Ular cabai
Ular Cabai | |
---|---|
Ular cabai, Calliophis intestinalis dari Kampus IPB Darmaga, Bogor | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Subfilum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | C. intestinalis
|
Nama binomial | |
Calliophis intestinalis (Laurenti, 1768)
| |
Agihan ular cabai | |
Sinonim | |
Sumber: The Reptile Database.[4] |
Ular cabai atau ular cabe (Calliophis intestinalis) adalah sejenis ular berbisa dari suku Elapidae. Ular berukuran kecil ini menyebar terbatas (endemik) di Asia Tenggara[1]. Dalam bahasa Inggris ia dikenal sebagai Banded Malayan Coral Snake[5], Banded Coral Snake[6][7], atau Malayan Striped Coral Snake[8]. Dalam bahasa Melayu dinamai ular tali kasut, yang berarti 'ular tali sepatu' karena melihat rupanya[5].
Deskripsi
Ular yang bertubuh kecil, panjang dan ramping; panjang total tubuhnya mencapai 58 cm[9] (catatan lain menyebutkan hingga 71 cm[8]). Kepalanya kecil dan sedikit memipih rata, tak terbedakan dari lehernya, dan moncongnya membulat; satu bintik segitiga keputihan terdapat pada masing-masing pelipisnya[10].
Punggung berwarna kehitam-hitaman, dengan sebuah garis tipis membujur di atas tulang belakang (vertebrae) yang berwarna jingga, kuning, atau keputihan; garis ini bercabang di atas kepalanya. Pada masing-masing sisi tubuh bagian bawah terdapat lagi satu garis putih yang membujur hingga ke ekornya. Sisi perut putih (kekuningan) dengan belang-belang hitam, dengan warna merah terang di bawah ekornya.[10]
Sisik-sisik dorsal tersusun dalam 13 deret di tengah tubuh[9]. Sisik-sisik ventral berjumlah 197-273 buah, sedangkan [[sisik-sisik subkaudal antara 15-33 buah. [[Perisai labial atas 6 buah, yang ke-3 dan ke-4 menyentuh mata, yang ke-3 juga menyentuh perisai nasal posterior.[5] Perisai anal tunggal, tak berbelah[7].
Agihan geografis
C. intestinalis menyebar di Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, Singapura, Indonesia (Sumatra, Kepulauan Mentawai, Jawa, Kalimantan), dan Filipina[4]. Di Pulau Kalimantan, tercatat pula dari Brunei, Sabah, dan Sarawak[8].
Kebiasaan dan ekologi
Ular cabe terutama hidup di hutan primer dan sekunder, namun sering pula didapati di kebun-kebun dan pekarangan[7]. Ia aktif di malam hari (nokturnal), dan hidup di atas dan di bawah tanah (semi-fosorial)[9]. Bersifat pemalu[7][9], ular ini sering bersembunyi di lubang-lubang tanah, di bawah kayu, tumpukan batu atau serasah[10]. Ular cabe terutama memangsa ular-ular kecil yang hidup di dalam tanah (fosorial)[9][10], misalnya jenis-jenis Calamaria dan Liopeltis[7].
Pada siang hari ular ini tampak jinak, tidak agresif[7], dan tidak berlari pergi apabila diganggu[5]. Ular cabe memiliki perilaku khas bila merasa terganggu, yakni memipihkan tubuhnya dan menjungkitkan ekornya sehingga bagian yang berwarna merah terlihat jelas[7][10]. Kadang-kadang ia juga menggulingkan badannya, sehingga perutnya yang berbelang-belang menghadap ke atas[7][10]; perilaku yang dikenal sebagai aposematic behavior[5].
Ular cabe bertelur 3-5 butir[9]; yang menetas setelah 80-85 hari[10].
Bisa
Sebagaimana kerabatnya ular-ular dari suku Elapidae, Calliophis intestinalis memiliki bisa yang sangat kuat dari golongan neurotoksin[10]. Efek bisa ini menimbulkan kesulitan bernafas pada korbannya; terasa sakit pada sekitar luka gigitan, pembengkakan, dan mungkin pula kematian jaringan (nekrosis)[6]. Diketahui pula bahwa ada orang yang hingga pada ajalnya karena tergigit ular ini[8].
Kelenjar bisa pada ular cabai memanjang hingga sepertiga tubuh bagian depan[10].
Anak jenis
Sejauh ini ada tujuh anak jenis (subspesies) Calliophis intestinalis yang diakui dunia ilmiah:[4][11]
- C. i. intestinalis (Laurenti, 1768) - menyebar di Jawa, Sumatera, dan Mentawai (belum dikonfirmasi)
- C. i. bilineata (W. Peters, 1881) - Palawan
- C. i. everetti (Boulenger, 1896) - Sabah
- C. i. lineata (Gray, 1835) - Thailand, Vietnam, Malaya, Singapura, Riau, Sumatera bagian timur
- C. i. philippina (Günther, 1864) - Luzon, Mindanao, Samar
- C. i. suluensis (Steindachner, 1891) - Kepulauan Sulu
- C. i. thepassi (Bleeker, 1859) - Kalimantan, Brunei, Sarawak
Catatan kaki
- ^ a b Grismer, L., T. Chan-Ard, A.C. Diesmos, E.M. Delima, J.C. Gonzalez, M. Gaulke, R.F. Inger & G. Tampos. 2012. Calliophis intestinalis. In: IUCN 2014. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.1. Downloaded on 30 June 2014.
- ^ Laurenti, J.N. 1768. Specimen medicum, exhibens synopsin reptilium emendatum cum experimentis circa venena et antidota reptilium austriacorum. Vienna: "Joan. Thom. Nob. de Trattnern". 214 pp. + Plates I-V. (Aspis intestinalis, p. 106).
- ^ Boulenger GA. 1896. Catalogue of the Snakes in the British Museum (Natural History). Volume III., Containing the Colubridæ (Opisthoglyphae and Proteroglyphæ), ... London: Trustees of the British Museum (Natural History). (Taylor and Francis, printers). xiv + 727 pp. + Plates I-XXV. (Doliophis intestinalis, pp. 401-404).
- ^ a b c The Reptile Database: Calliophis intestinalis.
- ^ a b c d e Tweedie, M.W.F. 1983. The Snakes of Malaya, 3rd Ed.: 112-3. Singapore Nat. Printers, Singapore.
- ^ a b Lim, B.L. 1991. Poisonous Snakes of Peninsular Malaysia, 3rd Ed.: 36. Malayan Nature Society, Kuala Lumpur.
- ^ a b c d e f g h Stuebing, R.B. & R.F. Inger. 1999. A Field Guide to the Snakes of Borneo: 195-6. Natural History Publ. (Borneo), Kota Kinabalu.
- ^ a b c d fr:Indraneil DasDas, I. 2006. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Borneo: 62. New Holland Publishers (UK), London. ISBN 978-1-84773-881-3.
- ^ a b c d e f David, P. & G. Vogel. 1996. The Snakes of Sumatra, an annotated checklist and key with natural history notes: 153-6. Edition Chimaira, Frankfurt am Main.
- ^ a b c d e f g h i Supriatna, J. 1981. Ular Berbisa Indonesia: 36. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
- ^ ITIS (Integrated Taxonomic Information System): Calliophis intestinalis.
Bacaan lanjutan
- Boulenger GA. 1890. The Fauna of British India, Including Ceylon and Burma. Reptilia and Batrachia. London: Secretary of State for India in Council. (Taylor and Francis, printers). xviii + 541 pp. (Adeniophis intestinalis, pp. 386-387).
- Cantor TE. 1847. Catalogue of Reptiles Inhabiting the Malayan Peninsula and Islands. J. Asiatic Soc. Bengal, Calcutta 16 (2): 607-656, 897-952, 1026-1078. (Elaps intestinalis, p. 1028).
- Slowinski JB, Boundy J, Lawson R. 2001. The phylogenetic relationships of Asian coral snakes (Elapidae: Calliophis and Maticora) based on morphological and molecular characters. Herpetologica 57 (2): 233-245.