7 Manusia Harimau (seri televisi)
7 Manusia Harimau adalah sinetron produksi SinemArt yang ditayangkan RCTI. Sinetron ini diangkat dari serial novel Tujuh Manusia Harimau karya Motinggo Boesje. Pada tahun 1986, jilid pertama dari novel tersebut telah diadaptasi menjadi film 7 Manusia Harimau.
7 Manusia Harimau | |
---|---|
Berkas:7 Manusia Harimau.png | |
Genre | Drama Legenda Laga |
Pembuat | SinemArt |
Ditulis oleh | Imam Tantowi |
Sutradara | Karsono Hadi |
Pemeran | Samuel Zylgwyn Ochi Rosdiana Syahnaz Sadiqah Willy Dozan Adjie Pangestu Boy Hamzah Ammar Zoni Sigit Hardadi Juan Christian |
Penggubah lagu tema | Purwacaraka |
Lagu pembuka | Rasa Ini Indah - Utopia |
Lagu penutup | Rasa Ini Indah - Utopia |
Penata musik | Tommy "Utopia" Syahdan Arie SW |
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Indonesia |
Jmlh. episode | 73 (13 Januari 2015) |
Produksi | |
Produser eksekutif | Elly Yanti Noor |
Produser | Leo Sutanto |
Lokasi produksi | Jakarta Bengkulu |
Penyunting | Heru Hendriyarto |
Durasi | 60 menit per episode |
Rumah produksi | SinemArt Production |
Rilis asli | |
Jaringan | RCTI |
Format gambar | (SDTV) (480i) |
Format audio | Stereo Dolby Digital 5.1 |
Sinetron ini ditayangkan RCTI setiap hari mulai pukul 20:45 WIB.
Gumara adalah seorang guru yang minta ke dinas untuk dipindahkan ke sebuah desa di Bengkulu. Saat di Kecamatan Kayu Lima, ia merasakan udara dan alam yang cocok dengan habitatnya. Menurut neneknya, itu adalah tempat lahir ayahnya yang bernama Peto Alam. Dikarenakan terancam, ibu beserta neneknya membawanya lari dari Desa Kumayan yang merupakan sebuah desa di Kecamatan Kayu Lima yang selalu diliputi kabut, kabut pegunungan yang sekaligus kabut misteri yang sulit diterima logika. Penduduk desa tetangga Kumayan memberi julukan yang sangat menyeramkan bagi desa itu, yaitu "gudang ilmu hitam". Di sana bersemayam para manusia yang memiliki ilmu harimau yang sebenarnya untuk menjaga kebun kopi mereka yang luas dari gangguan pencuri yang takut kalau melihat harimau. Ayah dan ibunya adalah keturunan ketiga manusia harimau, dan ia merupakan keturunan keempat. Ia menganggap itu hanyalah mitos belaka.
Sesampai bus yang mengantarnya, lingkungan sekitar sudah sepi. Di saat sedang berjalan-jalan, ia ditemui Yunus yang mengendarai sepeda motor. Yunus merupakan pesuruh sekolah tempatnya akan bertugas, dan mengantarnya ke rumah dinas. Belum lama sesampainya di rumah dinasnya, ia menanyakan rumah Lebai Karat kepada Yunus. Dari pesuruh sekolah itu, ia mendapatkan informasi tentang Desa Kumayan. Pada saat itu, seseorang menguping dari balik jendela rumah.
Tidak terlalu lama setelah Yunus pergi, tiba-tiba ia mendengar suara harimau dan melihat seekor harimau yang besar menyelinap masuk ke dalam semak-semak di samping rumah dinasnya. Kejadian itu membuatnya penasaran, diambilnya senter dan ia keluar rumah. Beberapa cobaan ia temui dalam perjalanan, dari seorang gadis yang meminta pertolongan, hingga pertemuannya dengan Humbalang yang juga ternyata keturunan manusia harimau. Ternyata Lebai Karat tidak menyukai kehadiran dirinya, bahkan sempat akan menyerangnya. Untungnya anak gadis Lebai Karat yang bernama Karina langsung mengingatkan Lebai Karat. Gumara langsung pulang dengan perasaan kaget dan sedikit takut.
Banyak hal-hal baru yang Gumara temui di lingkungan barunya, mulai dari gangguan di rumahnya, bahkan ia pun sempat harus masuk penjara karena dituduh membunuh, kena teluh, sampai menjadi perhatian para keturunan manusia harimau lainnya seperti Lebai Karat, Putih Kelabu, Rajo Langit, dan Humbalang. Mereka mulai mencurigai bahwa Gumara adalah manusia harimau ketujuh yang selama ini mereka tunggu untuk menyempurnakan kelompok mereka. Gerak-gerik Gumara sangat diperhatikan, karena jika ia menolak kelompok tersebut maka nyawanya bisa terancam. Tidak hanya itu, Gumara juga harus dihadapkan kepada dua gadis cantik, Karina dan Pita Loka. Mereka keturunan manusia harimau, maka keduanya memiliki kesaktian dan pintar. Mereka berdua juga bersekolah di tempat Gumara mengajar.
Gumara terlibat lebih dalam di lingkungan Kumayan. Awalnya ia hanya ingin menjadi guru yang mengajar fisika dan matematika serta mengenal sejarah hidup silsilah keluarganya, tetapi ternyata kehadirannya di Desa Kumayan menimbulkan kemelut yang berkelanjutan.
Daftar pemeran
Pemeran | Peran |
---|---|
Samuel Zylgwyn | Gumara Peto Alam |
Ochi Rosdiana | Pita Loka |
Syahnaz Sadiqah | Karina |
Boy Hamzah | Humbalang |
Ammar Zoni | Rajo Langit |
Adjie Pangestu | Lebai Karat |
Willy Dozan | Harimau Tunggal |
Sigit Hardadi | Putih Kelabu |
Juan Christian | Limbubu |
Amoroso Katamsi | Jamhur (kepala sekolah) |
Ranty Maria | Ratna |
Leon Dozan | Arsya |
Ichal Muhammad | Rifai Paliki |
Aura Nabilla Izzathi | Farah |
Wina Zulfiana | Puyang Tunggal |
Shaheila Gianetti | Lolita |
Meriam Bellina | Ratu Hacinda |
Aldisar Syafar | Yunus |
Ratu Dewi Imasy | Ibunya Gumara |
Connie Sutedja | Neneknya Gumara |
Chandra Sundawa | Badrul |
Cut Meyriska | Putri Semidang Rindu |
Wike Afiyanti | Tudung Merah |
Perbedaan dengan versi novel dan film
Berikut ini beberapa perbedaannya dengan novel Tujuh Manusia Harimau dan film 7 Manusia Harimau:
- Latar yang digunakan dalam cerita sinetron ini adalah Bengkulu.
- Ada beberapa tokoh utama yang namanya diubah untuk penyesuaian yang bertujuan untuk unsur estetika, misalnya Harwati diganti dengan Karina, Lading Ganda diubah menjadi Rajo Langit, dan beberapa penamaan tokoh lainnya.
- Istilah dan bahasa yang digunakan di sinetron diselipkan kosakata dan dialek dari bahasa daerah yang lazim digunakan di daerah-daerah Bengkulu seperti yang biasa digunakan penutur bahasa Melayu Tengah dan bahasa Rejang.
- Inyik dijadikan istilah untuk menyebutkan harimau jadi-jadian. Istilah ini tidak ditemukan pada versi novel dan film.
- Kitab Tujuh menggunakan aksara Kaganga yang merupakan aksara khas suku Rejang.
- Kisah dalam versi sinetron memiliki kesamaan dengan legenda tentang suku Rejang yang memang dilegendakan bahwa leluhurnya adalah kaum harimau jadi-jadian. Kisah yang disuguhkan juga memiliki kesamaan dengan sejarah konflik suku Rejang dengan suku-suku bangsa terdekat lainnya. Legenda ini masih dipercaya dan nyata sesuai dengan sejarah yang ada di kalangan suku Rejang dan suku Serawai.
- kostum yang di gunakan juga modern berbeda dengan yang ada di Novel