Artikel ini perlu diperbaiki agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk merapikan dan memperbaiki artikel ini. Jika tidak dirapikan, artikel ini akan dihapus sesuai kebijakan WP:KPC#A10 pada 5 Agustus 2014.
Kepada pengurus, mohon untuk melihat riwayat suntingan dan menilai kondisi artikel terlebih dahulu sebelum melakukan penghapusan
Artikel bermasalah
Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat karena tidak diperbaiki atau duplikasi.Untuk kriteria penghapusan, lihat KPC. Jika tidak dirapikan, artikel ini akan dihapus. Lihat KPC A10.%5B%5BWP%3ACSD%23A10%7CA10%5D%5D%3A+Artikel+yang+sudah+jatuh+tempo+perbaikan+atau+terjadi+duplikasi+-.A10
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
BatikMinahasa adalah kain batik yang menggunakan motif tradisional atau ragam hias dari tanah adat Minahasa. Kain batik sendiri adalah kain yang diproses dengan cara membatik, yaitu membuat motif dengan melakukan perintang warna menggunakan lilin atau malam. Dengan proses batik ini, lalu diangkatlah motif-motif ragam hias bangsa Minahasa.Minahasa adalah etnis besar (bangsa) yang terdiri dari beberapa sub etnis seperti Tonsea, Tolour, Tombulu, Tountemboan, Tonsawang, Batik, Pasan, Ponosakan, Borgo Babontehu.
Dari semua sub etnis yang kemudian menjadi satu kumpulan besar Etnis Minahasa mereka mendiami wilayah teritorial mulai dari Bitung, Minahasa Utara, Manado, Minahasa Selatan, Tomohon, Minahasa Induk, dan Minahasa Tenggara. Semuanya merupakan wilayah tanah adat Minahasa yang menjadi bagian dari Sulawesi Utara.
Maka batik Minahasa adalah kain yang diproses dengan cara pembatikan (bukan print) yang motif kainnya bercirikan ragam hias nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat Minahasa secara umum.
Sumber Motif Hias
Salah satu sumber ragam hias batik Minahasa adalah Waruga, yaitu kubur khas wilayah setempat. Kehadiran waruga sebagai satu budaya Minahasa sudah sangat lama. Menurut penelitian para arkeolog dari Balai Arkeologi, Waruga sudah ada sejak 400 tahun sebelum Masehi. Proses penentuan usia waruga tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda pertanggalan karbon, juga dengan membandingkan dengan usia keramik-keramik Tiongkok yang terdapat pada kubur tersebut.
Pada waruga didapati berbagai ragam hias yang khas, antara lain adalah manusia kangkang. Secara umum ada beberapa sumber ragam hias yakni:
1. Situs-situs perubakala seperti Waruga.
2. Tanaman/Tumbuhan (Rerouwan) khas Minahasa seperti tawaang, tuis, gedi, edelweis, dsb.
3. Hewan (Resouan) seperti burung Manguni, burung pisok, yaki, tarsius dan masih banyak lagi hewan khas Sulawesi Utara di tanah Minahasa.
4. Geometris (Pakarisan) simbol simbol bentuk garis yang membentuk pola tertentu.
Ragam Hias
Paling kurang terdapat lima ragam hias yang terdapat pada waruga.
1. Tonaas. Ragam hias ini terbagi dua, yaitu:
a. Tonaas ang kayobaan yaitu tuama atau lelaki kuat yang bisa menguasai makhluk hidup yang lain.
b. Tuama loor/leos adalah gambaran seorang pria berbentuk manusia kangkang sebagai simbol manusia yang polos apa adanya.
2. Tarawesan paredey adalah merupakan simbol dari gelombang kehidupan yang datang dari dua arah, yakni dari atas dan dari bawah. Motif ini secara berurutan berbentuk geometris (pakarisan) yang disebut tarawesan paredey atau garis berulang berbaris.
3. Ma’sungkulan. Ragam hias ini sebagian berbentuk kembang teratai atau dalam tradisi batik Jawa disebut kawung. Pada bagian bawahnya terdapat ragam hias mirip tangkai teratai seolah seperti lekukan ular. Nampaknya ini seperti motif dari flora (rerouan) yang membentuk motif baru. Ma'sungkulan artinya dipertemukan karena ada beberapa bentuk seperti kawung dan teratai yang bertemu menjadi bentuk yang unik. Motif ini bisa diinterpretasikan bahwa orang yang dikubur ini adalah orang yang sudah menikah karena mengalami hal-hal yang indah dan berbunga dengan bertemu jodohnya,
4. Ma'suiyan (teteleb pisok). Ragam hias ini menyerupai sayap burung. Dari beberapa informasi ragam hias ini adalah ekspresi dari sayap burung pisok (teteleb ne pisok), salah satu jenis burung di Minahasa yang sangat terkenal. Di Minahasa terdapat Tari Pisok yang menggambarkan energi baik, yaitu keuletan dan kecakapan dari seekor burung pisok yang sangat lincah.
Dari sejumlah ragam hias tersebut terdapat pula ragam hias lain yang jika dikombinasikan akan menghasikan motif yang cukup unik dan berciri khas Minahasa seperti motif karengkom.
5. Wewengkalen. Adalah bentuk seperti ular berkepala dua atau simbol keabadian di mana ular sebagai binatang yang bisa berganti kulit digambarkan memiliki kemampuan untuk bisa kembali memberbaharui kehidupannya.