Tetralogi Fallot
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP21Danang (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 15 Juni 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP21Danang (Kontrib • Log) 3814 hari 897 menit lalu. |
Tetralogi fallot adalah penyakit berupa kelainan jantung bawaan, terdiri dari kombinasi empat kelainan jantung (walaupun yang paling nyata ada tiga) yang disebabkan karena "sindrom bayi biru" (baby blue syndrome), dijabarkan pertama kali oleh Arthur Fallot (1850-1911), seorang dokter dari Perancis.[1][2] Penyakit ini berupa penyempitan katup pangkal pembuluh darah paru, kebocoran sekat dinding antara (ventrikel (bilik jantung), dextroposition (Inggris = penggeseran ke kanan) aorta, (sehingga sekaligus menerima darah arteri dan vena), serta hipertrofi (penggembungan) ventrikel kanan.[1] Dengan demikian, sebagian besar darah dari ventrikel kanan langsung mengalir ke aorta dan tidak menjalani sirkulasi paru, sehingga mengakibatkan warna biru pada wajah dan sebagian tubuh (sianosis) dengan kesulitan mengambil nafas.[1]
Tetralogi Fallot | |
---|---|
Illustration of a heart suffering from tetralogy of Fallot | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Cardiac surgery, pediatri |
Empat defek dari kelainan jantung tersebut, ialah:[3]
- Defek septum ventrikular[3]
- Defek stenosis pulmonal, yang dapat berupa infundibular, valvular, supravalvular, atau kombinasi, yang menyebabkan obstruksi aliran darah ke dalam arteri pulmonal.[3]
- Hipertrofi ventrikel kanan[3]; dan
- Berbagai derajat overriding aorta.[3]
Defek septum ventrikular rata-rata besar.[1] Pada anak dengan tetralogi fallot, diameter aortanya lebih besar dari normal, sedangkan arteri pulmonalnya lebih kecil dari normal.[1] Gagal janjung kongestif biasanya dikaitkan dengan defek yang mengakibatkan suatu pirau besar dari kiri ke kanan.[1]
Penderita tetralogi fallot menunjukkan gejala mengeluarkan lendir pada bibir dan mulut, kadang-kadang timbul batu darah (hemoptitis), sesak napas sehingga anak balita biasanya akan berjongkok untuk memulihkan tenaganya.[1] Jari penderita penyakit ini mengalami pembesaran bagian kuku (clubbing).[3] Penderita tersebut juga mengalami perlambatan pertumbuhan, kemungkinan komplikasi sangat tinggi, di antaranya trombosis darah otak, radang katup jantung, mudah terjadi pendarahan.[1] Anak demikian jarang mencapai usia remaja.[1] Penderita tetralogi fallot biasanya direncanakan untuk menjalani bedah jantung; namun, indikasi untuk koreksi total versus penanganan paliatif bergantung pada kebijakan ahli bedah dan pengalaman serta teknologi yang ada.[3]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h i (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3189-3190
- ^ Breitbart R, Fyler, D. Tetralogy of Fallot. In Nadas' Pediatric Cardiology, 2ed, Ed. Keane, Locke, & Fyler, Philadelphia: Saunders-Elsevier, 2006, hal. 559.
- ^ a b c d e f g (Indonesia)Cecily Lynn Betz & Linda A. Sowden., Buku Saku Keperawatan Pediatri ed 5. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC, hal. 643 [1]