Serajoedal Stoomtram Maatschappij
Serajoedal Stoomtram Maatschappij, disingkat sebagai SDS atau SDSM, yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "Perusahaan Kereta Uap Lembah Serayu", adalah sebuah perusahaan kereta api yang melintasi lembah Serayu dan menghubungkan kota-kota Maos, Patikraja, Purwokerto, Sokaraja, Purbalingga, Klampok, Mandiraja, Banjarnegara, sampai Wonosobo. Pembangunan jalur ini tidak dibangun secara bersamaan tapi dalam tiga tahap. Pembangunan jalur SDS menelan biaya sebesar 1.500.000 Gulden yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan Financiele Maaatscappij van Nijverheidsondernemingen in Ned. Indies dan proyek ini dipimpin oleh Ir. C. Groll. Jalur kereta ini dibangun atas dasar kepentingan ekonomi Belanda, dengan memberikan fasilitas transortasi yang cepat dan murah untuk perusahaan-perusahaan pemerintah Belanda, khususnya perusahaan perkebunan gula.
Lokomotif yang pernah dipakai
- Produksi Buyer Peakock C1401-C1414 (14 lokomotif)
- Produksi Hartmann (Richard Hartmann) D1007-D1011 (5 lokomotif)
- Produksi Hohenzollern D1301-D1303 (3 lokomotif)
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan kereta ini
- Perkebunan tebu dan pabrik gula (suikerfabriek): Pabrik Gula Purwokerto (Suikerfabriek Poerwokerto), Perusahaan Gula Kalibagor (Suikeronderneming Kalibagor), Pabrik Gula Kalimanah (Suikerfabriek Kalimanah), Pabrik Gula Bojong (Suikerfabriek Bodjong), dan Perusahaan Gula Klampok (Suikeronderneming Klampok)
- Perkebunan tembakau; Patikraja, Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo
- Perkebunan kayu manis di Wonosobo dan Banjarnegara
Tahapan pembangunan jalur
Tahap pertama
- Maos - Purwokerto Timur sepanjang 29 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 16 Juli 1896 (Maos - Rawalo - Panisinan - Tinggartugu - Glempong - Tinggarjengkol - Gringging - Sampang - Kebasen - Patikraja - Sidabowa - Tanjung - Purwokerto Timur)
- Purwokerto Timur - Sokaraja sepanjang 9 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 5 Desember 1896 (Purwokerto Timur - Pasar Wage - Sangkalputung - Sokaraja - Perusahaan Gula Kalibagor)
- Sokaraja - Purworeja Klampok sepanjang 16 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 2 Juli 1897 (Sokaraja - Banjarsari - Muntang - Karangkemuri - Kemangkon - Purworeja Klampok)
- Purworeja Klampok - Banjarnegara sepanjang 30 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 18 Mei 1898 (Purworeja Klampok - Gandulekor - Mandiraja - Purwonegoro - Gumiwang - Binorong - Mantrianom - Pucang - Wangon - Banjarnegara)
Tahap kedua
- Banjarsari - Purbalingga sepanjang 7 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 1 Juli 1900 (Banjarsari - Jompo - Kalimanah - Purbalingga)
Tahap ketiga
- Banjarnegara - Selokromo sepanjang 19 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 1 Mei 1916 (Banjarnegara - Sokanandi - Singomerto - Sigaluh - Prigi - Bandingan - Bojonegoro - Tunggoro - Selokromo)
- Selokromo - Wonosobo sepanjang 14 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 7 Juni 1917 (Selokromo - Krasak - Selomerto - Penawangan - Wonosobo)
Pranala luar
- (Belanda) Serajoedal Stoomtrammij, Genealogie van Cornelis Artzen van de KAMER (9 generaties).
- (Inggris) Indonesian Heritage Railway
- (Indonesia) Sisi Terang Kolonialisme Belanda di Banyumas Pengembangan Infrastruktur Transportasi - Era Transportasi Modern: Trem Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS)
- (Indonesia) www.banjoemas.com Weblog Banjoemas History Heritage Community |Jatmiko wicaksono
- Martens, C.L.J. Serajoedal Stoomtram Maatschappij. Batavia : ‘s-Gravenhage, 1897
- Reitsma, S.A. Eenige Bladzijden Indische: Spoorwegpolitiek. De Lijn in het Serajoedal. Tegal: J.D. Boer, 1915
- Inventaris van het archief van de Spoorwegen: Documentatie: Dienstregelingen, Verslagen Binnen- en Buitenlandse Spoorwegen, 1860-1951