Dekortikasi
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP80Regenovia (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 30 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 3 Juni 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP80Regenovia (Kontrib • Log) 3869 hari 174 menit lalu. |
Dekortikasi adalah suatu keadaan ataupun gangguan pada anggota badan yang ditandai dengan terjadinya kekakuan otot pada satu atau kedua sisi anggota badan yakni anggota bagian bawah berada dalam posisi kaku dan terkedang (ekstensi), sedangkan anggota badan atas dalam posisi kaku dan terketul (fleksi), dalam posisi ini sukar untuk diubah.[1] Gangguan biasanya terdapat pada batang otak atau pada otak besar.[1] Istilah rigiditas dekortikasi dan deserebrasi atau posturing digunakan untuk menyatakan gerakan lengan serta tungkai yang stereotipik dan terjadi spontan atu dicetuskan oleh stimulasi sensorik pada pasien tersebut.[2] Gerakan flesi sendi siku serta pergelangan tangan dan supinasio lengan (dkortikasi) menunjukan kerusakan bilateral yang berat pada hemisfer otak di atas mesensefalon, sedangkan gerakan ekstensi sendi siku serta pergelangan tangan dan pronasio lengan (descrebrasi) menunjukkan kerusakan pada mesensefalon serta bagian kaudal diensefalon.[2] Ekstensi lengan dengan flesi tungai yang minimal atau kedua tungai yang flasid (lemas) berkaitan dengan lesi pada pons bagian bawah.[2] Namun demikian, lesi yang akut sering menimbulkan ekstensi tungkai tanpa tergantung lokasinya, dan hampir semua sifat posturing ekstensor berubah menjadi flesor sehingga posturing saja tidak dapat diandalkan untuk menentukan lokasi anatomic yang akurat.[2]
Rujukan
- ^ a b Van Hoeve. Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7. Jakarta: Ichtiar Baru. hlm. 775.
- ^ a b c d Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper, editor bahasa Indonesia Ahmad H. Asdi (1999). Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. hlm. 174. ISBN 979448454 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan).