 120 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 17.640 kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 24 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 56,7 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 3.028 liter
  2. Minyak pelumas: 984 liter
  3. Air pendingin: 684 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Udara tekan, dinamik, parkir
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

Unit yang sudah tak beroperasi

  1. Dua buah lokomotif CC201, yaitu CC201 33 yang menarik rangkaian KA Senja IV jurusan Jakarta-Yogyakarta yang berangkat dari Purwokerto dan CC201 35 yang menarik rangkaian KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berangkat dari Kroya bertabrakan di daerah Gunung Payung, dekat jembatan Sungai Serayu pada tanggal 21 Januari 1981. Pasca tabrakan, komponen mesin dan sasis dari kedua lokomotif tersebut digunakan untuk menggantikan komponen CC201 yang masih beroperasi karena kerusakannya teramat parah dan dinyatakan sudah tidak layak beroperasi lagi.
  2. CC201 121R yang menarik KA Fajar Utama Express Lampung mengalami PLH tabrakan dengan beberapa gerbong rangkaian KA barang Babaranjang yang tertinggal di petak Kertapati-Tanjung Karang, Lampung, pada bulan Maret 2005.
  3. CC 201 83R (CC 201 89 11) yang menarik KA Babaranjang dari Kertapati tujuan Sukacinta langsung bertabrakan dengan CC 202 16 (CC 202 90 01) pada bulan Februari 2012. Dari PLH tersebut CC 202 16 terbakar dan CC 201 83R ringsek, akibatnya CC 201 83R tersebut tidak beroperasi.
  4. CC201 98 yang sebelumnya milik dipo lokomotif Bandung, dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana, lalu afkir karena mengalami kecelakaan hebat.

Galeri

Referensi

Pranala luar