Pulau Selaru

pulau di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku
Revisi sejak 8 Oktober 2014 08.46 oleh Okierie (bicara | kontrib) (penambahan informasi (belum selesai))

Gambaran Umum8°11′02″S 130°57′43″E / 8.18389°S 130.96194°E / -8.18389; 130.96194

 
Wanita di desa Adaut di Pulau Selaru di masa Hindia Belanda

Pulau Selaru adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Timor dan berbatasan dengan negara Australia. Pulau Selaru ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, provinsi Maluku. Pulau ini berada di sebelah selatan dari Pulau Yamdena.

Pulau Selaru merupakan salah satu pulau terluar (perbatasan) yang terdapat di Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Di pulau ini terdapat titik dasar (TD) no. 106 dan titik referensi (TR) no. 106A. Luas wilayah total pulau ini adalah 3.667,86 km² yang meliputi luas daratan sebesar 353.87 km² dan luas laut untuk wilayah kelola Kabupaten (0-4 mil) sebesar 1.015,51 km² dan luas wilayah kelola Provinsi (4-12 mil) sebesar 2.298,48 km².

Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Selaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku. Secara geografis, pulau ini terletak di perairan Laut Arafura pada koordinat 08° 11’ 02’’ LS dan 130° 57’ 43’’ BT.

Pulau Selaru merupakan satu kecamatan tersendiri dari 10 kecamatan yang ada di Maluku Tenggara Barat, yang terdiri dari tujuh desa: Adaut, Namtabung, Kandar, Lingat, Werain, Fursuy, dan Eliasa. Desa Adaut merupakan Ibukota kecamatan Selaru. Desa-desa di Selaru terletak di pesisir pantai. Adaut merupakan desa yang terluas, 223,09 km² atau sekitar 27% dari luas kecamatan Selaru. Sementara itu, Werain merupakan desa dengan luas terkecil yaitu 82,63 km² atau sekitar 10% dari luas kecamatan Selaru. Dari tujuh desa yang ada, hanya Adaut yang tergolong maju, sedangkan enam desa lainnya masih tertinggal.

Kependudukan, Sosial Budaya dan Kelembagaan

Berdasarkan hasil pendataan adminstrasi wilayah Provinsi Maluku Tahun 2005 di wilayah P. Selaru terdapat 6 desa dengan total jumlah penduduk sebanyak 11.488 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.862 jiwa dan perempuan sebanyak 5.626 Jiwa.

Ekosistem dan Sumberdaya Hayati

Potensi Sumberdaya Pesisir dan Laut

Penggunaan lahan daratan pesisir di Pulau Selaru meliputi hutan primer, hutan sekunder, hutan pantai, semak dan alang-alang, belukar, ladang/tegalan, kebun campuran, tanah kosong, dan pemukiman. Luas pemukiman desa di Pulau Selaru 4,2103 km2, semak 4,84 km2, lahan kosong 4,80 km2, dan lain-lain (kebun campuran, ladang, tegalan dan hutan).

Pantai berbatu mencakup pantai tebing terjal, platform pantai, dan bongkahan batu karang juga merupakan lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Pada rataan pasut berpasir terdistribusi vegetasi lamun, algae dan berbagai biota yang berasosiasi dengannya, dengan penutupan lamun dan algae yang bervariasi. Agihan terumbu karang cukup luas di wilayah ini yakni 60,22 km2.

Pantai berbatu mencakup pantai tebing terjal, platform pantai, dan bongkahan batu karang juga merupakan lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Pada rataan pasut berpasir terdistribusi vegetasi lamun, algae dan berbagai biota yang berasosiasi dengannya, dengan penutupan lamun dan algae yang bervariasi. Agihan terumbu karang cukup luas di wilayah ini yakni 60,22 km2, Lamun 14,24 km2, Saaru 33,24 km2, rawa 5,48 km2 dan hutan mangrove 11,34 km2. Di luar zone pasang surut, yang merupakan perairan oseanis dimanfaatkan untuk penangkapan ikan dan budidaya perairan. Jenis penangkapan ikan meliputi penangkapan ikan pelagis, demersal dan karang, sedangkan jenis kegiatan budidaya mencakup budidaya ikan, rumput laut dan teripang.

Hutan Mangrove

Komunitas mangrove Desa Adaud Pulau Selaru terletak pada posisi 131o 06’965’’ dan 08o 08’227’’ dengan luas total sebesar 11.3371 km2. Kenampakan seca-ra visual di lapangan tumbuh pa-da substrat lumpur, lumpur ber-pasir bercampur patahan karang memiliki dasar perairan yang landai.  Jenis mangrove yang dijumpai dan lebih mendominasi adalah mangrove dari famili Rhisophoraceae sedangkan jenis-jenis yang ditemui adalah Rhizophora apiculata, R. mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Avicenia sp, presen penutupan lahan masing-masing adalah Anakan (24,59 %), Sapihan (45,9 %) Pohon (29,51 %).

Padang Lamun

Di Pulau Selaru, dijumpai enam spesies lamun diantaranya Thalassia hemprichii: Enhalus acoiroides; Halophyla ovata; Cymodocea rotundata; Halodule uninervis; Syringodium isoetifolium. Luasan tutupan lahan pada lokasi pengamatan sebesar 43.17 % tutupan lahan lamun.

Luas lamun wilayah Pulau Selaru mencapai 14.236 km2, sementara panjang total padang lamun mencapai 98.071 km dan lebar rata-rata 0.1452 km. Secara umum perkembangan lamun di Pulau Selaru cukup baik karena disokong oleh kondisi fisik-kimia perairan yang sangat mendukung.

Kerapatan lamun di Pulau Selaru berdasarkan hasil pengamatan ditemukan sebesar 230,29 tegakan/m2, dimana kerapatan tertinggi ditemukan pada jenis Cymodecea rotundata sebesar 42,67 tegakan/m2; dan terendah pada jenis Enhalus acoroides sebesar 21,33 tegakan/m2. Nilai kerapatan jenis yang ada berbanding terbalik dengan tingkat persen tutupan untuk beberapa jenis lamun yang dijumpai.

Terumbu Karang

Luas terumbu karang wilayah Pulau Selaru mencapai 60.2215 km2, sementara panjang total terumbu karang mencapai 299.6326 km dan lebar rata-rata 0.201 km. Secara umum perkembangan terumbu dan karang di Pulau Selaru cukup baik karena disokong oleh kondisi fisik-kimia perairan yang sangat menunjang perkembangan terumbu dan pertumbuhan karang.

Karang batu yang tumbuh dan tersebar pada areal terumbu perairan Pulau Selaru sebanyak 112 spesies 48 genera dan 16 famili. Karang batu famili Acroporidae dan Faviidae memiliki kekayaan spesies lebih tinggi dari famili karang yang lain. Kekayaan spesies karang batu di perairan Adaut (103 spesies) lebih tinggi dibanding lokasi Namtabung (83 spesies). Karang batu famili Acroporidae dan Faviidae memiliki kekayaan spesies lebih tinggi dari famili karang batu yang lain.

Komponen biotik yang menutupi dasar perairan di Pulau ini secara umum sangat tinggi dengan persen penutupan substrat sebesar 96,50%, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan komponen abiotik, maupun bila dilihat berdasarkan titik pengamatan.

Secara umum kondisi terumbu karang di Pulau ini berada pada kategori baik (Good) dengan persen penutupan sebesar 62,52%, tetapi bila dilihat berdasarkan titik pengamatan maka kondisi terumbu karang di Adaut sangat baik (Exellent) dengan persen penutupan sebesar 78,10% sedangkan di Namtabun berada pada kondisi kurang baik (Fair) dengan persen penutupan sebesar 46,94%. Kondisi terumbu karang dengan kategori kurang baik di Namtabun dipengaruhi oleh persen tutupan hewan-hewan laut lainnya (other faunas) yakni sebesar 43,94% yang mendekati persen tutupan karang batu terutama berasal dari karang lunak (soft coral). Sumbangan terbesar untuk penutupan karang batu di Pulau ini secara keseluruhan maupun berdasarkan titik pengamatan berasal dari karang Non Acropora.

Alga

Jenis makro algae pada perairan Pulau Selaru dijumpai sebanyak 17 spesies, yang da-pat diklasifikasikan ke dalam 10 genus, 7 famili, 5 ordo dan 3 devisi. Pengelompokannya dalam 3 devisi utama yaitu alga hijau (Chlorophyta) terdiri dari 3 spesies, alga coklat (Phaeophyta) yang terdiri dari 8 spesies dan alga merah (Rhodophyta) yang terdiri dari 6 spesies. Dari jenis jenis yang ditemukan tersebut, ada jenis-jenis yang memi-liki nilai ekonomis penting diantaranya adalah yang ber-asal dari genus Hypnea, Gracilaria, Eucheuma dan Caulerpa.

Ikan (Ikan Demersal, Ikan Karang dan Ikan Hias)

Pengambilan data ikan karang pada perairan pantai di Pulau Selaru dilakukan pada dua titik pengamatan yakni: Desa Adaut dan Desa Namtabun. Secara keseluruhan pada Pulau ini dijumpai sebanyak 143 spesies ikan yang tergolong ke dalam 74 genera dan 27 famili. Kelimpahan spesies ikan karang tertinggi dijumpai pada titik pengamatan di Adaut yakni sebanyak 136 spesies dan terendah dijumpai pada titik pengamatan di Namtabun yakni sebanyak 102 spesies.

Sumberdaya Non Hayati