Ai Qing
Ai Qing (Hanzi: 艾青; Pinyin: Aì Qīng; Wade–Giles: Ai Ch'ing; lahir sebagai Jiǎng Zhènghán (Hanzi: 蒋正涵; Pinyin: Jiǎng Zhènghán) dan bernama lain Jiǎng Hǎichéng (Hanzi: 蒋海澄; Pinyin: Jiǎng Hǎichéng); 27 Maret 1910 - 5 Mei 1996) adalah salah satu penyair Tiongkok terbaik. Dia dikenal juga dengan nama penanya Línbì (Hanzi: 林壁; Pinyin: Línbì), Kè'ā (Hanzi: 克阿; Pinyin: Kè'ā) dan Éjiā (Hanzi: 莪伽; Pinyin: Éjiā).[1]
Ai Qing | |
---|---|
Lahir | Jiang Zhenghan (蔣正涵) 27 Maret 1910 Desa Fantianjiang, Jinhua, provinsi Zhejiang, Tiongkok Dinasti Qing |
Meninggal | 5 Mei 1996 Beijing, Tiongkok | (umur 86)
Nama pena | Ejia (莪加) Ke'a (克阿) Linbi (林壁) |
Pekerjaan | penyair |
Kebangsaan | Tionghoa |
Kewarganegaraan | Tionghoa |
Periode | 1936-1986 |
Aliran sastra | Aliansi Seniman Kiri Tiongkok |
Karya terkenal | Bei Fang (北方) Dayanhe (大堰河) |
Penghargaan | Medali Sastra dan Seni Tertinggi Perancis (1985) |
Pasangan | Gao Ying |
Pasangan hidup | Zhang Zhuru (张竹茹) (1935-1936) Wei Ying (韦嫈) (1939-1955) Gao Ying (高瑛) (1956-1996) |
Anak | Anak perempuan: Ai Qingming (艾清明) Ai Meimei(艾梅梅) Anak laki-laki: Ai Duanwu (艾端午) Ai Xuan (艾轩) Ai Weiwei (艾未未) |
Biografi
Ai Qing lahir di desa Fantianjiang (贩田蒋), daerah Jinhua, di provinsi Zhejiang di bagian barat Tiongkok. Seorang peramal menyebutkan bahwa nasibnya buruk, dan ia diserahkan kepada seorang ibu susu miskin bernama Dayehe (大葉荷) untuk dirawat.[1] Setelah dewasa, Ai Qing menulis sebuah puisi berjudul Dayanhe——Ibu Saya untuk menggambarkan Dayehe (大叶荷); pada waktu itu, Ai Qing hanya mengetahui sebutan dialek Jinhua untuk dayehe, tidak mengenal Hanzi, sementara dalam dialek Jinhua, pelafalan Dayehe (大叶荷) berhomofon dengan Dayanhe (大堰河), yang pada akhirnya mengakibatkan kesalahan penulisan ini.[2]
Di tahun 1928, Ai Qing berhasil masuk ke Sekolah Seni Xihu di Hangzhou, jurusan lukis. Dari 1929 hingga 1932 dia belajar di Perancis. Setelah mempelajari karya-karya Renoir, puisi-puisi Mayakovsky dan penyair Belgia Emile Verhaeren, Ai Qing melanjutkan perhatiannya pada pemikiran Immanuel Kant dan Hegel.
Kembalinya ke Tiongkok dan penangkapan
Pada bulan Januari 1932, Ai Qing berangkat kembali ke negara Tiongkok. Di perjalanan, ia sempat menulis sebuah puisi berjudul Di Sana (Hanzi: 那边; Pinyin: Nà Biàn) yang merefleksikan kekhawatirannya tentang kondisi negara dan rakyat. Di Mei 1932 ia bergabung dalam Aliansi Seniman Kiri Tiongkok dan mendapat perhatian Lu Xun. Dua bulan kemudian, Ai Qing ditangkap oleh seorang mata-mata Partai Nasionalis Tiongkok. Ia kemudian dipenjara atas tuduhan makar dengan tuntutan waktu penjara 6 tahun.
Di penjara, Ai Qing menulis Suling Bambu (Hanzi: 芦笛; Pinyin: Lúdí), Malam Cerah (Hanzi: 透明的夜; Pinyin: Tòumíng de yè), Paris (Hanzi: 巴黎; Pinyin: Bālí), Marseille (Hanzi: 马赛; Pinyin: Mǎsài), dan juga Dayanhe——Ibu Saya (Hanzi: 大堰河——我的保姆; Pinyin: Dàyànhé——Wǒ de bǎomǔ) yang kemudian menjadi karya besarnya.[1] Di tahun 1934 ia menerbitkan Dayanhe dengan nama pena Ai Qing yang digunakan untuk pertama kalinya. Setelah dilepas dari penjara di tahun 1935, ia kemudian mengajar di Sekolah Guru Perempuan Wujin di Changzhou selama setengah tahun dan kemudian pergi ke Shanghai. Tahun 1936 di Shanghai, Ai Qing menerbitkan kumpulan puisi Dayanhe dengan bantuan finansial dari seorang teman.[1] Maret 1937 koran Tiānxià Rìbāo didirikan; ketua editornya, Zhong Dingwen, mengajak Ai Qing menjadi asisten editor.[3]
Di tahun 1937 pasca meletusnya Perang Sino Jepang 1937-1945, Ai Qing meninggalkan Shanghai dan berangkat ke Wuhan, Xi'an, dan Guilin, untuk membantu aktivitas resistensi Tiongkok melawan Jepang. Ia tiba di Chongqing di tahun 1940 dan langsung mengambil posisi mengajar di sebuah sekolah sastra. Pada musim semi tahun 1941 Peristiwa Wannan terjadi, dan Ai Qing pun lari ke Yan'an.[1]
Kehidupan di Yan'an
Ai Qing hidup di Yan'an dari bulan Maret 1941 hingga September 1945. Dua hari setelah membantu melawan Jepang di Yan'an, ia didatangi oleh Sekretaris Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok saat itu, Luo Fu, dan Ketua Departemen Propaganda Partai Komunis Tiongkok, Kai Feng, dan ditanyakan pandangannya mengenai kualitas kerja dan hidup di Yan'an. Pada waktu yang sama, Sekolah Seni dan Sastra Lu Xun dan Asosiasi Perlawanan Seniman Tiongkok baru dibuka dan hendak menawarkan posisi untuk Ai Qing. Ai Qing memilih Ding Ling untuk memimpin Asosiasi Perlawanan tersebut dan menolak memimpin Sekolah Seni dan Sastra Lu Xun.[4]
Di tahun 1939, Ai Qing menerbitkan karyanya berjudul Utara (Hanzi: 北方; Pinyin: Běi Fāng), kemudian di tahun 1945 ia kembali menerbitkan Menghadap Matahari (Hanzi: 向太阳; Pinyin: Xiàng Tàiyang), Obor (Hanzi: 火把; Pinyin: Huǒbǎ), Puisi Untuk Desa (Hanzi: 献给乡村的诗), dan 12 antologi puisi lainnya.[1]
Kehidupan di Republik Rakyat Tiongkok
Pada bulan September 1945, Ai Qing memimpin pergerakan divisi pekerja sastra Tiongkok utara meninggalkan Yan'an menuju Zhangjiakou. Januari 1949, ia menjadi perwakilan militer di Sekolah Khusus Seni Beiping; pada bulan Oktober di tahun yang sama, Ai Qing menjadi kepala redaksi majalah Sastra Rakyat. Ia menerbitkan kumpulan puisi Huanhuji (欢呼集) di tahun 1950; di musim gugur tahun yang sama, ia diwawancarai oleh Uni Soviet serta menerbitkan kumpulan puisinya Bintang Merah yang Bersinar (Hanzi: 宝石的红星; Pinyin: Bǎoshí de hóngxīng).
Keluarga
Ai Qing merupakan ayah dari seniman dan arsitek terkenal Ai Weiwei yang mendesain Stadium Nasional Beijing, dan seniman Ai Xuan.[5]
Nama pena
Di tahun 1933, ketika disiksa dan dipenjara oleh Partai Nasionalis Tiongkok dan menulis Dayanhe, Ai Qing hendak menulis namanya namun ia berhenti di komponen pertama, 艹, karena teringat akan kekesalannya pada pemimpin Partai Nasionalis Tiongkok, Chiang Kai-shek. Ia tidak menyukai memiliki nama keluarga yang sama dengannya (Jiang/Chiang) dan hanya menyilang sisa karakter tersebut dengan "X". Ini menjadi karakter 艾 dan karena nama aslinya, Hǎichéng berarti "air yang tenang", ia menggunakan warna hijau (青) untuk menggambarkan ketenangan lautan ("Ai Qing"; 艾青).
Karya
Karya-karya Ai Qing belum pernah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Karya-karya yang diterjemahkan ke bahasa Inggris
- Kuangye (1940; “Wildness”)
- Xiang taiyang (1940 “Toward the Sun”)
- Beifang (1942; “North”)
- Guilai de ge (1980; “Song of Returning”)
- Ai Qing quanji (“The Complete Works of Ai Qing”) in 1991.
Karya-karya dalam bahasa Perancis
- Le chant de la lumière «Guang de zange » 光 的 赞 歌, éditor, translator Ng Yok-Soon. Ed. les Cent fleurs, 1989
- De la poésie ; Du poète / Ai Qing « Shilun » 诗 论, translator Chantal Chen-Andro, Wang Zaiyuan, Ballouhey, Centre de recherche de l’Université de Paris VIII, 1982
- ''Poèmes / Ai Ts’ing, éditor, translator Catherine Vignal. Publications orientalistes de France, 1979.
- Le récif : poèmes et fables / Ai Qing, éditor, translator Ng Yok-Soon. Ed. les Cent fleurs, 1987[6]
Karya-karya dalam bahasa Inggris
- Eugene Chen Eoyang (ed), Selected Poems of Ai Qing, Indiana University Press, 1982
Antologi
- Edward Morin, Fang Dai, ed. (1990). The Red azalea: Chinese poetry since the Cultural Revolution. Translators Edward Morin, Fang Dai, Dennis Ding. University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-1320-8.
- Joseph S. M. Lau, Howard Goldblatt, ed. (2007). The Columbia anthology of modern Chinese literature. Columbia University Press. ISBN 978-0-231-13841-3.
Referensi
- ^ a b c d e f "艾青小传". China Network (中国网). Diakses tanggal 2010-03-26.
- ^ 公木 (1991). 新詩鑑賞辭典 (dalam bahasa 簡體中文). 上海: 上海辭書出版社. hlm. 366頁. ISBN 7-5326-0115-3.
“大堰河”這名字,小時候只是聽口音的,1973年我回家鄉,鄉親們談起這首詩時告訴我,“大堰河”其實是“大葉荷”的誤寫,我們家鄉的土音“大葉荷”和“大堰河”完全一樣。
- ^ (bahasa Mandarin)關國煊,與丁玲同被打成右派的詩人艾青,載 傳記文學69:2
- ^ 张立群,延安时期艾青的文人心态,粤海风2010年第2期
- ^ Lee Khoon Choy (2005). Pioneers of modern China: understanding the inscrutable Chinese. World Scientific. ISBN 978-981-256-618-8.
- ^ "Ouvrages de référence et étude thématique" (PDF). Diakses tanggal 2012-09-20.
Rujukan
- Chinese Writers on Writing featuring Ai Qing. Ed. Arthur Sze. (Trinity University Press, 2010).
- Nils Göran David Malmqvist, European Science Foundation, ed. (1989). A Selective Guide to Chinese Literature, 1900-1949: The poem. BRILL. ISBN 978-90-04-08960-0.
Pranala luar
- Columbia Encyclopedia
- Obituary (Prancis)
- asiaweek.com Obituary
- Ai Qing Museum