Patriotische Europäer gegen die Islamisierung des Abendlandes (PEGIDA, dalam bahasa Indonesia "Orang Eropa Patriotik Melawan Islamisasi Barat") adalah pergerakan politik yang berbasis di Dresden, Jerman. Semenjak Oktober 2014, PEGIDA telah mengadakan demonstrasi melawan "Islamisasi Eropa" dan fundamentalisme Islam setiap hari Senin.

Menurut Der Spiegel, pendiri PEGIDA Lutz Bachmann mengatakan bahwa pendorong pergerakan ini adalah unjuk rasa pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) melawan ISIS.[1][2] Reaksi pertama Bachmann adalah dengan mendirikan kelompok Facebook yang menentang pengiriman senjata kepada PKK.[3] Demonstrasi pertama diadakan pada Oktober 2014, dan jumlah partisipannya bertambah hingga kurang lebih 10.000 orang pada 8 Desember 2014.[4][5] Kelompok sejenis PEGIDA pun bermunculan di kota-kota lain di Jerman, seperti LEGIDA di Leipzig, BOGIDA di Bonn, dan DAGIDA di Darmstadt.[4] Selama demonstrasi mingguan, PEGIDA membawa spanduk seperti "demi pelestarian budaya kita", "melawan fanatisme religius", dan "melawan perang agama di tanah Jerman".[6]

Para komentator mengaitkan keberhasilan PEGIDA dengan ketidakpuasan warga Jerman terhadap kebijakan imigrasi Eropa.[7] Berdasarkan jajak pendapat yang diadakan oleh Forsa Institute terhadap 1.006 orang, 13% responden menyatakan mereka akan menghadiri gerakan anti-Islam dan 29% menganggap gerakan tersebut dapat dijustifikasi karena pengaruh Islam terhadap kehidupan di Jerman.[8] Jajak pendapat oleh Spiegel juga memperoleh hasil serupa, dengan 34% responden menyatakan setuju dengan demonstran PEGIDA bahwa pengaruh Islam di Jerman terus bertambah.[3]

Tanggapan

Beberapa demonstrasi menentang PEGIDA di beberapa kota di Jerman dihadiri oleh sekitar 12.000 demonstran pada Desember 2014.[9][7] Katedral Köln bahkan mematikan lampunya pada sore tanggal 5 Januari sebagai lambang penolakan terhadap PEGIDA.[10] Kanselir Jerman Angela Merkel juga secara terbuka menentang PEGIDA.[4]

Catatan kaki

  1. ^ "New demonstration stage in Europe". Youtube (dalam bahasa German). Ynterstella Creative Commons. Diakses tanggal 5 January 2015. 
  2. ^ "KURDEN DEMO DRESDEN". Youtube (dalam bahasa German). Lutz Bachmann. Diakses tanggal 5 January 2015. 
  3. ^ a b SPIEGEL Staff (December 21, 2014). "The End of Tolerance? Anti-Muslim Movement Rattles Germany". Der Spiegel. Diakses tanggal 3 January 2015. 
  4. ^ a b c Kirschbaum, Erik (16 December 2014). "Patriotic Europeans Against the Islamisation of the West quickly gathering support in Germany". Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 16 December 2014. 
  5. ^ Smale, Alison (7 December 2014). "In German City Rich With History and Tragedy, Tide Rises Against Immigration". New York Times. Diakses tanggal 16 December 2014. 
  6. ^ Stute, Dennis (7 December 2014). "Anti-Islamist protests with right-wing ties expand in Germany". Deutsche Welle. Diakses tanggal 9 December 2014. 
  7. ^ a b von Altenbockum, Jasper (19 December 2014). "Politisch heimatlos". Frankfurter Allgemeine Zeitung (dalam bahasa German). Diakses tanggal 18 December 2014.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "FAZ" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  8. ^ "One in 8 Germans would join anti-Muslim marches: poll". Der Spiegel. 1 January 2015. Diakses tanggal 5 January 2015. 
  9. ^ Björn Hengst und Christoph Sydow (23 December 2014). "Anti-Pegida-Demos: Der Widerstand wächst". Der Spiegel (dalam bahasa German). 
  10. ^ "Cologne Cathedral to turn out the lights in protest at anti-Muslim march". Reuters. 2 January 2015. Diakses tanggal 3 January 2015. 

Pranala luar