Cabai habanero

varian cabai
Revisi sejak 7 Desember 2014 09.37 oleh 120.168.0.54 (bicara) (Fixed typo)

Cabai gendol atau cabai gendot (Capsicum chinense; dikenal pula dengan sebutan Habanero) adalah salah satu spesies cabai dari Capsicum. Cabai ini berasal dari semenanjung Yucatan. Cabai ini sangat pedas bahkan melebihi pedas cabai rawit. Tingkat kepedasan cabai habareno mencapai 100.000-350.000 skala Scoville. Di Indonesia, cabai jenis ini di Jawa Barat dinamakan cabai gendot atau cabai bendot, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan cabai gendol. Dinamakan cabai gendol karena bentuk cabai ini yang bengkak atau mengembung. Untuk penanaman di Pulau Jawa sendiri persebaran cabai ini sebatas perkebunan di sekitar Bandung dan di sekitar Dieng, Jawa Tengah.

Cabai gendol atau Habanero.

Penghasil cabai gendol yang terbesar di dunia adalah Meksiko, yang tumbuh di Yucatan, Campeche, dan Quintana Roo, meskipun ada perkebunan komersial di Belize, Kosta Rika, Texas dan California

Penanaman

Cabai gendol ini tumbuh di cuaca yang panas. Sama seperti cabai yang lain, cabai gendol tumbuh baik di area dengan mentari pagi dan di tanaha dengan kadar pH sekitar 5-6 (sedikit asam). Cabai gendol harus diberi air hanya jika dalam keadaan kering. Tanah dan akar yang terlalu basah akan membuat cabai terasa pahit.

Cabai gendol ini adalah tanaman berbunga abadi. Maknanya adalah dengan penanganan yang benar dan kondisi pertumbuhan, akan menghasilkan bunga (dan juga buah) dalam waktu yang lama. Semak-semak Cabai gendol adalah kandidat yang bagus untuk taman yang menggunakan kontainer. Meskipun dengan iklim sedang, Cabai gendol ini bisa diperlakukan secara tahunan. Mati pada musim dingin, dan diganti pada musim semi berikutnya. Dalam negara dengan iklim tropis dan subtropis, Cabai gendol, seperti cabai yang lain, akan memproduksi sepanjang tahun. Selama kondisinya baik, tanaman itu akan memproduksi buah terus menerus.

Sejarah

Jenis cabe chinense berasal dari daerah amazon, kemudian menyebar ke Meksiko. Polong cabe chinense utuh ditemukan melekat di tingkat pra keramik di Gua Guitarrero, Peru, yang memperlihatkan umur 8500 tahun. Spesies ini kemudian didomestikasi selama beribu tahun, seiring berkembangnya kemampuan petani dalam bercocok tanam. Mereka berhasil melakukan seleksi untuk menghasilkan keturunan yang lebih besar dan pedas, sehingga pada tahun 1000 SM, jenis cabai chinense ini telah terdomestikasi dan menyebar ke seluruh penjuru Amerika Selatan dan Tengah. Setelah Columbus sampai di Kepulauan Karibia pada tahun 1492, ia membawa berbagai jenis cabe ini ke Portugis dan akhirnya ikut menyebar ke Afrika.[1]

Kata Habanero sendiri diperkirakan berasal dari Kuba, yang bisa dilihat dari asal kata La Habana, yang dikenal sebagai Havana di masa kini, karena daerah ini banyak memperdagangkan Habanero. Cabe ini sejenis dengan Scotch bonnet pepper, yang meskipun polongnya berbeda jenis, namun masih masuk dalam spesies yang sama dan tingkat kepedasannya setara. Habanero banyak tumbuh di Semenanjung Yukatan, Meksiko, di mana cabe ini diperkirakan berasal. Walaupun diketahui bahwa cabe ini juga banyak tumbuh di daerah panas lainnya seperti Belize, Kosta Rika, di sebagian wilayah Amerika Serikat, dan Panama (dikenal dengan nama aji chombo). Setelah sampai di tangan Spanyol, jenis cabe ini semakin meluas ke seluruh dunia. Akibatnya taksonomis pada abad 18 mengira cabe ini berasal dari Cina dan menggolongkannya sebagai Capsicum chinense, atau cabe cina. [1]

Varian

Beberapa petani telah berusaha secara selektif untuk mengembangkan tananaman ini. Rata-rata cabai gendol memiliki tingkatan 200.000 hingga 300.000 pada skala Scoville.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b http://habaneromadness.com/history-of-the-habanero-pepper.html#.VIQUU9KUfTo History of The Habanero Pepper.] Diakses dari situs habaneromadness pada 7 Desember 2014