Amoroso Katamsi
Amoroso Katamsi (21 Oktober 1940 – 17 April 2018) adalah seorang pemeran berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal lewat film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI yang dibuat pada tahun 1984 yang disutradarai oleh Arifin C. Noer[1] dan melalui film Djakarta 1966 didukung oleh Umar Kayam dengan sutradara yang sama.[2] Ia juga pernah menjadi ketua PARFI.[3][4] Amoroso Katamsi adalah suami dari penyanyi seriosa Indonesia, Pranawengrum Katamsi serta ayah dari Aning Katamsi yang juga penyanyi seriosa, dan Doddy Katamsi, vokalis band rock Elpamas.
Amoroso Katamsi | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Amoroso Katamsi 21 Oktober 1940 Batavia, Hindia Belanda |
Meninggal | 17 April 2018 Jakarta, Indonesia | (umur 77)
Suami/istri | (Almh.) Pranawengrum Katamsi (1967–2006) |
Anak |
|
Almamater | Universitas Gadjah Mada |
Pekerjaan | Pemeran |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Laut |
Pangkat | Laksamana Pertama TNI |
Sunting kotak info • L • B |
Amoroso menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 17 April 2018 pukul 01.40 WIB di RSAL Dr. Mintohardjo, Jakarta.[5]
Biografi
suntingAmoroso lahir di Batavia, Hindia Belanda pada 21 Oktober 1940. Ia pindah ke Magelang saat berusia empat tahun. Ayahnya gemar bermain biola, bisa jadi inilah yang membentuk dasar berkesenian di kemudian hari. Masa kecil hingga remaja, dihabiskan dengan menari, bersandiwara dan menyanyi. Sahabatnya, Kris Biantoro mengajaknya bermain band, dan ia menjadi vokalisnya.[6]
Saat ia masih duduk di bangku SMP, neneknya meninggal akibat operasi yang dilakukan gagal. Ia terpukul, lalu ia bertekad menjadi dokter.[7] Selepas lulus SMA, ia ke Yogyakarta untuk melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Di Yogyakarta, ia sering ikut sandiwara radio RRI Yogyakarta. Sembari kuliah, ia tak meninggalkan kegemarannya berdeklamasi. Dalam sebuah lomba deklamasi di mana W.S. Rendra menjadi jurinya, Rendra tertarik dengan penampilannya dan mengajaknya bermain drama bersama kelompok Studi Drama Jogja, dan di grup inilah ia bertemu dengan Arifin C. Noer.
Amoroso bertemu dengan Pranawengrum, penyanyi seriosa yang kelak menjadi istrinya, dalam sebuah perjalanan kereta api dari Banyuwangi, Jawa Timur menuju acara Pekan Kesenian Mahasiswa di Denpasar, Bali. Mereka menikah pada tahun kelima kuliahnya, ketika ia bergelar doktorandus, padahal masih diperlukan dua tahun lagi ia meraih gelar dokter. Pernikahan mereka dipercepat karena calon ibu mertuanya meninggal.
Tiga bulan setelah pernikahan, ia melayangkan permohonan beasiswa ke berbagai instansi. Angkatan Laut Republik Indonesia memberikan jawaban pertama, maka diterima dan diangkatlah ia menjadi perwira berpangkat Letnan, statusnya perwira tugas belajar hingga lulus sebagai dokter.[8]
Karier
suntingKarier akting
suntingSempat menjadi dokter di Cilacap, Jawa Tengah, setelah menetap di Jakarta, ia bertemu lagi dengan Arifin C. Noer. Karena aktif di atas panggung teater bersama kelompok Teater Kecil pimpinan Arifin C. Noer dan tampil di layar lebar sejak bemain dalam film Menanti Kelahiran (1976), ia dikenal secara luas sebagai seorang perwira militer yang aktif berteater.
Saat Arifin C. Noer membuat film Pengkhianatan G30S/PKI, ia pun ikut terjun dan memerankan tokoh Soeharto.[9][10] Dalam mempersiapkan diri, ia yang waktu itu berpangkat Letnan Kolonel, berkesempatan sehari bersama Soeharto di peternakan Tapos, Bogor, Jawa Barat.[11] Observasi dilakukan sedetail mungkin agar bisa memerankan Soeharto sebaik-baiknya.[12] Dua kali masuk nominasi FFI, sebagai aktor utama dalam Serangan Fajar (1981) pada Festival Film Indonesia 1982, dan sebagai aktor utama dalam Pengkhianatan G30S/PKI (1983) pada Festival Film Indonesia 1984.[13]
Amoroso diangkat menjadi direktur Perusahaan Film Negara pada tahun 1990 oleh Presiden Soeharto. Jabatan tersebut diembannya selama delapan tahun dengan kerja keras dan tegas untuk menyehatkan perusahaan. Ayah dari Ratna, Doddy dan Aning yang semuanya terjun ke dunia musik ini, pernah menjadi Sekretaris Dewan Juri Film Cerita pada Festival Film Indonesia 1990 sampai dengan tahun Festival Film Indonesia 1992, serta Ketua Dewan Juri Sinetron Cerita pada Festival Sinetron Indonesia 1995. Ia juga ikut bermain dalam sinetron Ageng (1997).
Pensiun dari Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Laksamana Pertama, ia tidak pernah kehilangan kesibukan. Di ranah pendidikan, ia dipercaya menjadi Pembantu Rektor Institut Kesenian Jakarta dan Universitas Islam As-Syafiiyah. Di ranah kedokteran ia ditunjuk sebuah rumah sakit di Cilacap, Jawa Tengah, dan membuat grup teater yang latihannya Subuh karena malam hari buka praktek dokter. Sempat menjadi pengurus teras Gerakan Kwartir Nasional Pramuka.[14] Ia merasa kehilangan kesibukan setalah tugasnya di ke-Pramuka-an berakhir. Waktunya diisi dengan sesekali syuting sinetron dan seminggu sekali mengajar di Program Studi Teater, Fakultas Seni Pertunjukan – Institut Kesenian Jakarta.
Kematian
suntingAmoroso meninggal dunia di RSAL Dr. Mintohardjo, Jakarta pada Selasa 17 April 2018 pukul 01.40 WIB. Menurut putri Amoroso, Aning dan Ratna Katamsi, kesehatan sang ayah memang menurun sejak awal tahun ini.[15] Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka Jalan Kamper No. 9, Kompleks AL Pangkalan Jati, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Setelah disholatkan di Masjid Imam Bonjol Pangkalan Jati, jenazah dimakamkan di TPU Pondok Labu, Jakarta Selatan.[16]
Filmografi
suntingFilm
suntingTahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1976 | Cinta Abadi | ||
Menanti Kelahiran | |||
1977 | Terminal Cinta | Anton | |
Cinta Putih | |||
1979 | Buah Terlarang | ||
1981 | Serangan Fajar | Romo | |
Puteri Seorang Jenderal | |||
1982 | Djakarta 1966 | Soeharto | Dokumenter |
Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI | |||
Perkawinan 83 | |||
Pasukan Berani Mati | |||
1985 | Ratu Sakti Calon Arang | Empu Baradah | |
Bisikan Setan | |||
Bila Saatnya Tiba | |||
1994 | Pergaulan | ||
2010 | Dalam Mihrab Cinta | Ayah Kyai Miftah | |
2012 | Cinta Suci Zahrana | Pak Munajat | |
2015 | Di Balik 98 | Soeharto |
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1992 | Surat untuk Bidadari | Sebagai produser |
Sinetron
sunting- Si Doel Anak Sekolahan (1997)
- Hidayah (2005)
- Di Atas Sajadah Cinta (2006)
- Hingga Akhir Waktu (2008)
- Anak Durhaka (2015)
- Tukang Bubur Naik Haji the Series (2013)
- Orang-Orang Kampung Duku (2017)
- Tuhan Beri Kami Cinta (2017)
Penghargaan dan nominasi
suntingPenghargaan | Tahun | Kategori | Karya yang dinominasikan | Hasil |
---|---|---|---|---|
Festival Film Indonesia | 1982 | Pemeran Pendukung Pria Terbaik | Serangan Fajar | Nominasi |
1984 | Pemeran Utama Pria Terbaik | Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI | Nominasi | |
Indonesian Movie Actors Awards | 2018 | Penerima |
Referensi
sunting- ^ Tempo 2012, Proses Arifin C. Noer.
- ^ Filmindonesia.or.id, Djakarta 1966.
- ^ "Profil di Pusat Dokumentasi Seni Bidang Film". PNRI. 31 Agustus 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-14. Diakses tanggal 20 Mei 2017.
- ^ "Amoroso Katamsi". Film Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-17. Diakses tanggal 20 Mei 2017.
- ^ Kodrati, Finalia (17 April 2018). "Amoroso Katamsi, Pemeran Presiden Soeharto Meninggal Dunia". VIVA.co.id. Diakses tanggal 17 April 2018.
- ^ "Profil Amoroso Katamsi". M2 Indonesia. Diakses tanggal 17 April 2018.
- ^ Mutiara, Dian Anditya (17 April 2018). "Amoroso Katamsi Bertekad Jadi Dokter karena Neneknya". Tribunnews.com. Diakses tanggal 17 April 2018.
- ^ Prasasti, Giovani Dio (17 April 2018). Suro, Dyah Puspita Wisnuwardani, Ezri Tri, ed. "Amoroso Katamsi, Pemeran Pak Harto yang Juga Dokter dan TNI AL". Liputan6.com. Diakses tanggal 17 April 2018.
- ^ Fathiyah 2012, Film Pengkhianatan G30S/PKI.
- ^ Afrisia, Rizky Sekar (19 September 2017). "'Soeharto' yang Melekat pada Amoroso Katamsi sejak Film PKI". CNN Indonesia. Diakses tanggal 17 April 2018.
- ^ Tempo 2012, 3 Pemeran Sentral.
- ^ Prasetyo, Eko (23 Desember 2012). "Pengakuan Amoroso". Kompasiana. Diakses tanggal 17 April 2018.
- ^ Filmindonesia.or.id, Penghargaan.
- ^ Candraditya, Vincentius Jyestha (17 April 2018). Johnson Simanjuntak, Johnson, ed. "Ketua Kwarnas Pramuka Kenang Amoroso Katamsi sebagai Sosok yang Baik Hati". Tribunnews.com. Diakses tanggal 17 April 2018.
- ^ Puspasari, Desi (17 April 2018). "Penjelasan Anak soal Penyakit yang Diidap Amoroso Katamsi". detikcom. Diakses tanggal 17 April 2018.
- ^ Nugraha (17 April 2018). "Amoroso Katamsi Dimakamkan Siang Ini". detikcom. Diakses tanggal 17 April 2018.
Bacaan lebih lanjut
sunting- "3 Pemeran Sentral di Film Pengkhianatan G30S/PKI". Tempo.co. 29 September 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-25. Diakses tanggal 25 Desember 2012.
- "Djakarta 1966". filmindonesia.or.id (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Yayasan Konfidan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-26. Diakses tanggal 25 Desember 2012.
- Fathiyah, Alia (29 September 2012). "Film Pengkhianatan G30S/PKI di Mata Para Pemeran". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-25. Diakses tanggal 25 Desember 2012.
- "Penghargaan Pengkhianatan G-30-S PKI". filmindonesia.or.id (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Yayasan Konfidan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-25. Diakses tanggal 25 Desember 2012.
- "'Pengkhianatan G30S/PKI' Pecahkan Rekor Penonton DKI". Kompas (dalam bahasa Indonesia). 31 Desember 1984. hlm. III.
- "Proses Arifin C. Noer Bikin Pengkhianatan G30S/PKI". Tempo.co. 29 September 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-25. Diakses tanggal 25 Desember 2012.
- "Serangan Fajar". filmindonesia.or.id (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Yayasan Konfidan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-25. Diakses tanggal 25 Desember 2012.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com